Dari
Mao ke Marcuse
by: Franz
Magnis-Suseno
“Kaum proletar segala negara:
bersatulah!” Itulah kata-kata pe nutup sebuah tulisan yang dipublikasikan oleh
Karl Marx dan Friedrich Engels pada permulaan tahun 1848, yang mereka sebut
Manifesto Komunis (MEW 4, 493). Pernyataan Hegel bahwa “apa yang rasional itu
nyata dan yang nyata adalah rasional”, mengarahkan Marx sebagai Hegelianisme
Kiri, diikuti dengan buku Feuerbach Hakikat Kristianitas, sehingga ia menjadi
pemimpin redaksi ko ran Die Rheinische Zeitung, dan kemudian berkenalan dengan Friedrich
Engels. Pada 1844 Max Stirner memublikasikan sebuah buku dengan judul Der
Einzige and sein Eigentum (Satu-satunya dan Miliknya), mengarahkan Marx
mengembangkan konsepsi The German Ideology (Moskow 1932), diikuti Das Kapital
jilid I (1867, Moskow 1939). Pandangan materialis sejarah Marx menyatakan bahwa
setiap system social akan berakhir dalam revolusi yang akan mengakhiri
kekuasaan sebuah kelas atas di atas kelas bawah menuju “Kerajaan Kebebasan”.
Dalam krisis-krisis ekonomi (kapitalisme), proletariat akan mengambil alih
perusahaan-perusahaan dan mengatur sendiri kegiatan produksi. Marx meninggal
pada 1883 dan pada 1889 partai partai buruh Eropa mendirikan Internasionale II
(Asosiasi Internasional Kaum Buruh). Sesuai ramalan Lenin, pada 7 November
1917, kaum Bolsheviki mengambil aliih kekuasaan di ibu kota Rusia, Petrograd.
Sesudah kematian Lenin, Josip Vissarionovich Jugashvili, alias Stalin, semakin
mengambil alih kekuasaan dan menjadi dictator tak terbantahkan. Perang Dunia II
merupakan peristiwa yang amat menentukan bagi komunisme, dimana komunisme
menjadi kekuatan dunia selama sekitar 45 tahun. Penolakan awal Yugoslavia,
keretakan hubungan Uni Soviet dengan Republik Rakyat Cina dibawah pimpinan Mao
Zedong, dan kematian Stalin pada 1953 yang memicu berbagai perlawanan,
mengarahkan Amerika Serikat untuk memanfaatkan kesempatan (1972). Selain karena
kerasnya ideologi, alas an utama keambrukan komunisme adalah kegagalannya untuk
membangun perekonomian yang Tangguh, dimana ia menjadi pembunuh terbesar
sepanjang sejarah umat manusia. Teori Marx tidak boleh dimengerti lepas dari
Gerakan revolusioner proletariat sebagaimana ditegaskan oleh Georg Lukacs dalam
bukunya History and Class Consciousness (1922), juga dua tulisan penting Marx
1932: The German Ideology dan Naskah-naskah Paris. Yugoslavia adalah
satu-satunya negara komunis di Eropa yang sejak semula tidak tunduk terhadap
Uni Soviet dan Stalinisme hingga mendirikan majalah Praxis (1964).
Dalam kamus Filsafat
Marxis-Leninis, Marxisme-Leninisme tak kurang dari sebuah “revolusi dalam
sejarah pemikiran”. Selama Lenin hidup teori Partai Komunis dinamakan Marxisme,
Stalin menggunakan istilah Leninisme pada kongres Serikat Buruh Uni Soviet 1924
(pewaris ideologis Lenin), dan istilah Marxisme-Leninisme dipakai oleh A. M.
Deborin pada 1929. Dasar-dasar Marxisme-Leninisme dipaparkan dalam buku Osnovy
yand terdiri atas 27 bab di atas hamper 900 halaman. Marxisme-Leninisme
merupakan ideologi paling luas, paling rinci, dan paling terpikir, yang pernah
dikembangkan oleh manusia. Dogmatisasi Leninisme oleh Partai Komunis Soviet
justru melumpuhkan tenarnya Gerakan komunis, yang akhirnya hilang dengan
runtuhnya Uni Soviet,
Dibawah Mao, Partai Komunis
menjadi kekuatan politik terbesar di Cina, yang dengan tantara merahnya membangun
perlawanan kokoh terhadap Jepang, mempersatukan Cina, dan menjadikannya negara
komunis paling besar di dunia—sampai hari ini. Mao Zedong lahir (26 Desember
1893 – 8 September 1976) di desa Shaoshan, Hunan, Cina Selatan, sebagai anak
keluarga miskin, dimana kecenderungannya untuk terus belajar mengarahkannya
menjadi salah satu pendiri Partai Komunis Cina dibawah penindasan Chiang
Kai-Sek. Pelarian ke Shaanxi sebagai markas baru, diikuti dengan penyerangan
Jepang terhadap Cina, menjadikan Mao memiliki kedudukan yang baik di Cina Barat
Laut, hingga akhirnya berhasil mengalahkan Chiang Kai-Shek (1949) setelah
penyerahan Jepang (1945). Pada 1919, Mao Kembali ke Beijing, berkenalan dengan
Marxisme dan mengaku sebagai Marxis: menerapkan Marxisme sesuai dengan
ciri-ciri Cina. Bagi Mao, kesatuan antara teori dan praksis merupakan salah
satu hukum dasar epistemology Marxisme. Mao mengungkapkan bahwa hukum
kontradiksi merupakan hukum dasar pemikiran, dan perjuangannya berlangsung
tanpa interupsi. Mao menganut paham ‘garis massa’, yakni menimba dari massa dan
membawa ke dalam massa. Lama-kelamaan peremehan partai tampak sebagai salah
satu ciri khas pemikiran Mao Zedong, dengan ‘Massa’ sebagai sumber
kebijaksanaan dan keutamaan. Ajaran ‘gatis massa’ sebagai inti pamahaman Mao
tidak bersifat mengikat, sehingga yang menentukan adalah visi revolusioner Mao
sendiri (voluntarisme murni). Yang khas bagi Maoisme adalah “kaitan antara Marxisme-Leninisme
dan praksis revolusi Cina”.
