Genetika
dari DNA hingga Domba Dolly
by: Kathleen
Simpson
Pada
1850-1860-an, Gregor Mendel (Bapak Genetika Modern) melakukan penyelidikan
pewarisan sifat pada tumbuhan kacang polong. Pada 1879, Walther Flemming
melihat pembelahan kromosom ketika mengamati larva salamander. Pada 1953, James
Watson dan Francis Crick menemukan struktur heliks ganda DNA. Pada 1963, Tong
Dizhou menciptakan klon pertama hewan vertebrata. Pada 1977, Fred Sanger dan
Walter Gilbert mempelajari pembacaan sekuens DNA. Pada 1984, Alex Jeffreys
mengembangkan Teknik sidik DNA. Pada 1990, terapi gen pertama berhasil
dilakukan pada manusia. Pada 1994, tomat hasil rekayasa genetis “Flavrsavr”
dijual untuk pertama kalinya. Pada tahun 2005, NGC dan IBM meluncurka proyek
pemetaan migrasi manusia selama 60.000 tahun terakhir dengan menggunakan DNA.
Di
ruang bawah tanah Museum Mesir, para peneliti mempelajari DNA kuno;
Hatshhepsut, ratu mesir abad ke-15 SM. Tubuh kita terdiri atas sel-sel dan tiap
sel punya inti sel. Dalam inti sel ada 46 kromosom, 23 dari ibu dan 23 dari
ayah. Kromosom tersusun dari DNA. Molekul DNA benbentuk tangga spiral panjang,
dan kumpulan anak tangga membentuk gen. gen berisi petunjuk cara tubuh tumbuh,
beurbah, dan berfungsi sepanjang hidup. Dari itu, Silsilah keluarga bisa
ditelusuri lewat DNA. Pada 2005, dari tulang Tyrannosaurus didapat protein
berusia 68 juta tahun, yang ternyata mirip dengan protein burung. Pada 2007,
ditemukan DNA berusia 400.000-800.000 tahun di lapisan es Tanah Hijau, yang
ternyata dulu beriklim hangat.
Pada
1986, pembangkit listrik nuklir di Chernobyl, Ukraina, meledak dan terbakar,
memuntahkan material radioaktif ke seluruh Belahan Bumi Utara. Dan percobaan
membuktikan bahwa tumbuhan dapat menyerap racun radioaktif dari dalam tanah.
Ilmuwan ingin membuat tumbuhan pemakan polusi bekerja lebih cepat, dan Dr. Doty
menyisipkan gen hati kelinci pada pohon poplar muda, dan tumbuhlah pohon
transgenik. Sejak 1990-an, ilmuwan telah memodifikasi gen tumbuhan untuk
kebutuhan manusia; jagung pembunuh hama, papaya tahan penyakit, kedelai yang
tahan disemprot pembasmi gulma, dan beras bervitamin A.
Penelitian
terhadap cacing Caenorhabditis elegans dan cacing gelang mengungkapkan bahwa
rahasia umur panjang ialah gen yang membuat awet muda. Gen menentukan rambut
dan warna mata, juga kemampuan khas, namun tidak seutuhnya mengontrol sifat.
Tiap gen punya fungsi tertentu, dan Tim Dr. Kenyon menemukan gen yang membuat
cacing hidup dua kali lebih lama. Bisakah gen melakukan hal yang sama pada diri
Anda?!
Melalui
DNA, pemecahan kasus kejahatan satwa liar yang dilindungi menjadi lebih mudah,
sebagaimana sempel kulit sepatu yang berasal dari bubuk cula badak hitam. Sidik
DNA juga membantu para peneliti dan aktivis konservasi melindungi gorilla
dataran rendah yang terancam punah. Yang pertama dilakukan penyidik DNA adalah
mencari sampel jaringan seperti darah, kulit, rambut, atau tulang, yang
kemudian dilarutkan dan dibersihkan untuk dilakukan PCR, yang diikuti dengan
sidik DNA. Genetikan mengubah cara kerja penyidik kejahatan dan aktivis
konservasi, sebagai senjata batu dalam upaya penyelamatan satwa liar.
Mempalajari
DNA mikroba, para ilmuwan berharap dapat meniru apa yang dilakukan mikroba
secara alami, seperti menghasilkan energi dengan efisien dan menyerap racun di
tanah dan air. Dimana mikroba telah ada lebih lama disbanding manusia, sekitar
3.8 miliar tahun. Di Laut Sargasso, ilmuwan menemukan DNA dari 1.800 spesies
baru, termasuk sejuta lebih gen yang belum pernah diteliti. Proyek genom manusia mengungkapkan bahwa DNA
manusia memiliki sekitar 20.000-25.000 gen, dimana DNA terbentuk seperti anak
tangga spiral kecil dengan tiap anak tangga terbuat dari sepasang dua basa
nitrogen dan tangga tersebut memiliki tiga miliar anak tangga.
Ditteaux
(dibaca Ditto) lahir pada 2003 sebagai hewan klon. Hewan klon merupakan hasil persatuan sel-sel yang berasal dari individu yang
berbeda, dan embrio yang dihasilkan kemudian ditanamkan dalam tubuh hewan
induk pengganti. Kloning bukan ide baru, para pekebun
sudah melakukan kloning selama berabad-abad, dan kloning hewan jauh lebih rumit
namun sudah berlangsung selama lima dasawarsa (klon kecebong pada 1952, domba
Dolly pada 1996, 50+ tikus pada 1998, gaur klon pada 2001). Keanekaragaman
spesies merupakan hal yang penting untuk menghadapi kerentanan ancaman, dan
Kebun Binatang memastikan hewan yang dikawinkan tidak berkerabat dekat. Sebagaimana
gagalnya klon Panda di China, ilmuwan belum mengerti mengapa beberapa spesies
mudah untuk diklon, sedangkan spesies lainnya tidak. Sel-sel dalam tubuh punya
fungsi tersendiri, dan sel punca bisa berkembang menjadi jantung, kulit, dan
bahkan otak. Sebagaimana “Anjing rancangan”, ilmu genetika terkadang berjalan
ke arah tak terduga, kemanakah ia akan membawa kita semua dan bagaimana kita harus
menyikapinya?!
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment