Jingga dan Senja
by: Esti Kinasih
Tari
berdiri di barisan depan dalam upacara keduanya sebagai anak SMA. Karena datang
terlambat, Ari menyelinap lewat pagar sekolah dan meminta Tari, sebagai
perempuan barisan terdepan untuk mundur, dimana Ari kemudian menyelamatkan Tari
dari teriknya panas matahari. Tari tidak mampu fokus mengerjakan PR karena
teringat cowok tersebut, diikuti dengan pertanyaan teman-temannya, dimana Tari
pun kemudian terkejut mengetahui cowok itu adalah Ari, biang onar sekaloh.
Dalam
rangka menemani adiknya, Geo, pergi ke dokter gigi, Tari terjebak dalam
tawuran, tepatnya saat anak-anak SMA Brawijaya pergi ke SMA Airlangga, Tari
yang bersembunyi di samping tong sampah, didapati oleh seorang anak SMA
Brawijaya yang kemudian berusaha mengusirnya hanya untuk mendapati Tari
memukulkan kamusnya pada ana tersebut. Ari tiba untuk membawa Tari kembali ke
sekolah, bahkan mengantaskannya ke kelasnya, yang tengah berada di pelajaran
kimia, Bu Pur. Para cewek rela tidak makan pada jam istirahat untuk
mendengarkan informasi dari Nyoman tentang Ari, yang ternyata belum pernah
pacaran.
Angga,
sebagai pentolan SMA Brawijaya, pergi ke SMA Airlangga untuk mengembalikan
kamus pada Tari, dimana ia selipkan catatan kecil di dalamnya. Dalam prosesnya,
Ari menyadari kehadiran Angga. SMA Airlangga kembali terlibat tawuran dengan
SMA Brawijaya yang mendatangi tempat mereka, dimana Tari dan Fio berdiam
ketakutan di tengah-tengah. Menyadari hal itu, Ari segera beranjak untuk menyelamatkan
hanya untuk mendapati Angga lebih dahulu tiba dan membawa keduanya. Menyadari
kepergian anak-anak SMA Brawijaya dengan membawa Tari dan Fio, Ari segera pergi
mengejar seorang diri, dimana ia diminta untuk berlutut demi keselamatan
keduanya.
Mendapati
laporan Bram, Angga pun mengajak Tari untuk pulang, sementara Bram mengantarkan
Fio. Dalam prosesnya, Angga meminta Tari untuk menemaninya makan, dan berhasil
mendapatkan informasi tentang Tari, termasuk nomor teleponnya. Dalam kecemasan,
Ari memaksa teman-temannya untuk bermain futsal hingga larut malam. Ari
berangkat pagi ke sekolah dan menanyakan pada Jimmy perihal Tari, dimana Ari
kemudian pergi dari sekolah dan meminta Oji untuk mengecek keadaan Tari.
Keesokan harinya, Ari langsung pergi menemui Tari di kelasnya untuk mengetahui
apa yang terjadi, sekaligus memastikan nama Tari; Jingga Matahari. Bel masuk
berbunyi, tapi Ari justru melangkahkan kakinya menuju Kantian, membeli roko
dari Mas Wiji. Di jam istirahat, ketika teman-temannya menanyakan apa yang
terjadi, Ari kembali datang dan mengajak Ari untuk makan bersama di kantin,
dimana Ari kemudian meminta nomor hp Tari dan memberitahu nama lengkapnya.
Keterkejutan
Tari perihal nama lengkap Ari dilanjutkan dengan hal lainnya, dimana anak-anak
segera mempertanyakan apa yang terjadi. Malam harinya, Tari menelpo Fio,
menceritakan apa yang terjadi, dimana Angga kemudian menelpon, bermaksud untuk
mengantarkan Tari ke sekolah. Mendapati Angga mengantar Tari hingga depan
sekolah, Ari segera menanyakan hal itu pada Tari, dan kemudian membawa Tari ke
kelasnya. Wali kelas Tari (Bu Pur) tiba bersama wali kelas Ari (Bu Sam) untuk
membawa Tari kembali ke kelasnya hanya untuk mendapati Ari mengikuti. Setelah
berdiskusi dengan Fio, Tari mendapatkan kabar bahwa Veronica, putri pemilik
Yayasan, mencarinya. Sementara itu, Ari menerima tugas-tugas sebagai hukuman
dari Pak Rahardi. Dengan menumpang mobil Pak Isman hingga halte bus pertama,
Tari dan Fio merasa lega, tanpa menyadari bahwa Angga mengikuti, diikuti dengan
Ari tak begitu jauh di belakang.
Keesokan
harinya, Tari mendapati Ari-lah yang datang menjemputnya, dimana Ari
memperkenalkan diri dengan sopan pada ibunya. Ari mengendarai motornya dengan
sentakan karena Tari tak bersedia untuk berpegangan padanya, hingga akhirnya
Tari pun menerima keterpaksaan. Namun tak berapa lama kemudian, Angga tiba
untuk mencegat Ari, dan hantaman yang sulit untuk dihadang dengan menopang
sepeda motor, membuat Angga berhasil membawa Tari ke sepeda motornya. Ari pun
segera mengangkat sepeda motornya dan melakukan pengejaran. Dalam kebingunan
kehilangan jejak Angga, Ari menerima telepon dari Angga, dan mencegatnya yang
baru saja dari SMA Airlangga. Sementara Tari masih dilanda shock, dan Fio
membawanya ke kantin, Ari tiba dua puluh menit kemudian mempertanyakan sikap
Tari dengan tegas, yang ternyata Tari balas dengan tegas pula. Penolakan Tari
yang ketakutan, membuat amarah Ari memuncak dan keadaan kanti pun
porak-poranda. Mendapati keadaan yang sudah diluar kendali, Oji memutuskan
untuk menahan Ari, menelpon Ridho untuk datang membantu. Kejadian tersebut
menjadi pembicaraan ramai. Di tengah pelajaran, Ari memutuskan untuk pulang,
mengunjungi tempat kenangan. Mendapati informasi dari Ridho perihal sepupu
Angga yang menjadi anak baru di sekolah mereka, Ari pun pergi ke SMA Brawijaya
untuk menemui Angga. Angga pun kemudian pergi menemui Gita bersama Bram.
Keesokan harinya, Bram mempertanyakan keseriusan Angga perihal Tari. Saat
tengah berkendara, Ari terkejut mendapati motornya ditendang sehingga ia
terpental, dan Angga tiba untuk mengungkapkan kemarahannya, yang ia tanggapi
dengan santai. Angga pun pergi menemui Tari, mengungkapkan bahwa ia tidak bisa
lagi menjemput Tari. Di sekolah Tari mendapati keanehan, dengan kabar bahwa Kak
Vero tengah mencarinya. Malam harinya, Tari menerima telpon dari Angga yang
menanyakan bagaimana keadaannya. Dalam kemarahan, Tari melabrak Ari di
kelasnya, dan harus berhadapan dengan Vero setelahnya. Mengetahui hal itu, Ari
segera melompat dari tempat duduknya, dan mendapati Tari hendak terisak
dikarenakan bajunya tersobek. Sementara Oji mengantar Tari kembali ke kelasnya,
Ari memberikan senyuman amarah pada Vero. Untuk memastikan keadaan, Ari memberikan
peringatan pada Tari di depan gerbang sekolah hanya untuk mendapati Tari membalas
tantangan.
Dalam
rangka window shopping bersama Fio, Tari mendapati keberadaan Ari di foodcourt,
yang kemudian mendatanginya dan mengungkapkan diri sebagai Ata, saudara kembar
Ari. Setelah mengobrol cupu lama, Ata terkejut mengetahui nama Tari, nama
lengkapnya, sehingga ia pun mengungkapkan nama lengkapnya sendiri.
Ari yang
tengah duduk di tepi lapangan futsal dan mendapati pandangan ari, segera pergi
menghampirinya. Mendapati pesan Ari setelah telepon yang tidak diangkat, Tari
berdecak kesal, dan kemudian mengirimkan nomor Ari pada Ata. Ari mendatangi
kelas Tari dengan ekspresi kaku, dimana ia mempertanyakan perihal Ata. Di jam
olahraga, Tari mendapati Ari ikut serta bermain di lapangan football, dimana
Ari mendatanginya dan menggandengnya untuk berlari. Pak Adang tiba untuk
menghentikan tindakan Ari, sehingga Tari akhirnya bisa berlatih basket dengan
tenang hanya untuk mendapati Fio tiba dan mengungkapkan bahwa Ari telah membawa
bajunya. Mendapati seragamnya dipakai oleh Ari dan saling tertawa dengan
teman-temannya, Tari hanya bisa berdiam diri, dimana Pak Adang pun tak banyak
membantu hingga Tari tak mampu berkonsentrasi dalam latihan. Setelah melepas
seragam Tari, Ari kemudian membantu Tari dalam latihan basket, membuat mereka
menjadi tontonan. Tari mengungkapkan perbuatan Ari pada Ata, dan Oji kemudian
tiba dengan membawa paperbag berisi coklat dari Ari.
Di koridor,
Ari menyapa Tari, dan kemudian menerima telepon dari Ata, dimana Ari kemudian
menghapus nomor Ata dari hp Tari. Di saat menunggu telepon Ata, Tari mendapati
telepon dari Angga, yang ternyata sudah ada di depan rumahnya, sehingga Tari
pun tak bisa membuat alasan, dimana Angga menyadari apa yang terjadi dan
memutuskan untuk mundur. Keesokan paginya, dengan mata sembap, Tari tiba di
sekolah mendekati bel berbunyi hanya untuk mendapati Ari juga baru saja tiba
dan menanyakan keadaannya. Di jam istirahat, Tari akhirnya menerima telepon
dari Ata, yang menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dimana Ata kemudian
mengungkapkan bahwa ia tengah berada di depan sekolahnya.
Selesai jam
terakhir, Tari dan Fio segera beranjak menuju gerbang untuk menemui Ata, yang
ternyata menunggu di depan kompleks. Dengan mengendarai Everest, Ata membawa
Tari dan Fio ke sebuah rumah makan sederhana dan kemudian menanyakan apa yang
telah terjadi. Di saat Tari dan Fio tengah membicarakan Ata, Ari muncul dan
menengahi mereka, dimana Ari kemudian mendatangi Tari dan Fio yang tengah makan
di kantin. Setelah insiden di kantin tersebut, Ari mengirimkan SMS perihal
kesungguhannya pada Tari.
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment