Friday, July 21, 2023

Sinopsis "Funiculi Funicula - Toshikazu Kawaguchi" Bahasa Indonesia

 Funiculi Funicula
by: Toshikazu Kawaguchi

Si wanita mempersiapkan diri mendapati sip ria mengungkapkan hendak membicarakan hal penting di sebuah kafe hanya untuk mendapati si pria mengungkapkan bahwa pesawatnya menuju Amerika akan berangkat beberapa jam lagi. Fumiko Kiyokawa merupakan wanita karier yang sukses, ia secantik wanita-wanita di majalah mode, dan pria itu, Goro Katada, tidak bekerja di perusahaan besar. Yaeko Hirai (pengunjung tetap) dan Kazu Tokita (pelayan kafe) mendengarkan penuturan Fumiko sambil lalu, dimana mereka menanggapi keinginan Fumiko untuk kembali ke masa lalu dengan ungkapkan bahwa “Kenyataan tidak akan berubah sekeras apa pun kau berusaha mengubahnya di masa lalu. Kazu kemudian menyambut kedatangan kakak ipar sepupunya, Kei Tokita, yang diikuti kedatangan Nagare Tokita, si pemilik kafe. Fumiko mengungkapkan kesediaannya dengan aturan yang ada dan mendekati Kazu, yang kemudian mengungkapkan aturan terakhir dan terberat, yakni duduk di kursi yang diduduki seorang wanita bergaun putih yang ternyata merupakan seorang hantu. Kotake tiba dan menyapa Fusagi untuk mengajaknya pulang mengetahui bahwa si hantu tidak akan pergi ke toilet hari ini. Dalam penantian, Fumiko tertidur dan Kazu membangunkannya untuk memberitahu bahwa si hantu telah beranjak ke toilet, diikuti dengan pemberitahuan aturan lainnya. Fumiko bertemu Goro pada musim semi dua tahun lalu, dalam sebuah proyek yang dikepalai Fumiko. Menyadari ia telah kembali ke masa lalu, Fumiko berusaha mengungkapkan apa yang ia rasakan, meskipun tidak sepenuhnya, dan Goro pun mengungkapkan perasaannya di saat Fumiko telah menghabiskan kopinya.

Selesai menulis surat, Kumi Hirai meminta Kei Tokita untuk menyerahkan surat tersebut pada kakaknya, dan membayar harga pesanannya yang banyak, 10.230 yen. Kazu, sepupu Nagare Tokita, menjadi pelayan di kafe sambil kuliah di institute kesenian, dimana ia kemudian berkenalan dengan Fusagi, pelanggan tetap kafe tersebut. Kotake, yang bekerja sebagai perawat, menyapa Fusagi dan terkejut mendapati Fusagi tidak mengenalinya. Tak lama setelah Fusagi beranjak pergi, Kei menawari Kotake sebotol sake dengan merk Tujuh Kebahagiaan. Sambil menikmati sakenya, Kotake mengenang musim panas lima tahun lalu saat pertama kali mengunjungi kafe tersebut. Percakapan terjadi di antara mereka, dan Kei mengungkapkan bahwa Fusagi bermaksud untuk memberikan sebuah surat, mengarahkan Kotake untuk kembali ke masa lalu dan membaca surat tersebut. Kotake berhasil kembali ke masa lalu, dimana Fusagi kemudian datang dan menyadari bahwa Kotake datang dari masa depan, diikuti dengan pemberian surat.

Seorang gadis duduk di kursi itu, dan nagare memberikan makanan andalannya secara cuma-cuma hanya untuk mendapati si gadis tetap bersikap dingin. Kazu datang dan menanyakan tentang si gadis, membuat Nagare mengira si gadis datang untuk menemuinya. Kei tiba, dan gadis tersebut meminta Kei untuk berfoto bersama. Negare memikirkan perihal si gadis dan Kotake tiba dan menanyakan perihal tutupnya bar Hirai. Hirai memasuki bar dan meminta garam, menunjukkan pakaian berkabung yang dikenakannya, ia baru saja menghadiri pemakaman adiknya, Kumi. Kei menyerahkan surat yang Kumi titpkan padanya untuk Hirai, yang awalnya Hirai hiraukan, dan sekarang ia ingin kembali ke hari itu. Setelah menerima kutukan dari si wanita hantu, Hirai meminta Kazu untuk membantunya. Di masa lalu, Hirai menyambut sapaan Kumi yang selalu dihindarinya, dimana ia pun mengungkapkan bahwa ia berjanji akan kembali ke penginapan, sehingga Kumi pun menunjukkan wajah kebahagiaan.

Setelah membaca surel Hirai kepada Nagare, Kotake menanyakan pada Kazu perihal keberadaan Fumiko yang duduk di depan wanita bergaun putih. Fusagi tiba dan segera disambut oleh Kotake, membuat Fusagi kebingungan, dan Kei tiba dalam keadaan pucat, membuat Nagare dilanda kekhawatiran. Kei yang lemah jantung sejak lahir, bertemu dengan Nagare saat menjadi pria mumi, dan sekarang tengah hamil muda. Kei mengungkapkan pada Nagare bahwa ia bersedia dirawat di rumahsakit, namun ia merasa ketakutan, dan wanita bergaun putih berdiri dari tempatnya, sehingga Kei pun mendatangi kursi itu. Sementara Nagare mengungkapkan ketidaksetujuannya, Kazu memberikan dukungan dengan menuangkah kopi, dan Kei tiba di masa depan hanya untuk mendapati Nagare dan Kazu tidak ada di kafe. Namun, gadis yang pernah meminta foto bersama, tiba, diikuti dengan kedatangan Fusagi kemudian.


Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.


0 comments:

Post a Comment

 
;