Saturday, June 2, 2018

Sinopsis "Dunia Sophie" Bahasa Indonesia


Dunia Shopie
By: Jostein Gaardner

Sophie Amundsend yang baru saja pulang dari sekolahnya, mendapati sebuah surat di kotak surat yang ditujukan padanya, yang bertuliskan dua patah kata “Siapakah kamu?”, itu saja. Surat itu membuat Shopie memikirkan siapa dirinya, membuatnya teringat akan neneknya yang meninggal 6 bulan lalu, yang mengajarkannya betapa berharganya hidup di saat-saat terakhirnya. Shopie kembali mendapatkan surat, yang bertuliskan “Dari mana datangnya dunia?”. Tidak mendapati jawaban apa pun, membuat Shopie merasa tak layak untuk hidup, membuatnya bertanya-tanya akan keberadaan Tuhan. Shopie kemudian membawa kedua surat itu ke sarangnya, yakni di sudut taman rumahnya. Dimana Shopie yang kembali memeriksa kotak surat, menemukan surat yang diperuntukkan untuk Hilde Moller Kneg ditujukan padanya.

Di sekolah, Shopie menjadi tidak tertarik pada pelajaran-pelajaran yang diajarkan guru, baginya ada masalah yang lebih besar. Sehingga setelah bel tanda pelajaran selesai berbunyi, Shopie bergegas pulang dan kembali mendapatkan surat yang berjudul “Apakah Filsafat Itu?”, dilanjutkan dengan penjelasan panjang. Disusul dengan surat lainnya yang berjudul “Makhluk Aneh”, yang mengungkapkan bahwa satu-satunya yang dibutuhkan untuk menjadi filosof yang baik adalah rasa ingin tahu.

Shopie kembali mendapatkan surat dengan judul “Gambaran Mitologi Dunia”, di dalamnya dikisahkan mengenai mitologi Skandinavia mengenai Thor, dan juga mitologi Homer di Yunani. Dimana motologi-mitologi tersebut perwujudan dari proses alam, seperti misalnya pergantian musim. Dan Shopie pun mencoba membuat kisah mitosnya sendiri.

Shopie mendapatkan surat dari ibunya yang berisi 3 pertanyaan, adakah zat dasar untuk segala sesuatu? Dapatkah air berubah menjadi anggur? Bagaimana tanah dan air bisa menghasilkan katak hidup?. Keesokan harinya sebuah surat tebal telah menantinya, berjudul “Proyek Para Filosof”. Dari filosof Yunani, yang dikenal dengan sebutan Filosof Alam, terdapat Tiga Filosof dari Miletus, yakni Thales, Anaximander, dan Anaximenes, dimana pemikiran ketiganya mengungkapkan bahwa Tidak Ada yang Dapat Muncul dari Ketiadaan. Hal ini ditegaskan oleh Parmenides. Sementara Heraclitus mengungkapkan Segala Sesuatu terus Mengalir, dimana sumber segala sesuatu ia namakan Logos. Empedocles menyatukan pemikiran Parmenides dan Heraclitus dengan mengungkapkan Alam Terdiri dari Empat Unsur, yakni tanah, udara, api, dan air. Namun Anaxagoras berpendapat bahwa alam diciptakan dari partikel-partikel sangat kecil yang tak dapat dilihat mata dan jumlahnya tak terhingga. Maka itu, Sesuatu dari Segala Sesuatu dalam Segala Sesuatu.

Setelah mendapatkan surat di hari sebelumnya yang berbunyi “Mengapa Lego merupakan mainan tercerdik di dunia?”, Shopie kembali mendapatkan surat dengan judul “Teori Atom”, menjelaskan mengenai Democritus yang beranggapan bahwa segala sesuatu dibuat dari balok-balok tak terlihat yang sangat kecil, yang masing-masing kekal dan abadi, yang dinamakan Atom. Dimana di zaman sekarang, ilmuan menemukan bahwa Atom terdiri dari Proton, Neutron, dan Elektron.

Shopie kembali menerima surat yang berisi 3 pertanyaan, yakni “Apakah kamu percaya takdir?, Apakah penyakit itu hukuman Dewa?, Kekuatan apa yang mengatur jalannya sejarah?”. Surat tersebut mengarahkan Sophie pada gagasan kehendak bebas, yang mengarahkannya untuk membuat surat balasan pada Si Filosof. Surat  susulan datang dengan judul “Takdir”, menjelaskan bahwa para peramal berusaha meramalkan apa yang tak bisa diramalkan, seperti misalnya Peramal di Delphi, yang di depan kuil mereka terpampang tulisan “Kenalilah Dirimu Sendiri”. Sementara banyak kepercayaan meyakini penyakit sebagai hukuman dari dewa dan dibutuhkan persembahan agar sembuh, Hipocrates yang merupakan pendiri ilmu pengobatan Yunani mengungkapkan bahwa “Jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat”.

Sophie menerima surat balasan dari Sang Filosof yang mengungkapkan tidak bisa memenuhi undangan. Dimana surat itu juga berisi beberapa kalimat pendek, dan disusul dengan surat yang memberikan penjelasan panjang dengan judul “Filsafat Athena”. Dimana kaum Shopies berpandangan skeptis dengan anggapan bahwa manusia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai teka-teki alam dan jagat raya. Mereka juga mengungkapkan bahwa tak ada norma mutlak yang menentukan benar dan salah. Sementara Socrates yang diungkapkan Plato, merupakan pengguna Seni Diskusi dalam pembicaraan, sebab menurutnya pemahaman sejati timbul dari dalam diri. Socrates berkata “hanya satu yang aku tahu, yaitu aku tidak tahu apa-apa”. Ia juga mengungkapkan bahwa “orang yang mengetahui apa yang baik, akan bertindak baik”, sebab tidak mungkin seseorang bisa bahagia dengan bertindak menentang penilaian terbaiknya.

Shopie mendapatkan kaset video yang menampakkan guru filosofnya, Alberto Knox, berdiri di atas Acropolis, Athena, menunjukkan dan menjelaskan padanya bangunan-bangunan yang ada di sana, seperti kuil terbesar, Pathenon, atau Teater Dyonisos kuno. Setelah menyaksikan Sang Filosof mendaki bukit Aeropagos dan duduk di Agora kuno, Shopie mendapati reruntuhan kembali utuh dan Sang Filosof mengungkapkan bahwa ia tengah berada di Athena pada tahun 402 SM, 3 tahun sebelum Socrates meninggal. Dimana Sophie kemudian diperkenalkan pada Socrates dan muridnya, Plato, yang memberikannya 4 pertanyaan sebagai tugas.

Sophie terbangun dari tidurnya dan memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Plato, dimana ia kemudian mendapatkan surat baru yang berjudul “Akademi Plato”, menjelaskan mengenai Plato yang mendirikan Academus dan menerbitkan Apologi, yang memusatkan perhatiannya pada Norma Abadi, pada apa yang selalu “benar”, selalu “indah”, dan selalu “baik”. Plato mencetuskan Teori Ide Plato, yakni pasti ada realitas dibalik dunia materi, bahwasanya kita dapat memiliki pengetahuan sejati tentang benda-benda yang kita pahami. Plato juga percaya bahwa semua bentuk fenomena alam itu hanyalah bayang-bayang dari bentuk atau ide yang ideal, hal ini Plato gambarkan melalui Mitos Gua, juga Negara Ideal dan Negara Konstitusional.

Berjalan-jalan di hutan mengarahkan Shopie pada sebuah gubuk dan menemukan kertas dengan namanya tertera di sana. Mendapati kedatangan Shopie, ibunya menghujani pertanyaan-pertanyaan, sehingga Shopie menceritakan mengenai gubuk yang ditemukannya, dimana gubuk itu dikenal sebagai Gubuk Sang Mayor. Shopie kemudian memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tertera dalam surat, dengan pertanyaan terakhir “apa yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan yang baik?“.

Shopie kembali menerima surat yang menjelaskan gagasan Aristoteles, murid Akademi Plato yang mengungkapkan bahwa “Tidak Ada Ide Bawaan” dan “Bentuk Suatu Benda merupakan Ciri Khas benda tersebut”. Ia juga mengagaskan bahwa “hanya dengan menjaga keseimbangan dan kesederhanaan sajalah, maka kita dapat mencapai kehidupan yang bahagia dan selaras”.

Setelah menyelesaikan ujian agama dengan soal “Filsafat tentang Kehidupan dan Toleransi”, Shopie kembali menerima surat dengan penjelasan mengenai Helenisme, yang didominasi oleh peradaban Yunani, yang mencoba untuk mempertemukan Socrates, Plato, dan Aristoteles. Antisthenes mendirikan Filsafat Sinis dengan motto pertanyaan “betapa banyak yang tidak kubutuhkan!”. Zeno mendirikan Filsafat Stoik yang beranggapan bahwa hukum alam mengatur seluruh umat manusia. Epicurus menciptakan Kaum Epicurean dengan semboyannya “kebaikan tertinggi adalah kenikmatan”. Plotinus merupakan seorang Neoplatonisme, yang menegaskan Filsafat Mistisme, yakni pengalaman menyatu dengan Tuhan.

Pada 16 Mei, Shopie menerima ajakan Joanna untuk berkemah di Puncak Belibis, dimana Shopie mengajak Joanna mengunjungi Gubuk sang Mayor. Di sana, mereka menemukan kartu pos yang ditujukan untuk Hilde dari ayahnya.

Shopie kembali mendapatkan surat yang menjelaskan mengenai kebudayaan Indo-Eropa yang mempengaruhi filsafat Yunani. Dimana Bangsa Semit merupakan cikal bakal dari agama Yahudi, Nasrani, dan Islam, yang menegaskan gagasan yang sama, yakni adanya satu Tuhan, dengan kota Yerussalem sebagai pusat. Israel berada dalam kemakmuran dibawah kepemimpinan Daud, namun kemudian terpuruk, dan diramalkan akan kembali makmur dengan datangnya Al-Masih. Kemudian datanglah Yesus dari Nazareth menuju Yerussalem, mengkhutbahkan keselamatan dan ampunan Tuhan bagi semua orang. Beberapa tahun kemudian, seorang Farisi, Paulus, masuk ke agama Kristen dan menyebarkannya ke Athena dan kota-kota lainnya.

Shopie menghadiri undangan Alberto Knox untuk datang ke Gereja St. Mary pada jam 8 malam. Di sana, Shopie mendapatkan penjelasan mengenai Abad Pertengahan, dimana sejak 380 M, kekaisaran Romawi menjadikan agama kristen sebagai agama resmi, dimana Romawi kemudian terbagi kedalam tiga kebudayaan, yakni Kristen Latin, Kristen Yunani, dan Islam Arab. Dijelaskan pula filosof-filosofnya, yakni St. Agustin yang mensejajarkan gagasan Plato dengan agama kristen, Thomas Aquinas yang mensejajarkan gagasan Aristoteles dengan agama Kristen, dan seorang biarawati bernama Hildegard.

Setibanya di rumah Joanna, Shopie pulang ke rumahnya dan mendapatkan mimpi aneh dalam tidurnya. Shopie kemudian berjalan-jalan dengan Hermes, yang mengarahkannya menuju rumah Alberto. Alberto menjelaskan mengenai Renaisans, yakni kelahiran kembali kesenian dan kebudayaan Yunani kuno yang dimulai pada akhir abad ke-14 dengan menunjukkan sebuah kompas, senjata api, dan Incunabulum. Dimasa inilah munculnya ilmuan seperti Nicolaus Copernicus, Kepler, dan Galileo Galilei, yang merumuskan Hukum Kelembaman, disusul Isaac Newton, yang merumuskan Hukum Gravitasi Universal. Renaisans juga menimbulkan semangat agama baru, seperti Martin Luther.

Beberapa hari kemudian, Shopie terlibat perbincangan dengan Ibunya mengenai Alberto. Setelah menyelesaikan esai di sekolah, Shopie mendapati Hermes di pekarangan dan mengantarkannya menemui Alberto yang kemudian menjelaskan abad ke-17, yakni periode Barok, dimana terkenal ungkapan “Hidup itu panggung sandiwara”, seperti yang disampaikan William Shakespheare. Di periode tersebut terjadi pertentangan antara sudut pandang idealisme dengan sudut pandang materealisme, yang ditekankan oleh Thomas Hobbes.

Rene Descartes dalam bukunya Discourse on Method menyatakan bahwa kita tidak dapat menerima apa pun sebagai sesuatu yang benar kecuali kita dapat dengan jelas dan tegas memahaminya. Pertama-tama, orang harus meragukan segala sesuatu, sehingga terjadi “cogito, ergo sum” (aku berpikir, karna itu aku ada). Descartes menegaskan bahwa gagasan tentang Tuhan merupakan bawaan, dan dia merupakan seorang dualis yang menerapkan pembagian tegas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas.

Alberto kemudian menjelaskan mengenai Baruch Spinoza, yang menerapkan penafsiran historis-kritis pada Bibel, seorang panteis berpandangan deterministik, dan berfilsafat “melihat segala sesuatu dari perspektif keabadian”. Dalam bukunya, Ethics Geometrically Demostrated, Spinoza meyakini hanya ada satu Substansi dengan mengungkapkan bahwa Tuhan mewujudkan dirinya sebagai pikiran maupun perluasan.

Setibanya di rumah, Shopie mendapatkan teguran keras dari ibunya. Mendapati keberadaan Hermes, Shopie kembali mengunjungi Alberto yang menjelaskan mengenai pemikir empirisme, seperti Locke, seorang pelopor banyak gagasan liberal dengan karya utamanya, Essay Conserning Human Understanding. David Hume merupakan seorang Agnostik dengan karya utamanya, A Treatise of Human Nature, menggagaskan bahwa “Tidak ada Aku atau Ego yang tak berubah”, seperti yang ditegaskan oleh Buddha. Hume juga menekankan bahwa bukan akal yang menentukan tindakan kita, melainkan perasaan. George Berkeley menegaskan bahwa yang ada hanyalah yang dapat kita lihat.

Di rumah Bjerkely, Hilde membuka hadiah ulangtahunnya yang ke-15 dari sang ayah, sebuah map berjudul Dunia Shopie. Di sela-sela membaca Dunia Shopie, Hilde mendapatkan ucapan selamat ulangtahun dari ibunya disertai sebuah hadiah. Hilde kemudian melanjutkan membaca Dunia Shopie dan memperhatikan cermin milik Nenek-buyutnya yang dibeli dari seorang wanita Gipsi.

Setelah berbincang-bincang dengan ibunya, Hilde melanjutkan membaca Dunia Shopie, dimana Shopoe mendapatkan ucapan ulangtahun dari ibunya, lalu dari Alberto yang kemudian berbincang-bincang dengan Shopie untuk menemukan titik Archimides. Sepulang sekolah, Shopie segera pergi ke gubuk sang mayor untuk memenuhi undangan Alberto, yang menjelaskan filosof Pencerahan Perancis seperti Mostesquieu, Vorteu, dan Rousseau, dengan slogan “Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan”.

Setelah menerima telpon dari ayahnya, Hilde melanjutkan membaca, dimana Alberto menjelaskan mengenai Immanuel Kant, profesor filsafat pertama, yang mengatakan bahwa ada kondisi-kondisi tertentu yang mengatur cara bekerja pikiran dan mempengaruhi cara kita memandang dunia. Disamping bergantung pada hukum kausalitas, setiap orang hendaknya bertindak sesuai hukum moral yang tertanam dalam diri. Dalam perjalanan pulang, Shopie bertemu dengan Winnie-the-Pooh yang menyerahkan sebuah surat padanya, mengungkapkan bahwa Kant menggagaskan didirikannya LBB.

Setelah sarapan, Hilde melanjutkan membaca, dimana Shopie menghadiri undangan Alberto di Gubuk Sang Mayor untuk mendapatkan penjelasan mengenai Romantisisme. Berasaskan pada das Ding an sich, Romantisisme menciptakan kaum Romantik, seperti Beethoven, Byron, dan Goethe. Romantisisme juga menggambarkan reaksi terhadap alam raya mekanistik dalam pandangan Pencerahan, yang melahirkan filosof romantik seperti Schelling dan Johann gottfried von Herder. Para filosof Romantik memandang ‘jiwa dunia’ sebagai ‘ego’, yang dalam keadaan kurang lebih seperti mimpi, menciptakan segala sesuatu di dunia.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel menyatukan dan mengembangkan gagasan periode Romantik, mengajarkan kita untuk berpikir secara produktif. Hegel menemukan bahwa proses dialektis tercipta dari tesis, antitesis, dan sintesis.

Mendapati Alice menyerahkan dua botol minuman padanya, Shopie meminum minuman tersebut, membuat Alberto menjelaskan mengenai Kierkegaard yang menegaskan kebenaran subjektif. Kinerkegaard menggagaskan teori tiga tahap kehidupan, yakni estetika, etika, dan religius.

Setelah menerima surat yang berbunyi: “Apa artinya usaha kreatif kita yang tak ada habisnya, jika dalam sekejap kematian mengakhiri segalanya?”, Shopie pergi memenuhi undangan Alberto, dimana ia bertemu dengan Scrooge dan Gadis Korek Api. Alberto memberi penjelasan tentang Karl Marx, seorang materialis historis-dialektis yang menekankan bahwa kekuatan ekonomi dalam masyarakatlah yang menggerakkan sejarah ke depan. Sebelum menjadi Komunis, Marx muda mengungkapkan banwa cara seseorang berpikir berkaitan erat dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Setelah menerima papan gambar dari Nuh, Shopie mendapatkan penjelasan mengenai aliran naturalistik dari Darwin, yang membuktikan bahwa manusia merupakan hasil suatu evolusi biologis yang berlangsung lambat, dan Freud, yang mengungkapkan bahwa tindakan manusia sering merupakan akibat desakan dan insting hewaniah. Di tengah-tengah penjelasan mengenai Darwin yang mengungkapkan bahwa manusia berasal dari evolusi binatang, Shopie melihat penampakan Adam dan Hawa.

Shopie tertawa mendapati seorang pria bermahkota yang telanjang bersikeras untuk dihormati, dimana Alberto kemudian menjelaskan mengenai Sigmund Freud dan teori bawahsadarnya, yakni mengenai hal-hal yang telah kita tekan. Freud mengungkapkan bahwa manusia membawa prinsip kesenangan yang kemudian dikaitkan dengan prinsip realitas disebabkan superego. Freud mengembangkan psikoanalisis dan menciptakan terapi arkeologi jiwa disertai teknik asosiasi bebas, ia juga menafsirkan cara kerja mimpi. Dan Psikoanalisis Freud mempengaruhi kesenian dan kesusastraan abad 20, sehingga terciptalah aliran surealis.

Dalam perjalanan pulang, Shopie yang terjebak di atas pohon, ditolong oleh Morten Angsa yang mengenal Nils Horgersson. Shopie yang diminta ibunya membeli barang-barang di kota, melakukan pertemuan dengan Alberto di Kafe Pierre, yang kemudian menjelaskaan mengenai eksistensialisme abad 20 seperti Jean-Paul Sartre, yang mengungkapkan eksistensi mendahului esensi dan kehidupan pasti memiliki arti. Simone de Beauvoir berusaha menerapkan eksistensialisme pada feminisme dengan mengungkapkan bahwa “Kita menciptakan diri kita sendiri”. Alberto kemudian mengajak Shopie untuk keliling kota sambil menjelaskan mengenai fenomena adialami.

Shopie pulang bersama ibunya dan membaca sekilas buku Dunia Shopie, yang ia dapatkan dari Alberto. Pesta taman filsafat akhirnya tiba, dimana Alberto yang datang belakangan menyampaikan pidato yang mengungkapkan bahwa eksistensi mereka hanya ada dalam pikiran seorang ayah yang menulis sebuah buku untuk dihadiahkan pada putrinya yang baru saja berumur 15 tahun.

Hilde merenungkan akhir cerita Shopie dan Alberto, dimana ayahnya, Albert Knag, datang dari Lebanon hari ini. Sementara itu, Shopie dan Alberto yang kehadirannya tidak disadari orang lain, pergi menuju Bjerkely. Di bandara, Albert Knag mendapatkan pesan-pesan berkelanjutan dari Hilde. Hilde dengan semangat menyambut kedatangan ayahnya, dimana ayahnya mengungkapkan bahwa pelajaran filsafatnya belum berakhir. Sementara itu, Alberto mengungkapkan pada Shopie bahwa orang yang menjalani kehidupan juga menjalani kematian.

Hilde yang tengah bersantai di papan luncur bersama ayahnya, mendapatkan penjelasan mengenai besarnya alam raya hingga pengukuran jaraknya menggunakan waktu kecepatan cahaya, yakni 300.000 km per detik. Matahari kita merupakan salah satu dari 400 miliar bintang di galaksi Bima Sakti, bintang terdekat berjarak 4 tahun-cahaya dan galaksi terdekat berjarak 2 juta tahun-cahaya, dimana luas nebula adalah 90.000 tahun-cahaya. Ahli Astronomi mengungkapkan bahwa ada kira-kira 100 miliar galaksi di alam raya, dimana setiap galaksi memiliki sekitar 100 miliar bintang. Galaksi-galaksi bergerak saling menjauh disebabkan 15 miliar tahun yang lalu terjadi Dentuman Besar, menandakan bahwa alam raya itu mengembang.


Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

0 comments:

Post a Comment

 
;