Meditations
by: Marcus
Aurelius
Dari
kakekku, aku belajar tentang kesopanan. Dari ayahku, aku belajar tentang
kerendahan hati. Dari ibuku, aku belajar tentang kesederhanaan hidup. Dari
kakek buyutku, aku belajar dari guru terbaik. Dari guruku, aku belajar untuk
tidak berpihak. Dari Diognetus, aku belajar menghindari hal-hal remeh. Dari
Rusticus, aku belajar menempa karakterku. Dari Apollonius, aku belajar untuk
memandang tanpa berpaling. Dari Sextus, aku belajar tentang welas asih. Dari
Alexander, aku belajar menahan diri. Dari Fronto, aku belajar kemunafikan
seorang tiran. Dari Alexander sang Platonis, aku belajar untuk tidak
mengabaikan orang-orang terdekatku. Dari Catulus, aku belajar menerima kritik.
Dari Severus, aku belajar untuk mencintai kebenaran dan keadilan. Dari Maximus,
aku belajar bagaimana mengelola diriku sendiri. Dari ayah angkatku, aku belajar
tentang ketenangan dan kepatuhan tak tergoyahkan terhadap hal-hal yang
diyakini. Beliau mampu menahan diri sekaligus menikmati hal-hal yang lazimnya
menjadi kelemahan banyak orang. Aku bersyukur kepada Para Dewa yang telah
memberkahi diriku.
Awali
hari dengan mengatakan pada dirimu sendiri: “Kita semua terlahir untuk bekerja
sama, melawan satu sama lain adalah hal yang bertentangan dengan alam.” Oh
jiwaku, janganlah kau melakukan perbuatan yang menyakiti diri sendiri, janganlah
kau biarkan kebahagiaanmu bergantung pada orang lain. Mereka yang gagal
memperhatikan jiwa mereka sendiri, sudah pasti tidak bahagia. Kau bisa saja
meninggalkan hidup ini saat ini juga, maka aturlah segala hal yang kaulakukan
dan pikirkan dengan baik. Jika seseorang tidak memiliki sesuatu, bagaimana ia
bisa kehilangan sesuatu?! Dan jiwa seseorang menusia melukai dirinya sendiri.
Terima apa pun yang terjadi, semua itu tertulis dalam suratan takdir.
Kita
harus memperhitungkan bahwa hidup kita berkurang setiap harinya. Kita juga
mengamati bahwa segala sesuatu yang terjadi berkat anugerah alam mengandung
sesuatu yang menyenangkan sekaligus menarik. Jangan menyia-nyiakan sisa hidupmu
untuk memikirkan orang lain, kecuali terkait dengan hal-hal yang menjadi
kebaikan bersama. Tugasmu adalah berdiri tegak dengan kemampuan sendiri, bukan
ditegakkan oleh orang lain. Seseorang yang mengutamakan pikiran dan
keilahiannya sendiri, tidak berdrama seolah dirinya korban, ia menjalani hidup
dengan sikap tidak mengajar atau pun menghindar. Ingatkan dirimu bahwa setiap
orang hidup hanya di masa kini, sisanya hanyalah kehidupan masa lalu atau masa
depan yang tak pasti. Jika kau focus menjaga bagian dari dirimu yang ilahiah
tetap murni, maka kau akan hidup bahagia, dengan pemusatan perhatian pada
ikatan yang saling menyatukan antara yang ilahiah dengan yang manusiawi.
Karakteristik dari seorang yang baik adalah memiliki rasa senang dan puas terhadap
apa pun yang terjadi.
Tak
ada tempat yang lebih tenang daripada saat seorang manusia masuk ke dalam
jiwanya sendiri. Alam semesta adalah perubahan: hidup adalah persepsi. Hapus
persepsi yang kaumiliki, dan dengan demikian kau telah menghilangkan keluhan,
“Aku disakiti.” Selama kau masih diberkahi hidup, selagi kau masih punya
kemampuan, jadilah orang yang baik. Dalam setiap peristiwa, tanyakan pada
dirinya sendiri: “Apakah ini sesuatu yang penting atau tidak?” dan jangan
merepotkan diri sendiri, buatlah dirimu tetap sederhana. Jalani sisa hidup mu
seperti seseorang yang telah memercayakan seluruh jiwanya kepada Yang Ilahi,
jangan biarkan dirimu menjadi tiran maupun budak bagi manusia mana pun.
Lakukanlah apa yang selaras dengan tatanan kehidupan alami, berpegang erat
padanya, dan merasa puas terhadapnya. Jadi, sebenarnya apakah yang di maksud
dengan kenangan yang abadi? Tak lain merupakan kehampaan belaka. Maka, lewati
ruang dalam perjalanan waktu yang singkat ini dengan menyelaraskan diri dengan
alam semesta, dengan berkata-kata dan bertindak sesuai dengan akal sehat.
Di
waktu pagi, ketika kau enggan bangun, pikirkan: “Aku bangun tidur untuk
berkarya sebagai seorang manusia.” Ikutilah kodratmu sendiri dan kodrat
universal: keduanya memiliki jalan yang satu dan sama. Penting untuk berbahagia
atas apa pun yang terjadi pada dirimu. Jika kau gagal, kembali dan coba lagi,
lalu cintailah dirimu yang kembali mencoba. Dalam setiap kesempatan, tanyakan: “Apa
yang sekarang aku punya di dalam bagian dari diriku yang bernama pikiran
pengendali?”. Hal-hal yang sering kaupikirkan akan menjadi karakter dari
pikiranmu; dan jiwa sejatinya diberi sentuhan warna oleh pikiran. Hidup bersama
paea Dewa berarti jiwa yang puas akan nasib dan memenuhi keinginan keilahian.
Kecerdasan dari keseluruhan ini sejatinya bersifat sosial. Dan nasib baik
terdiri dari kecenderungan jiwa yang baik, dorongan hati yang baik, serta tindakan
yang baik.
Nikmatilah
satu hal dan buat dirimu nyaman di dalamnya, ketika beralih dari satu tindakan
sosial ke tindakan sosial lain nya, selalu tempatkan pikiranmu pada Yang Ilahi.
Kembalilah kepada Filsafat sesering mung kin, dan ambil kenyamanan darinya. Menghormati
pikiranmu sendiri akan membuatmu bahagia dengan dirimu sendiri, yaitu memuji
semua yang Dewa telah tetapkan dan putuskan. Jika apa pun bisa dicapai oleh
manusia, selama itu selaras dengan kodratnya, maka percayalah bahwa semua ini
bisa dicapai olehmu juga. Hanya ada satu hasil yang bisa dipetik dari hidup
yang dijalani dengan baik, yaitu sikap yang rendah hati dan tindakan yang
berguna bagi masyarakat. Sesuaikan dirimu dengan hal-hal yang telah menjadi
tanggung jawabmu, dan cintai orang-orang yang telah ditakdirkan untukmu—tulus
sepenuh hati. Masing-masing manusia selaras dengan kondisi dan kodratnya
sendiri. Dan, kodratku adalah rasional dan sosial. Ada satu hal di dunia ini
yang sangat berharga, yaitu menjalani hidupmu dalam kebenaran dan keadilan,
dengan sikap yang penuh kebajikan, bahkan kepada mereka yang berkata bohong
atau bersikap tidak adil. Kita memiliki kekuatan untuk tidak membentuk opini
terhadap sesuatu, dan tidak membiarkan jiwa kita terusik.