Pemikiran Ernst Bloch berfokus
pada istilah-istilah seperti ‘Yang-Belum’, ‘utopi’, ‘harapan’, atau ‘kerajaan Allah’.
Ernst Bloch (1885-1977) lahir di Ludwigshafen, Jerman, pindah ke Swiss pada
1917 karena menentang perang dan menerbitkan buku pertamanya, Geist der Utopie
(“Roh Utopia”), dimana buku utamanya,
Prinzip Hoffnung (“Prinsip Harapan”) [1953] menerima hadiah nasional Republik
Demokratik Jerman (RDJ). ‘Yang-Belum’ disini mengartikan harapan(novum : baru);
masa depan dalam fantasi, rasa lapar yang menjadi tenaga produktif, dengan materi
sebagai substansi dunia. Bloch memaksa baik para agamawan maupun kaum Marxis
untuk memikirkan Kembali posisi di mana mereka sendiri berada.
Karel Kosík (1926-2003) merupakan filosof
Marxis mandiri utama Cekoslovakia di masa rezim komunis, dengan karya utama Dialectics
of the Concrete (1963). Kosík memahami usahanya sebagai epistemologi materialis,
membongkar “realitas pseudo-konkret” untuk sampai ke totalitas konkret. Kosík
mengecam historisisme yang berpen dapat bahwa segala ciptaan manusia: (cita-citanya,
nilai-nilainya, seninya, dan filsafatnya) hanya berlaku dalam kaitan dengan zaman
kemunculannya. Kosik menegaskan bahwa Kapital harus dibaca baik sebagai teks filosofis
maupun ekonomis. “Praksis” merupakan “konsep kunci” untuk mengerti manusia
dalam totalitasnya, dalam kekayaan semua dimensinya. Kosík bermaksud
mempertahankan manusia dalam keutuhannya.(totalitas konkret), dimana semua
dimensi kemanusiaan: perekonomian, struktur-struktur sosial, agama, budaya,
seni, moralitas, fillsafat, cita-cita masing-masing orang, diakui dalam
kekhasannya.
‘Teori
Kritis’ bertolak dari pemikiran Karl Marx, tetapi mengembangkannya sebagai sarana
menganalisis masalah-masalah kontemporernya. Para tokoh aliran ini berkaitan
dengan Institut für Sozialforschung (Lembaga Penelitian Sosial) di Frankfurt am
Main di Jerman: Max Horkheimer (1895–1973), Theodor Wiesengrund Adorno
(1903–1969) dan Herbert Marcuse (1898–1979). Pada 1937 Horkheimer menulis
karangan Teori Tradisional dan Kritis yang mengungkapkan bahwa Teori Kritis
tidak bersifat kontemplatif, melainkan sebuah praksis sosial. Di zaman
pra-modern rasionalitas dimengerti secara objektif, dan Horkheimer:
“Satu-satunya jalan untuk membantu alam adalah menggalakkan lawannya; pemikiran
bebas.” Dialektika Pencerahan lingkaran setan menegashkan bahwa segenap usaha untuk
mencerahkan manusia membawanya ke dalam kebutaan yang lebih menyeluruh lagi.
Logika penguasaan alam adalah sebagaimana Skema kepintaran Odysseus: penguasaan
alam dengan menyesuaikan diri terhadapnya. Dialektika lingkaran setan afirmatif
menegaskan bahwa pengkirtik masih mendukung keadaan yang mau dikritik. Pembebasan manusia dari mitos dalam
pencerahan berbalik menjadi mitologi baru; fenomena industri budaya. Otomatis
“hukum yang berlaku” menjadi hukum penguasa yang sedang berkuasa. Kebiadaban
yang dibuka pintunya oleh nihilisme pencerahan positivistik menjadi kenyataan
dalam antisemitisme yang mencapai puncak yang teramat mengerikan dalam holocaust
(pemusnahan Yahudi). Bagi Horkheimer dan Adorno “Kebebasan masyarakat tak dapat
dipisahkan dari pemikiran yang mencerahkan”. Adorno tidak menulis banyak buku
filsafat, dengan dua buku penting Minima Moralia (“Catatan Moral Amat Kecil”)
dan Negative Dialektik (“Dialektika Negatif“), dan buku yang tidak
terselesaikan Ästhetische Theorie (“Teori Estetik”). Adorno menentang fetisisme
faktisitas (kecondongan manusia untuk membungkuk terhadap fakta) dan
mengungkapkan bahwa filsafat diperlukan untuk menyelamatkan praksis dari keputusasaannya
sendiri. Horkheimer dan Adorno merupakan akhir Gerakan Marxisme (dan karena itu
“pewaris” mereka, Habermas, ke luar dari rel Marxisme).
Herbert
Marcuse sering dianggap enfant terrible dalam “Mazhab Frankfurt”, ia menjadi profesor
filsafat dan politologi di Brandeis University di Boston pada 1954, dengan dua
buku penting Eros and Civilization (1955) dan One-Dimensional Man
(1964). Bertolak dari teori Freud (pradaban mengandaikan penindasan), Marcuse
mengungkapkan bahwa hubungan antarmanusia akan ditentukan oleh Eros
(saling ketertarikan) dan pekerjaan akan menjadi mirip dengan orang main-main.
Di zaman kapitalisme tua, struktur-struktur kekuasaan dalam masyarakat sebagian
terbesar merupakan struktur penindasan yang diperlukan untuk menjamin mereka
yang berkuasa; “sistem”, melalui Prinsip Prestasi. Dan bidang seni tidak pernah
tunduk terhadap prinsip prestasi, bahkan tidak terhadap prinsip realitas. Pembebasan
manusia dari prinsip prestasi akan melahirkan masyarakat Erotisasi
(ketertarikan) dengan Prinsip nikmat dan prinsip realitas berdamai. Eros dan
Thanatos saling merangkul: mencari nikmat berarti melepaskan ketegangan, dan
kematian berarti melepaskan segala ketegangan. Dalam One-Dimensional Man,
Marcuse mengungkapkan kekeroposan rasionalitas masyarakat industri maju, dimana
dimensi negatif disingkirkan, dan kebutuhan-kebutuhan telah dimanipulasi. Masyarakat
yang akan datang itu “konsepsi utopis sosialisme“, dengan ciri khasnya suatu
“kepekaan baru”, hasil sebuah “persekutuan antara seni yang membebaskan dengan
teknologi yang membebaskan” dimana “estetika menjadi wujudnya” dan hubungan antarmanusia
menjadi “erotis”; bahkan “alam pun menunggu” dibebaskan.
Munculnya terorisme kiri Jerman,
dikenal dengan Gerakan Kiri Baru mencapai puncaknya pada 1968 dan kemudian
terpecah. Berawal dari para mahasiswa yang merasa ada ketidakberesan dalam
sistem demokrasi pasca-perang dan melakukan protes untuk merangsang kesadaran
baru, dengan tokoh berpengaruh Marcuse. Di Jerman, gerakan kiri dipelopori oleh
SDS (Sozialistischer Deutscher Studentenbund) yang berafiliasi pada SPD (Partai
Sosialdemokrat Jerman), sementara di London mulai terbit majalah New Left
Review, dan perang Vietnam (Insiden Tongkin 1964), memicu radikalisasi Gerakan
kiri di AS dan juga Eropa. Insiden kecil pada Mei 1968, mengarahkan gologngan
kiri mashasiswa Prancis bersatu, dengan dukungan kaum buruh. meskipun Kiri Baru
tidak berhasil membongkar struktur-struktur kekuasaan, akan tetapi budaya di
Barat betul-betul berubah (meskipun tidak hanya) karena mereka.
Melalui Revolusi Oktober, Marx dan
Lenin menjadi orang kunci dalam keseluruhan orbit teori Marx. Di luar beberapa
ideolog, tidak ada ilmuwan sosial yang masih begitu saja menganggap teori-teori
Marx sebagai semacam kebenaran abadi, tetapi itu tidak berarti bahwa
pemikirannya tidak amat bermutu. Meskipun ramalan Marx tentang keambrukan
kapitalisme meleset, “kapitalisme” sendiri telah kehilangan ketajaman analitis.
Gagasan Marx tentang sosialisme merupakan unsur paling utopis dalam teorinya.
Paham materialis sejarah (materialism historis) merupakan pandangan dasar Karl
Marx tentang perkembangan masyarakat: perkembangan dalam cara dan teknik kerja,
yang direkonstruksi oleh Habermas pada kemajuan rasionalitas komunikatif. Di
tangan Lenin pemikiran Marx dari suatu permenungan teoretis menjadi kekuatan
politik, sehingga ia tidak memerluka pengertian melainkan kritik. Masalah
para begawan pikiran bukan bahwa mereka berpikir, melainkan bahwa mereka
dianggap begawan.
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment