Friday, May 17, 2024

Sinopsis "Breath - James Nestor" Bahasa Indonesia

 Breath
by: James Nestor

Selama abad terakhir, ilmu kedokteran barat kurang-lebih menganggap hidung sebai organ sekunder atau pelengkap, dan Dr. Jayakar Nayak berkata: “struktur-struktur itu ada di sana untuk alasan tertentu.” Bersama dengan Anders Olsson, saya mengikuti eksperimen bernapas melalui mulut sealama sepuluh hari. Dari 5.400 spesies mamalia di planet ini, manusia adalah satu-satunya spesies yang terus mengalami maloklusi. Homo habilis muncul 1,7 juta tahun lalu, diikuti dengan Homo erectus sekitar 800.000 tahun lalu, dan homo sapiens sekitar 300.000 tahun lalu, dimana besar otak kita bertumbuh sementara jalan-napas menyempit.

Data hari ini mengungkapkan apa yang telah diungkapkan di hari-hari sebelumnya: bernapas melalui mulut menghancurkan kesehatan kami. Kami melakukan eksperimen sepeda sebagai pengulangan dari beberapa kajian yang telah dilakukan Dr. John Douillard 20 tahun lalu, dimana ia membuktikan bahwa napas melalui mulut mencederai klien-kliennya. Terdapat dua opsi pembuatan energi tubuh, yakni aerobik (udara) dan anaerobic (gula biasa), dimana anaerobik tidaklah efisien dan bisa beracun. Inilah sebabnya respirasi aerobic sangat penting, dimana denyut jantung terbaik untuk berolahraga: 180 dikurangi usia Anda. Eksperimen Egil P. Harvold juga menegaskan bahwa bernapas melalui mulut mengubah tubuh ragawi dan jalan-napas ke arah yang lebih buruk. Hal itu juga menyebabkan tubuh kehilangan 40 persen lebih banyak cairan dan mengembangkan lebih sedikit sel otak,

Penciuman adalah indra tertua dari kehidupan, dan pernapasan adalah timbal balik, dengan cuping hidung yang berdenyut dengan iramanya sendiri dan jaringan erektil hidung mencerminkan situasi kesehatan. Hidung adalah pejuang yang pendiam: penjaga gerbang tubuh, apotek bagi benak, dan pengatur cuaca bagi emosi. Hal ini ditegaskan oleh naskah Ebers Papyrus 1.500 SM, Kitab Kejadian 2:7, Naskah Tao China, dan riset George Catlin pada 1830. Dr. Mark Burhenne mengungkapkan bahwa bernapas melalui mulut berkontribusi kepada penyakit periodontal dan bau napas, juga merupakan penyebab nomor satu dari lubang gigi, sehingga ia menganjurkan pasiennya untuk memplester mulut di malam hari.

Jalan menuju hidup panjang melibatkan banyak peregangan (Five Tibetan Rites), untuk mengembangkan kapasitas paru-paru. Pada 1900-an, Katharina Schroth menggunakan “pernapasan ortopedik” untuk mengobati penyakitnya yang tak bisa disembuhkan; scoliosis, dimana ia kemudnian menerima penghargaan Federal Cross of Merit. Di tahun 1958, Stough memenuhi undangan Dr. Maurice untuk melatih pasien emfisema seni mengembuskan napas dan berhasil baik, dan pada 1968, Stough membantu salah satu tim pelari terbaik di Amerika, mengarahkan mereka memecahkan rekor mereka sendiri.. Dengan bantuan Lynn Martin (rekan Stough), saya melakukan “Koordinasi Napas” melalui hitungan 1-10 selama dua jam. Hal ini menunjukkan pentingnya menghembuskan napas secara penuh.

Ollson mengungkapkan bahwa napas yang dilambatkan akan merilekskan tubuh dan menenangkan benak, dan karbon dioksida lebih penting dairpada oksigen. Sebagaimana Bohr, Henderson mengungkapkan bahwa karbon dioksida adalah unsur yang lebih dasar dari makhluk hidup dibandingkan oksigen. Dari itu, Ollson menganjurkan pernapasan yang lambat, sebagaimana doa para pendeta yang berkisar enam detik, yang ternyata merupakan doa penyembuhan sebagaimana teknik pernapasan resonan (koheren).

Ketika kita telah menjadi budaya pemakan yang berlebihan, kita juga telah menjadi budaya penapas yang berlebihan, dari itu bernapaslah lebih-sedikit. Olsson mengungkapkan bahwa sesekali membuat tubuh bernapas dengan jauh lebih sedikit, akan memberi manfaat ampuh seperti yang terjadi pada puasa makan. Hal ini meningkatkan VO2 max, yang dapat meningkatkan stamina atletik, juga membantu hidup lebih panjang dan sehat. Buteyko, seorang penderita hipertensi parah, mengungkapkan bahwa semua pasien yang paling sakit sepertinya; terlalu banyak bernapas, sehingga ia membuat sebuah protocol yang kemudian disebut Voluntary Elimination of Deep Breathing. Di sekitar masa tersebut, Zatopek menggunakan latihan hypoventilation dan menciptakan 18 rekor dunia, empat medali emas, satu medali perak Olimpiade, dan disebut sebagai “Pelari Terbesar Sepanjang Zaman”. Pada 1970-an, pelatih renang AS James Counsilman menggunakan teknik tersebut untuk Olimpiade Montreal, memenangkan 13 medali emas, 14 perak, 7 perunggu, dan memecahkan rekor dunia di 11 lomba. Jumlah optimal udara yang kita hirup saat istirahat adalah 5,5 liter per menit; 5,5 detik menghirup dan 5,5 detik mengembus, dan inilah napas yang sempurna.

Sekitar 300 tahun yang lalu, sebagian besar populasi mengalami; mulut menciut, wajah lebih datar, sinus tersumbat, hingga menurunnya pangkal kerongkongan yang menyumbat tenggorokan. Di sekitar tahun 1500, populasi manusia tumbuh 100 kali lipat dibandingkan di awal budaya pertanian, menghabiskan seluruh hidupnya hanya dengan makan makanan yang telah diolah, menjadikan populasi semakin sakit dan kecil. Hal ini mengungkapkan bahwa masyarakat yang telah mengganti diet tradisionalnya dengan makanan olahan modern mengalami hingga sepulah kali lipat lubang gigi, geligi berjejal yang parah, tersumbatnya jalan napas, dan kesehatan umum yang lebih buruk. 23 dari 28 pasien sinusitis membaik dengan metode balon sinuplasty, sementara penderita hidung kosong biasanya kehilangan bagian tertentu (konka) dari hidung mereka. Apnea tidur dan mendengkur, asma dan ADHD, semuanya telah dikaitkan dengan sumbatan di mulut. Dr. John Mew mengungkapkan bahwa ortodontik tradisional (meluruskan geligi) membuat jalan napas memburuk. Ketika duduk atau berdiri, tulang punggung harus membentuk bentuk-J (dengan lidah berada di langit-langit); disertai dengan bernapas perlahan-lahan melalui hidung (latihan mewing). Mini-monoblok Belfor menegaskan kekeliruan ilmu konvensional tentang hilangnya tulang, menunjukkan bahwa semakin banyak kita mengunyah semakin belia kita tampak dan semakin baik kita bernapas sebagaimana alat Homeoblock. dr. James Sim Wallace pun mengungkapkan bahwa peralihan dari makanan yang lebih keras ke makanan lunak membuat wajah menyempit, geligi berjejal, rahang tidak selaras, dan berlanjut pada masalah pernapasan. Dari itu, Marianna Evans menganjurkan pasien-pasiennya mengunyah permen karet selama dua jam sehari.

