Saturday, November 3, 2018

Sinopsis "Misteri Ramadhan" Bahasa Indonesia


Misteri Ramadhan
By: Sa’îd bin Musaffar al-Qaththâni

Target utama puasa ialah untuk membangkitkan kataqwaan, yang membuat kita semakin sadar akan muraqqabah, sehingga kita semakin taat dalam kebaikan dan tercegah dari kemungkaran, dimana puasa juga menimbulkan rasa empati terhadap sesama, terutama fakir miskin. Dari itu, berpuasalah dengan diiringi membaca Al-Qur’an, Qiyamullail, sedekah, mendermakan makanan, berdakwah, bertaubat, berzikir, berdoa, berbakti kepada orangtua, mencari malam Lailatul Qadar, Umrah di bulan Ramadhan, berperilaku baik, mengefisienkan waktu, mengeluarkan zakat, beri’tikaf, dan menunaikan zakat fitrah.

Secara umum ibadah puasa mendidik keikhlasan dan beramal hanya untuk Allah semata (tidak riya’). Selayaknya firman Allah dalam hadist Qudsy; “Puasa itu milikku”.

Puasa membawa pelajaran berharga tentang disiplin dan hidup teratur, juga mengajarkan kita untuk menghargai detik demi detik perjalanan waktu.

Puasa memutuskan semua faktor penghambaan kepada selain Allah dan akan mewariskan kemerdekaan dari perbudakan syahwat.

Bulan Ramadhan merupakan kesempatan besar untuk mengadakan perubahan sebagai obat mujarab bagi kebiasaan-kebiasaan buruk yang sulit ditinggalkan, sehingga kita menjadi semakin lebih baik.

Tidak diragukan lagi bahwa puasa merupakan ajang pendidikan dan pelatihan bagi kesabaran dan ketabahan. Jalan kesabaran adalah ibadah, kuat dalam beribadah, pandai memanfaatkan waktu untuk kebajikan, ikhlas dalam beramal, dan konsisten menjalankannya.

Puasa membina akhlak dan perilaku, mengarahkan pelakunya untuk menjaga perkataan, penglihatan, dan pendengarannya.

Puasa yang benar mampu menjadikan manusia mengenal lebih dalam tentang nikmat Allah dan menjadikannya pandai memanfaatkan nikmat-nikmat tersebut di jalan Allah.

Puasa juga sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Kosongnya perut dari makanan dan minuman, bisa menjadikan hati semakin cemerlang, melembutkannya, dan mengonsentrasikannya untuk berdzikir dan berpikir.

Puasa juga merupakan ibadah yang dapat mengendalikan syahwat.

Orang yang berpuasa otomatis meninggalkan beberapa urusan duniawi, sehingga ia lebih terpacu dalam menggapai pahala dari sisi Allah sebagai bekal akhiratnya kelak.



Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

0 comments:

Post a Comment

 
;