Friday, June 14, 2024

Sinopsis "Tempe: Kumpulan Fakta Menarik Berdasarkan Penelitian" Bahasa Indonesia

 Tempe: Kumpulan Fakta Menarik Berdasarkan Penelitian
by: F. G. Winarno, Wida Winarno, A. Driando Ahnan Winarno

Tempe dan padi, yang merupakan penelitian pelajar Tanah Air, sukses diterbangkan NASA melalui roket Atlas V dari Cape Canaveral, Florida, menuju orbit pada ketinggina sekitar 400 kilometer pada 23 Maret 2016.

Perhimpunan-perhimpunan yang ada di Indonesia: Akadrmi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN Indonesia), Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) atau The Indonesian Association of Food Technologist (IAFT), Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI), dan Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI).

Tempe adalah produk pangan yang terbuat dari kedelai. Sejarah tempe memang belum diketahii secara pasti, namun telah disebutkan dalam Serat Centhini (1814). Di Indonesia, tempe merupakan komponen makanan yang rutin disajikan pada berbagai menu masakanm terutama di Jawa dan Bali. Pengolhannya pun dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti digoreng, direbus, dikukus, dipanggang, atau diolah menjadi berbagai jenis masakan. Tempe juga telah menjadi panganan pilihan masa depan, khususnua bagi para vegan.

Tempe merupakan salah satu makanan tradisional asli Indonesia yang sangat populer dan dikonsumsi oleh lebih dari separuh penduduk Indonesia, dengan rata-rata konsumsi 19,1 g/kap/hari atau 7kg/kwp/thn. Salah satu keunikah tempe adalah kaya akan isoflavon dan satu-satunya pangan nabayi yang mengandung vitamin B12. Tempe bahkan memiliki komposisi gizi dan non-gizi yang lebih.baik dibanding kedelai.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tempe memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, yaitu sebagai antidiare, bermanfaat bagi pertumbuhan anak, bermanfaat mencegah hiperkolesterol, berpotensi mencegah hiperglikemia, dan memperlambat penurunan estrogen bagi wanita.

Sebelum menjadi tempe, kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe telqh mengalami proses perendaman dan pengupasan serta perebusan, kemudian inokulasi dengan laru tempe/usar, atau kultur bibit tempe yang terutama terdiri dari Rhizopus oligosporus. Menurut Saono et al. (1986), variasi metode pengolahan tempe terbagi menjadi tujuh metode, dengan tiga metode utama; Yogyakarta, Pekalongan, dan Malang. Berikut tahapan pembuatan tempe; pencucian dan pembersihan, pengupasan, perendaman, perebusan, penirisan, pendinginan, dan pengeringan, diikuti dengan penyiapan laru, inokulasi, pengemasan, dan inkubasi.

Semua tempe yang diproduksi secara komersial di Indonesia melalui fermentasi polimikrobial. Faktor yang membedakan tempe dengan kedelai rebus atau tempe asal mancanegara adalah kandungan jasad renik atau mikroorganismenya. Pengolahan tempe harus dilakukan dengan menerapkan cara produksi pangan yang baik, sesuai peraturan menteri perindustrian no 75/M-IND/PER/7/2010.

Kandungan mikrobiom, baik yang hidup maupun yang telah mati, serta kandungan karbohidrat dalam tempe membuay jenis pangan ini dapat berfungsi sebagai prebiotik, probiotik, juga paraprobiotik. Keberadaan karbohidray dalam kedelai memiliki peran penting bagi proses modulasi/pengaruh terhadap komposisi mikrobiota usus.

Tempe adalah kekayaan unik Indonesia yang menyimpan beragam potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan, obat, dan bioprospeksi agroindustri. Dari itu, diperlukan adanya standar tempe international, institusi khusus pengembangan riset dan teknologi tempe, juga museum tempe.

Karena alasan-alasan yang telah diterangkan tersebut, PATPI, PERMI, PERGIZI PANGAN, dan KBI, mendukung KIR AIPI (Akademi Ilmi Pengetahuan Indonesia) untuk mendeklarasikan bahwa: tempe merupakan bahan pangan terfermentasi tradisional asal Indonesia (abad ke-18 Mataram), baik dikembangkan dan digunakan sebagai bahan makanan pendampinh air susu ibu (MPASI), penting untuk menderikan pusat penelitian tempe dunia di Indonesia, dan baik agar pemerintaj memprakarsai museum tempe.


Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.


0 comments:

Post a Comment

 
;