Teknik Bernapas+ muncul di medan perang sipil, dimana Jacob Mendez Da Costa (1862) menyebutnya sebagai “kelainan sistem saraf simpatetik” (Irritable Heart Syndrome), muncul kembali pada 20% serdadu di Perang Dunia 1, satu juta serdadu di Perang Dunia II, dan ratusan ribu lainnya di perang Vietnam, Irak, dan Afghanistan. Bernapa merupakan sebuah “tombol utama” sistem saraf otonom (parasimpatetik dan simpatetik); Semakin dalam dan semakin lembut kita menghirup napas, dan semakin panjang kita mengembuskan napas, semakin perlahan jantung berdenyut dan semakin tenang diri kita. Inner Fire Meditation (metode brnapas penimbul stress) telah dipraktikkan oleh para pendeta Buddhis Tibet, dimana pernapasan dapat mengontrol saraf vagus (suatu jejaring kerja saraf yang berkeliaran di dalam sistem yang menghubungan semua organ interna utama). Pernapasan Tunmo telah dipublikasikan oleh Alexandra David-Neel (1927), Herbert Benson (1981), dan Wim Hof (2000). McGee seperti 15 persen populasi Amerika—lebih dari 50 juta orang—yang menderita kelainan autoimun, dan mencoba penapasan beratnya Wim Hof. Metode Pernapasan Hof: berbarung telentang dengan satu bantal di bawah kepala, lemaskan bahu, dada, dan tungkai kaki, tarik satu napas yang sangat dalam ke dasar lambung (lalu dada) dan embuskan dengan sama cepatnya, lakukan hal tersebut 30 kali, di akhir napas ke 30; tahan seperempat udara di paru-paru selama mungkin, lalu Tarik napas besar dan tahan selama 15 detik, ulangi seluruh pola tersebut 3-4 putaran beberapa kali seminggu. Murid David-Neel (meninggal di usia 100th), Maurice Daubard membuktikan kehebatan Tunmo sebagai penderita peradaan paru-paru kronis, dimana ia mengelilingi Himalaya di usia 71th. Pengamalan dengan asam lisergik dietilamina-25 (LSD), mengarahkan Stanislav Grof memodifikasi Tunmo (Holotropic Breathwork); berbaring di lantai ruangan gelap, music diputar dengan keras, bernapas sekeras dan secepat mungkin hingga tiga jam.

Penelitain Dr. Arthur Kling (1968) menunjukkan pentingnya amigdala sebagai “sirkuit tanda bahaya dari takut”, dan S.M. menunjukkan hal itu hingga ia bertemu dengan Dr. Justin Feinstein (2006). Hal ini mengungkapkan pentingnya seni menahan napas bagi orang-orang pencemas, sebagaimana diungkapkan dalam Bhagavad Gita dan A Book on Breath by Master Great Nothing of Sung-Shan 2000 tahun yang lalu. Saya pun mencoba terapi pernapasan Feinstein dan menghirup 35% karbon dioksida, demi kelenturan kemoreseptor di masa depan.

Saya pun menemui seorang pakar tersohor tentang landasan yoga, Luíz Sérgio Álvares DeRose. D,alam yoga terdapat kata prana (daya hidup), sementara di Jepang disebut ki dan di China disebut Ch’i dengan pernepasan-dasar disebut qigong. Di tahun 1970, Swami Rama memenuhi riset Green tentang pentingnya bernapas dalam tidur yoga, dan bahkan mampu memadamkan jantungnya selama 30 detik. 5000 tahun lalu, peradaban Indus-Sarasvati menjadi tempat kelahiran Yoga, dan suku Arya tiba untuk menulis-ulang Sanskerta. Kunci dari Sudarshan Kriya, Tunmo, atau setiapnpraktek pernapasan lain yang berakar pada yoga purba adalah belajar untuk sabar, menjaga kelenturan, dan perlahan-lahan menyerap apa yang bisa ditawarkan napas.

Pernapasan, seperti setiap terapi dan obat, tidak dapat melakukan segalanya. Sebagaimana penyakit peradaban (sembilan dari sepuluh penyakit disebabkan oleh makanan dan minuman kita, serta tempat tinggal kita), bernapas adalah sebuah pilar yang hilang dari kesehatan. Dari itu, bernapaslah dengan lebih baik: hiruplah napas menggunakan hidung dan keluarkan secara penuh melalui mulut, kunyahlah makanan-makanan yang lebih keras, lakukan pernapasan berat sesekali, menahan napas ketika cemas. Napas yang sempurna: hirup napas selama 5,5 detik dan embuskan selama 5,5 detik. Ombak datang, membasuh dan melanjutkan arusnya ke pantai, lalu memutar dan mundur, kembali ke laut.


Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.


0 comments:

Post a Comment

 
;