Perlu
diingat, bahwa nilai diri setiap orang sama besarnya dengan nilai segala sesuatu
yang ia kerjakan. apa pun yang bisa kulakukan sendiri maupun dengan orang lain,
harus memiliki fokus ini: manfaat dan harmoni bersama. Apa pun yang dilakukan
atau dikatakan oleh orang lain, aku harus tetap menjadi orang baik. Apakah yang
lebih menyenangkan atau lebih sesuai dengan kodrat universal yang berlaku, daripada
perubahan? Ketika seseorang berbuat salah padamu, pertimbangkan persepsi mereka,
dan jika kau memahaminya, kau akan merasa iba. Jangan terlalu banyak berpikir
tentang apa yang tidak kaumiliki: lebih baik pikirkan tentang berkah terbesar
dari apa yang kaumiliki. Tidak baik bagi kita untuk merasa kesal terhadap
berbagai hal, Karena mereka tidak peduli pada kemarahanmu. Cintai hanya yang
muncul di jalan hidupmu dan ditakdirkan untukmu; Apa yang lebih cocok untukmu
dari itu? Seninya hidup lebih menyerupai seninya bergulat ketimbang seninya
menari, karena kita harus tetap tegak berdiri untuk menghadapi apa pun yang
terjadi. Kau memiliki kemampuan untuk hidup bebas tanpa tekanan dan dalam rasa damai
tertinggi dalam pikiranmu, bahkan jika semua orang di seluruh dunia berteriak
melawanmu sepuas-puasnya.
Dalam
setiap tindakan, tanyakan pada dirimu sendiri, “Bagai mana rasanya setelah aku
melakukan hal ini? Apakah aku akan menyesalinya?” Ini hal yang utama: jangan
gelisah, karena segala sesuatu meng ikuti kodrat dari Keseluruhan. Setiap
makhluk hidup akan tercukupi jika mengikuti jalan yang benar menurut kodratnya
sendiri. Melakukan pekerjaan yang benar merupakan sebuah kepuasan bagi manusia,
yakni yang membawa kebaikan untuk sesama manusia. Kemudian ingatkan dirimu
bahwa bukan masa depan atau masa lalu yang menya kitimu, tetapi hanya masa
kini. Jika kau tersakiti oleh hal-hal eksternal, sebenarnya bukan hal itu yang mengganggumu,
tetapi penilaianmu sendiri terhadapnya. Kodrat universal tidak akan
memberikan apa pun yang tidak dapat kautanggung. Jaga dirimu sendiri
sepanjang waktu untuk berkomitmen pada kebebasan, kesederhanaan, dan kesopanan.
Manusia hidup demi bermanfaat untuk satu sama lain. Jadi, ajari mereka atau
bertoleransilah.
Orang
yang bertindak secara tidak adil, berdosa atas tindakannya. Karena,alam semesta
menciptakan makhluk rasional agar satu dengan lainnya bisa saling membantu,
bukan untuk saling melukai, Orang yang berdosa sesungguhnya melakukan dosa
terhadap dirinya sendiri, karena ia membuat dirinya melakukan keburukan. Jika
kau bisa, maka tunjukkan hal yang benar kepada orang-orang yang melakukan
kesalahan dengan cara mengajari mereka. Setiap tindakan yang kaulakukan menjadi
bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan sosial. Jika ada orang yang berbuat
salah, maka semua kerugiannya adalah untuk dirinya sendiri.
Jiwaku,
akankah kau menjadi baik, lebih cerah dari tubuh yang menyelubungimu? Apa pun
yang terjadi pada dirimu, semua sudah dipersiapkan untukmu sejak awal keabadian.
dengan mengingat bahwa aku adalah bagian dari Keseluruhan yang terbentuk, aku
akan merasa bahagia dengan semua yang terjadi. Cobalah untuk membangun cara
yang kontemplatif dalam melihat bagaimana segalanya berubah dari satu hal
menjadi hal lain. Manusia yang mengikuti nalar dalam segala hal itu sesungguhnya
tenang dan aktif di saat yang bersamaan, juga bersemangat dan dapat menguasai
diri. Hukum adalah tuan kita dan pelanggar hukum adalah buronan; orang yang
merasa takut, berduka, atau marah, adalah seperti seorang buronan. Ketika kau
tersinggung karena kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, berbaliklah kepada
dirimu sendiri dan renungkan kesalahan serupa yang kaulakukan. Perhatikan baik-baik
kemudahan yang dibawa nalar melewati segala sesuatu, seperti api yang lidahnya
menjalar naik, seperti batu yang bergulir ke bawah, berhenti mencari apa pun
lebih jauh lagi. Secara umum, ingatlah bahwa tidak ada yang merugikan orang
yang merupakan penduduk sesungguhnya, selain yang merugikan kota; dan tidak ada
yang merugikan kota selain yang merugikan hukum. Eksistensi yang singkat adalah
umum bagi segala sesuatu nya, tetapi kau menghindari dan mengejar segala
sesuatunya seolah-olah mereka akan abadi selamanya. Sebagaimana perut yang
sehat mampu menerima semua jenis makanan, pikiran yang sehat juga harus siap
untuk segala kemungkinan yang bisa terjadi. Biasakan dirimu untuk bertanya
saat hendak melakukan sesuatu: “Apa tujuannya melakukan ini?”
Terdapat
sejumlah sifat dari jiwa yang rasional: jiwa tersebut melihat dirinya sendiri,
menelaah dirinya sendiri, dan ia membuat dirinya sendiri seperti yang ia
inginkan. Camkan hal ini di benakmu: jangan pernah berhenti melakukan
kebaikan. Seorang manusia yang terpisah dari manusia lainnya telah keluar dari
keseluruhan komunitas masyarakat sosial. Orang yang baik, sederhana, dan penuh
kebajikan akan memperlihatkan kualitas itu di matanya, dan kau tidak dapat
salah mengira karakternya. Jika ada yang menyinggungmu, pertimbangkanlah bahwa
bukan perbuatan mereka yang mengganggu kita, tetapi opini kita sendiri yang
mengganggu kita. Apa yang akan dilakukan manusia paling jahat terhadapmu jika
kau terus bersikap baik padanya? Kemarahan adalah tanda kelemahan sekaligus
rasa sakit, dan dalam keduanya ada luka dan tanda menyerah. Seseorang yang
tidak memiliki satu tujuan yang sama dalam hidup, tidak dapat menjadi satu dan
sama sepanjang hidupnya. “Tidak ada pencuri yang bisa mencuri kehendak bebas
dari dirimu,” demikian kata Epiktetos.
S
egala sesuatu yang kaudoakan agar segera datang, melalui jalan yang panjang,
dapat menjadi milikmu sekarang, jika kau murah hati kepada diri sendiri. Tubuh
dan napas merupakan milikmu, sejauh tugasmu harus men jaganya, tetapi hanya pikiran
yang merupakan milikmu sepenuhnya. Aku sering bertanya-tanya bagaimana setiap
orang bisa mencintai dirinya sendiri lebih dari orang lain, tetapi menilai
pendapatnya sendiri lebih rendah dari pendapat orang lain. Sebenar-benarnya
kebebasan yang harus dilakukan manusia hanya apa yang dikehendaki Yang Ilahi,
dan untuk menyambut semua yang diberikan Yang Ilahi kepadanya. Betapa
menggelikan—dan sungguh seperti orang asing di dunia ini—jika ada manusia yang
masih juga terkejut dengan segala sesuatu yang dialami dalam hidup. Dari itu, jangan
lakukan apa pun tanpa memperhatikan orang lain atau tanpa tujuan, dan pastikan
semua perbuatanmu tidak mengacu pada apa pun selain untuk kebaikan bersama. Pikirkan
bahwa semuanya adalah opini, dan itu ada di bawah kendali pikiranmu sendiri. Singkirkan
prasangka, maka kau akan selamat. Akan lebih bijak bagi manusia untuk
menggunakan materi yang diberikan kepadanya untuk menunjukkan dirinya adalah
manusia yang adil, sederhana, dan patuh kepada Yang Ilahi.
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment