Saturday, December 8, 2018

Sinopsis "Death in Babylon, Love in Istanbul - Iskender Pala" Bahasa Indonesia

 Death in Babylon, Love in Istanbul
By: Iskender Pala

Hilleli Mehmet Fuzuli memilih untuk tetap membaca bundelan-bundelan kuno yang diambilkan oleh pustakawan buta di perpustakaan Akademi Sains daripada menonton tembakan-tembakan meriam kedatangan sultan. Para penduduk berkerumun memuji sang Sultan yang menuju Gerbang Aleppo demi pundi-pundi emas. Pustakawan kemudian menyerahkan belati disertai wasiatnya pada Fuzuli. Celalzade yang tiba untuk mengambil alih perpustakaan, terkejut sekaligus gembira bertemu dengan Fuzuli, penyair kesayangannya, sehinnga ia mengundang Fuzuli dalam pertemuan Baykara. Hilleli memindahkan barang-barangnya ke bilik di sekolah madrasah sambil mengagumi dan memikirkan belati yang diwasiatkan. Fuzuli tiba di gedung Kanselir Besar di tepi Sungai Tigris dengan sambutan hangat, dimana di tengah-tengah percakapan, Hayali Bey meminta Fuzuli menuliskan kisah Layla dalam bahasa Turki.

Setelah mendengar kabar kematian pustakawan itu, Fuzuli memutuskan untuk menguburkan belati tersebut, namun menyimpan tali kulit kecil yang bertuliskan tanda-tanda. Menyadari bahwa huruf-huruf itu adalah tulisan cuineform (bahasa Kasdim), Fuzuli membayar seorang Koptik Mesir untuk menerjemahkannya. Di sana tertulis bahwa orang Kasdim hidup di bawah Bulan dengan tujuh benda langit di atasnya sebagai pengendali alam. Tertulis pula informasi tentang Zigurat Agung dan Perhimpunan Babilonia. Diakhiri dengan tulisan arab yang berisi kode untuk gerbang Kuil Ishgar.

Hari itu, rak tempatku tergeletak dibanjiri perkamen. Perasaan cintaku pada Layla yang memeberiku nama Kays mulai luntur karena tangisnya. Namun ketika aku dijual pada pedagang dari Hilda, Layla kembali mengecupku sebagai bentuk kasih sayang perpisahan.

Sekembali Fuzuli ke Hilla dari Bagdad, ia membeli sebundel kertas abadi menghunakan koin pemberian sultan untuk mulai menulis kisah Layla. Diantara bundelan tersebut, ia mendapatiku dan meletakkan di rak teratas. Apa yang ditulis Fuzuli, membuatku kembali merasakan cinta dan setiap sebutan Layla membuatku mengalami kembali kehidupan di bantaran Sungai Tigris. Menurut Fuzuli, cinta Kays dan Layla dari Bani ‘Amir dimulai ketika mereka bersekolah. Fuzuli kali ini menuliskan bahwa Layla pergi mencari Majnun yang ternyata telah menyatukan diri dengan Layla, membuatku menyatukan diri dengan diriku dan terus berharap dinihilkan ke dalam dirinya. Fuzuli memberiku judul ta'liq: Buku Layla dan Majnun. Fuzuli melakukan koreksi kecil terhadap kuplet-kupletku, yang kemudian dibagikannya pada siapa pun yang menginginkan mereka.

Di tangan Ayas Mehmet Pasa yang begitu menghayati dan mengagumiku, aku dikirimkannya pada Kara Piri agar dipersembahkan pada Sultan Istanbul. Dalam perjalanan, rombongan yang membawaku diserang oleh kawanan perampok, dimana salah satu dari mereka memiliki tali botol minum Fuzuli dan mengincarku. Aku berhasil selamat di tangan Gókçe Ali dan temannya Mustafa, yang kembali ke Diyarbakir untuk melaporkan kejadian.

Di hari kedelapan menuju Istanbul, Gókçe Ali beristirahat di pemondokan Sufi Bektasi di Sivrihisar. Dari Üsküdar, ia menaiki perahu dayung dan tiba di Istanbul 3 hari kemudian. Kami masuk lewat Bahçekapi dan mengetahui bahwa seminggu sebelumnya terjadi hujan meteor. Gókçe Ali menyerahkanku pada Kara Piri, dimana aku membuat putri Kara Piri dan Dilseker terpukau. Kara Piri membawaku menuju Bazar untuk diserahkan pada Nasuh Efendi di toko Nakkas Hyadar dengan melewati Istana Ibrahim Pasa.

Master Haydar memisahkan lembaran-lembaranku dan dengan sangat teliti mengilustrasikanku dalam bentuk gambar di studionya. Para pengunjung berdatangan untuk memujiku, diantaranya ialah Zati Efendi. Disaat penjilidan, aku gemetar akan suara guillotine yang menyiksaku selama tiga hari.

Seorang Darwis pengembara datang ke Nakkas Hyadar dan menceritakan kisah panjangnya, membuat Haydar menyadari bahwa ia tengah memburuku. Haydar pun memutuskan untuk segera menyelesaikan penjilidan dan menyerahkanku ke istana.

Aku mencintainya sebagaimana aku mencintai Layla, ia merupakan seorang gadis muda yang menjadi budak dan diserahkan pada Sultan Murad. Rukal berhasil memikat hati Sultan dengan kecerdasannya dalam berpuisi dan bermusik, hingga ia alhirnya hamil. Namun dalam kesepian, Rukal memutuskan untuk pergi meninggalkan istana bersamaku.

Menemani Rukal yang beristirahat di bawah pohon kenari, kurenungkan kehidupanku selama 40 tahun di istana. Diantaranya ialah sosok Hurrem, yang berhasil memikat sang Pemberi Hukum dengan caranya sendiri dan berambisi menjadikan anaknya sebagai pewaris tahta atas nama Perhimpunan Babilonia.

Di masa sang Pemberi Hukum, kemahsyuran pusisi Mahmud Abdulbaki Efendi terdengar dimana-mana. Di hari Festival Hidrellez, selir sang Pemberi Hukum mengalami kecelakaan yang membuatnya dinikahi oleh Baki Gagak, penyair terbaik Istanbul.

Di bawah pohon kenari, Rukal dibangunkan oleh azan shubuh dan berusaha untuk mengendap-endap pergi, namun karna pergelangan kakinya terluka ia ditemukan oleh Patlak Memi.

Setelah beberapa hari tinggal di kamar losmen dekat gerbang Yedikule, kami terpaksa mengikuti Alapaca Temur yang ternyata dari Perhimpunan Babilonia.

Aku berada dalam peti di atas kapal perompak milik keluarga Nasi dari Yahudi yang melakukan perjalanan melintasi lautan Mediterania. Kurindukan Rukal yang telah dianiaya hingga keguguran dan kembali teraniaya di atas dek hingga berpisah denganku di kabin. Komanda janissary mengarahkanku pada Feridun Bey yang membacakanku pada anggota Perhimpunan Babilonia. Dimana Feridun Bey ditemukan mati mengenaskan keesokan harinya di dekat Zindankapisi.

Perjalanan yang amat sulit dan melelahkan membawaku ke Vatikan dalam kesunyian. Akulah buku terakhir yang diteliti Paus malam itu. Paus mendengarkan penuturan Antonia mengenaiku, mengarahkanku sebagai bahan penelitian, sehingga aku berkenalan dengan empat pelukis besar yang melayani Paus Yulius IV. Salah satunya, Elsheimer, membawaku ke hadapan Perhimpunan Babilonia dalam acara pertemuan 7 tahunan mereka. Penyelidikan terhenti disebabkan datangnya kabar bahwa Sri Paus jatuh sakit, dan para pemburu harta membawaku ke tangan Bapa Giovani, yang menghadiahkanku pada Sri Paus di hari pembukaan Istana Quirinal. Sebagai bentuk persahabatan, Paus menghadiahkanku pada Sultan Istanbul di perayaan tahun keseribu penanggalan Hijriah.

Di tangan Antonio yang juga merindukan Istanbul, aku mengarungi lautan Mediterania menuju ke sana. Mendekati Modon di Pelopponese, kami berhadapan dengan para Kesatria Santo Yohanes yang menghuni Pulau Malta.

Aku tersadar kembali di tangan Sultan Mehmet di bantaran Sungai Tigris, yang kemudian menyerahkanku pada Hakari Mehmet Bey, Divan Kerajaan. Karna Mehmet Bey tidak menghadiri pertemuan yang menghidangkan arak, aku tidak lagi bertemu dengan Perhimpunan Babilonia maupun pemburu harta. Namun hal buruk terjadi pada kami ketika Mehmet Bey membawaku pergi ke makam ibu Meyyitzade.

Aku dihadiahkan pada Atai Efendi, yang kemudian didatangi utusan Perhimpunan Babilonia bernama Günter dengan mengaku sebagai kerabat. Günter menghabiskan waktunya di Istanbul dengan membuat salinan miniatur-miniaturku dan menjelajahi kota. Berdiskusi dengan Günter setiap malam, mengarahkan Atai pergi menemui teman-teman Günter dan berakhir di Menara Galata. Günter membawaku ke rumah dokter Yunani di Galata untuk memberikan laporan pada atasannya. Mereka menyiksaku untuk menemukan petunjuk tanpa mendapatkan apa-apa, sehingga aku hendak diserahkan pada Pasa di Kubbealti. Namunanggota Dinas Ottoman datang bersama Atai Efendi.

Ternyata hari ketika aku diselundupkan adalah awal tahun-tahun kemalangan bagi Ottoman disebabkan Perhimpunan Babilonia. Hal ini mempertemukanku dengan Őmer Nef’i Efendi, seorang penyair baik hati yang menjengkelkan. Sultan menghukum para penyair yang menyingggung penguasa, dan Nef’i Efendi pun jatuh ke tangan anak buah Bayram Pasa.

Tak diharapkan oleh Melek Ahmed Pasa, membuatku berada di tangan Evliya Celebi. Kenangan membawaku ke istana Nebukadnezar dan reruntuhan kuil Ishtar di Istanbul. Evliya suka menjelajah negara-negara dan menuliskan kisah-kisah menakjubkan yang ditemuinya dalam perjalanan. Di kapal yang mendapatkan serangan dahsyat dari perompak, Celebi terinspirasi oleh bait dari majikanku dan meletakkanku pada peti terbaik. Melalui Sungai Danube, aku dibawa ke Benteng Silistra dan berada di tangan Siyavuş Paşa yang membuatku kembali terbaring di meja operasi Perhimpunan Babilonia. Froberger dan ketiga orang lainnya melakukan penelitian terhadap kuplet-kupletku malam-malam, dimana Froberger akhirnya menyadari rahasia cintaku, membuatnya dilanda kecemasan.

Mullah Mehmet menerimaku sebagai kenang-kenangan dari Gustaf yang dipercaya oleh Froberger agar menyerahkanku pada Ratu Swedia, Christina. Sebagai seorang master sihir yang mengembara ke negeri-negeri, Mullah akhirnya melakukan pertunjukan di hadapan Wazir Ottoman, Baltaci Mehmet Pasa. Namun pertunjukannya membuat Pasa tersinggung, membuatnya menerima hukuman mati yang ternyata merupakan akhir pertunjukannya.

Baltaci Mehmet Pasa dan Beylerbeyi Aleppo menikmatiku melalui Nabi Efendi yang dikenal sebagai penyair Anatolia paling sempurna. Dimana dalam suatu kesempatan, Nabi Efendi memberikan penjelasan mengenai penyair Anatolia yang juga selalu memburu pembaharuan untuk mencapai keindahan. Keesokan harinya, Nabi menerima surat pengusiran dari Corlulu Ali Pasa, disusul kedatangan selir pemberian Sultan, yang ternyata adalah Layla.

Bersama dengan Layla, Nabi melakukan perjalanan dari Aleppo hingga tiba di Istanbul, dimana sepeninggal Nabi, Layla menjadi pelayan Huri, putri Ibrahim Pasa. Ibrahim Pasa mempersembahkanku dalam pertemuan tujuh tahunan Perhimpunan Babilonia di Istana Sadabad. Sementara Ibrahim Pasa terlelap dalam kemabukannya, penduduk Istanbul melakukan pemberontakan, mengarahkanku pada Nedim Efendi di Besiktas selama delapan hari.

Di tangan Uvendire Veyis, aku berpindah dari satu pemondokan ke pemondokan lain hingga tiba di Mevlevihane milik Galib Dede. Setelah 18 hari teracuhkan, Veyis menerima pelajaran “cinta adalah esensi keberadaan” dari seorang darwis yang ditunjuk oleh Dede. Aku merasa sangat dibanggakan di tangan Galib Dede hingga kebakaran besar terjadi di Istanbul.

Di hari pemakaman Galib Dede, Halet Efendi membawaku menuju Paris, dimana ia ternyata merupakan anggota Perhimpunan Babilonia. Aku pun sekali lagi diteliti oleh tujuh orang ahli, dan untuk pertama kalinya, salah satunya adalah seorang wanita. Untuk pertama kalinya, mereka membacaku hingga selesai, dimana pertumpahan darah terjadi diantara anggota atasku.

Sudah setengah abad aku berada di Paris di tangan Countess Laurent yang menyerahkanku pada Namik Kemal Bey yang hendak pergi ke London. Kemal Bey terpengaruh sastra barat dan tak mengindahkanku hingga Resit Pasa mengungkapkan padanya perihal hubunganku dengan Perhimpunan Babilonia.

Robert Koldewey mencuriku dari Kemal Bey dan berhasil memecahkan sandi, mengarahkannya menerima ongkos dari Perhimpunan untuk menggali Ishtar, kuil misterius Akeldan. 10 tahun kemudian, 6 tamu menemui Kodelwey dan bersama-sama mereka berhasil membuka Gerbang Ishtar. Dengan belati berkapala Sirrush, salah satu ruangan yang berisikan berhala-berhala emas berhasil dibuka, mengarahkan mereka untuk kembali dan meninggalkan lempeng-lempeng batu berharga hanya untuk mendapati para perampok telah menanti mereka.

Aku berada di perpustakaan Suleymaniye di Istanbul yang tak lagi seperti dulu, dan mungkin beberapa orang akan menceritakan kisahku sesekali...


0 comments:

Post a Comment

 
;