Funiculi Funicula
by: Toshikazu Kawaguchi
Si
wanita mempersiapkan diri mendapati sip ria mengungkapkan hendak membicarakan
hal penting di sebuah kafe hanya untuk mendapati si pria mengungkapkan bahwa
pesawatnya menuju Amerika akan berangkat beberapa jam lagi. Fumiko Kiyokawa
merupakan wanita karier yang sukses, ia secantik wanita-wanita di majalah mode,
dan pria itu, Goro Katada, tidak bekerja di perusahaan besar. Yaeko Hirai (pengunjung
tetap) dan Kazu Tokita (pelayan kafe) mendengarkan penuturan Fumiko sambil
lalu, dimana mereka menanggapi keinginan Fumiko untuk kembali ke masa lalu
dengan ungkapkan bahwa “Kenyataan tidak akan berubah sekeras apa pun kau
berusaha mengubahnya di masa lalu. Kazu kemudian menyambut kedatangan kakak
ipar sepupunya, Kei Tokita, yang diikuti kedatangan Nagare Tokita, si pemilik
kafe. Fumiko mengungkapkan kesediaannya dengan aturan yang ada dan mendekati
Kazu, yang kemudian mengungkapkan aturan terakhir dan terberat, yakni duduk di
kursi yang diduduki seorang wanita bergaun putih yang ternyata merupakan
seorang hantu. Kotake tiba dan menyapa Fusagi untuk mengajaknya pulang
mengetahui bahwa si hantu tidak akan pergi ke toilet hari ini. Dalam penantian,
Fumiko tertidur dan Kazu membangunkannya untuk memberitahu bahwa si hantu telah
beranjak ke toilet, diikuti dengan pemberitahuan aturan lainnya. Fumiko bertemu
Goro pada musim semi dua tahun lalu, dalam sebuah proyek yang dikepalai Fumiko.
Menyadari ia telah kembali ke masa lalu, Fumiko berusaha mengungkapkan apa yang
ia rasakan, meskipun tidak sepenuhnya, dan Goro pun mengungkapkan perasaannya
di saat Fumiko telah menghabiskan kopinya.
Selesai
menulis surat, Kumi Hirai meminta Kei Tokita untuk menyerahkan surat tersebut
pada kakaknya, dan membayar harga pesanannya yang banyak, 10.230 yen. Kazu,
sepupu Nagare Tokita, menjadi pelayan di kafe sambil kuliah di institute
kesenian, dimana ia kemudian berkenalan dengan Fusagi, pelanggan tetap kafe
tersebut. Kotake, yang bekerja sebagai perawat, menyapa Fusagi dan terkejut
mendapati Fusagi tidak mengenalinya. Tak lama setelah Fusagi beranjak pergi,
Kei menawari Kotake sebotol sake dengan merk Tujuh Kebahagiaan. Sambil
menikmati sakenya, Kotake mengenang musim panas lima tahun lalu saat pertama
kali mengunjungi kafe tersebut. Percakapan terjadi di antara mereka, dan Kei
mengungkapkan bahwa Fusagi bermaksud untuk memberikan sebuah surat, mengarahkan
Kotake untuk kembali ke masa lalu dan membaca surat tersebut. Kotake berhasil
kembali ke masa lalu, dimana Fusagi kemudian datang dan menyadari bahwa Kotake
datang dari masa depan, diikuti dengan pemberian surat.
Seorang
gadis duduk di kursi itu, dan nagare memberikan makanan andalannya
secara cuma-cuma hanya untuk mendapati si gadis tetap bersikap dingin. Kazu
datang dan menanyakan tentang si gadis, membuat Nagare mengira si gadis datang
untuk menemuinya. Kei tiba, dan gadis tersebut meminta Kei untuk berfoto
bersama. Negare memikirkan perihal si gadis dan Kotake tiba dan menanyakan
perihal tutupnya bar Hirai. Hirai memasuki bar dan meminta garam, menunjukkan
pakaian berkabung yang dikenakannya, ia baru saja menghadiri pemakaman adiknya,
Kumi. Kei menyerahkan surat yang Kumi titpkan padanya untuk Hirai, yang awalnya
Hirai hiraukan, dan sekarang ia ingin kembali ke hari itu. Setelah menerima
kutukan dari si wanita hantu, Hirai meminta Kazu untuk membantunya. Di masa
lalu, Hirai menyambut sapaan Kumi yang selalu dihindarinya, dimana ia pun
mengungkapkan bahwa ia berjanji akan kembali ke penginapan, sehingga Kumi pun
menunjukkan wajah kebahagiaan.
Setelah
membaca surel Hirai kepada Nagare, Kotake menanyakan pada Kazu perihal
keberadaan Fumiko yang duduk di depan wanita bergaun putih. Fusagi tiba dan
segera disambut oleh Kotake, membuat Fusagi kebingungan, dan Kei tiba dalam
keadaan pucat, membuat Nagare dilanda kekhawatiran. Kei yang lemah jantung
sejak lahir, bertemu dengan Nagare saat menjadi “pria
mumi”, dan sekarang tengah hamil
muda. Kei mengungkapkan pada Nagare bahwa ia bersedia dirawat di rumahsakit,
namun ia merasa ketakutan, dan wanita bergaun putih berdiri dari tempatnya,
sehingga Kei pun mendatangi kursi itu. Sementara Nagare mengungkapkan
ketidaksetujuannya, Kazu memberikan dukungan dengan menuangkah kopi, dan Kei
tiba di masa depan hanya untuk mendapati Nagare dan Kazu tidak ada di kafe.
Namun, gadis yang pernah meminta foto bersama, tiba, diikuti dengan kedatangan
Fusagi kemudian.
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment