Saturday, June 16, 2018

Sinopsis "Saman" Bahasa Indonesia


Saman
By: Ayu Utami

Sebagai seorang turis di New York, hari ini saya merasa sangat bahagia menunggu Sihar setelah 402 hari tidak bertemu dan berakhir di sebuah kamar hotel bersama keperawanan saya. Keesokan harinya Sihar menghilang begitu saja hingga akhirnya menelpon saya beberapa bulan setelahnya.

Toni dan Saya, Laila, tiba di sebuah rig dengan menggunakan helikopter dan disambut oleh Seismoclypse bernama Rosano yang kemudian membawa kami menuju lokasi dan memperkenalkan para pekerja, salah satunya adalah Sihar Situmorang, insinyur analis kandungan minyak, yang seringkali terlibat perdebatan dengan Rosano dan berakhir dengan perdebatan keras yang membuat Sihar dipecat, dan si Yunior, Hasyim, yang diserahkan posisi Sihar, dengan patuh menjalankan perintah Rosano, membuat sebuah dentuman terjadi dan menggoncangkan anjungan dengan hebatnya.

Dalam kekesalan, Sihar membuat tangannya terluka sehingga Saya mengobatinya di bandara. Mendapati Sihar bermaksud mencelakakan Rosano, Saya mengarahkan Sihar untuk menuntut Texcoil, membuat Saya harus bertemu kembali dengan Saman.

Bersama Sihar, Saya beberapa kali pergi ke Palembang untuk berdiskusi dengan Saman dan Yasmin, dimana seringkali kami hanya bertemu dan diakhiri dengan kecupan panjang. Namun karna dipenuhi rasa bersalah pada istrinya, ia kemudian memutuskan untuk tidak lagi bertemu, dimana beberapa bulan sebelumnya kami memutuskan untuk bertemu di New York, jauh dari Odessa.

Dari Perabumulih, Kami pergi menemui keluarga Hasyim Ali di dusun Talangrajung, dimana Saman telah terlebih dahulu berada di sana. Setelah berhasil meyakinkan Keluarga Hasyim untuk mengajukan gugatan, kami membujuk keluarga dua korban lainnya untuk memberikan dukungan, membuat Rosano menjadi tahanan luar. Namun sebuah tragedi yang terjadi di sebuah rig di Talangatas, membuat Rosano masuk penjara sebagai tahanan pengadilan.

Mendapati Sihar tak kunjung datang, saya telpon kantor tempatnya bekerja.

Setelah menjalankan misa, Wisanggeni menyapa Romo Daru untuk meminta pendapat mengenai keinginannya agar ditugaskan di Perabumulih.

Wis kecil mendapatkan peringatan keras mengenai keberbahayaan hutan yang berbatasan dengan kebun belakang rumah. Setelah dua kali sang ibu, raden Ayu, mengalami kehilangan kandungan yang disertai misa arwah, kandungan ketiga melahirkan bayi perempuan yang malam harinya juga menghilang dan kembali disertai dengan misa arwah. Dimana dalam prosesnya, Wis yang mengalami pengalaman mistis menjadi semakin dekat dengan sang ayah, Sudoyo.

Di Perabumulih, Wis mengunjungi rumah lamanya yang sekarang tengah ditempati oleh seorang wanita bernama Asti yang tengah mengandung. Dua bulan sebelum melahirkan, Asti pulang ke Jakarta, dan Wis diizinkan untuk memegang kunci rumah. Di suatu malam, Wis menyadari keberadaan sosok tak dikenal disusul oleh kemunculan seorang gadis yang mengarahkannya menuju sumur mati. Dari bangsal klinik, Wis mengantar gadis itu pada keluarganya di Sei Kumbang yang kemudian memasukkan si gadis ke kandang. Setelah meminta izin pada pastor kepala, Wis membuatkan sangkar yang layak untuk Upi, membuat Upi menunjukkan ketertarikannya pada Wis. Wis yang menerima tawaran Pater Westenberg, meminjam modal pada Ayah dan teman Ayahnya untuk memajukan perkebunan karet di Sei Kumbang, dimana dalam prosesnya Wis kembali menemukan yang dulu hilang.

Wis yang berhasil mendapatkan izin dari Uskup untuk berkarya di perkebunan, harus berhadapan dengan orang-orang PT yang berusaha untuk mengganti kebun karet di Lubukrantau menjadi kebun sawit, dimana desa-desa lain telah menandatangani surat perjanjian. Ditengah-tengah musyawarah di rumah asap dibawah arahan Anson dengan Wis sebagai tetua, seseorang datang dan mengungkapkan bahwa Istri Anson telah dianiaya. Menanggapi hal itu, Anson dan para pria lainnya pergi untuk mengejar pelaku yang lolos, sementara Wis dan beberapa pria lemah menjaga para wanita dan anak-anak di surau. Wis kemudian harus berhadapan dengan orang-orang yang mengepung mereka dan membawanya pergi setelah membakar rumah-rumah penduduk. Disekap dan dianiaya habis-habisan, Wis mengungkapkan cerita kebohongan untuk menertawakan diri. Belasan hari kemudian, terjadi kebakaran di tempat Wis disekap, dimana Wis yang merelakan diri tiba-tiba mendapatkan suara-suara yang dirindukannya, mengarahkannya bebas dari tahanan dan disambut oleh Anson yang terkejut mendapati keberadaannya. Mengetahui apa yang terjadi, Wis minta diantar ke rumah suster-suster Boromeus di Lahat dan akhirnya mendapatkan kunjungan dari Pater Westenberg. Dua tahun kemudian, Wis mengganti identitasnya dengan memilih nama: Saman.

Namaku Shakuntala, Ayah dan Kakak-Perempuanku menyebutku sundal. Mendapati kekhawatiran temanku, Aku membantunya dengan menelpon kediaman Sihar. Pada 1975, ayah membuangku ke kota asing, membuatku menari-nari layaknya peri, dan bertemu dengan Laila. Aku yang mencoba menghibur Laila, menekankan akan kesalahan Sihar. Ketika umurku sembilan tahun, Aku tidak perawan. Laila tertawa mendengarku membahas Vaginismus, dimana Laila kemudian dibawa ke Copa Cabana oleh Sihar, sementara Aku, Cok, dan Yasmin, mengadakan taruhan atas mereka. Aku tak suka Sihar.

Setelah bertemu dengan raksasa, Aku mengalami kesulitan mengurus visa di Kedutaan Besar Nederland. Namun Asian Cultural Centre memberikanku beasiswa untuk mengeksplorasi tari, sehingga Aku akan tinggal di New York lebih kurang dua tahun. Aku tiba di New York yang dirayap musim dingin, dimana pemandangan jalan-jalan di Manhattan sempat membuatku disorientasi. Setelah dari kantor Asian Curtural Courcil, Aku menyewa apartement di kawasan Chelsea, dimana waktu luang kuhabiskan untuk menonton pertunjukan. Mendapati Laila bersikeras untuk pergi ke New York, Aku menyarankannya untuk sekalian mengajak Cok dan Liz.

Kami berteman sejak kelas enam SD dan merumuskan musuh bersama pada masa akil baliq. Sementara Laila jatuh cinta pertama kali pada Frater Wis sehingga mendapatkan penentangan keras dari orangtuanya, Cok dipindahkan ke SMA Ubud hanya untuk membuat orangtuanya mendapati dirinya semakin menjadi. Sementara itu, Yasmin yang masuk Fakultas Hukum UI berpacaran dengan Lukas hingga akhirnya menikah.

Wisanggeni mengirim surat kepada bapaknya untuk mengungkapkan keadaannya di Lubukrantau sekaligus memutuskan untuk menetap di sana, dimana Wisanggeni juga meminta tambahan modal pada bapaknya.

Wisanggeni mengirimkan surat pada Yasmin untuk menceritakan diary yang ditulisnya saat dalam pelarian sekaligus mengungkapkan rasa terimakasihnya. 20 April keluar Medan, 28 April tiba di Singapura, 3 Mei mendarat di J.F. Kennedy, 8 dan 9 Mei mengikuti seminar tentang Indonesia di Columbia University, 10 Mei memenuhi undangan Martin.

Yasmin membalas surat Saman dengan mengungkapkan dosanya, mengingatkannya pada Ruth dan Naomi di tanah Moab. Saman membalas surat dengan mengungkapkan kisah Yehuda dan menantunya, Tamar. Setelah mengungkapkan keinginannya untuk hamil, Yasmin mengungkapkan kisah seorang lelaki di taman Firdaus yang kehilangan tulang rusuknya.



Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

0 comments:

Post a Comment

 
;