Supernova:
Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh
By: Dee Lestari
Dimas dan
Reuben bertemu di sebuah Watergate Condominium, di Washington, dan terlibat
perbincangan yang mengarahkan mereka untuk membuat sebuah masterpiece dalam
waktu 10 tahun. 3 bulan 21 hari kemudian, mereka menjalin hubungan, namun mereka
tidak tinggal bersama. 10 tahun kemudian, mereka mengerjakan masterpiece mereka
dalam bentuk cerita, bergenre romance sains, yang romantis, sekaligus puitis,
dengan latar kota Jakarta.
Setelah
berbincang singkat dengan sahabatnya, Ale, melalui telepon, Ferre bersantai di
kamar mandi melamunkan Rana, seorang reporter yang tadi pagi melakukan
wawancara menarik dengannya. Dimana dalam prosesnya, Re teringat akan saat-saat
dimana ia membaca dongeng mengenai Kesatria yang dikhianati Bintang saat hendak
menemukan kembali Putri yang dicintainya.
Dimas yang
tidak terima pria seperti Ferre tertarik pada wanita seperti Rana,
mengungkapkan kesangsiannya pada Reuben.
Setelah tiba di
kantor diantar oleh suaminya, Arwin, Rana yang merasakan kehilangan akan
sesuatu, mengingat kembali masa-masa hidupnya, mulai dari lulus kuliah, umur
20-an, remaja, hingga masa kanak-kanak. Menyadari ketidakwajaran pada istrinya,
Arwin menanyakan keadaan Rana dan mengajaknya untuk ikut serta dalam acara
kumpul keluarga.
Dimas dan
Reuben asyik membicarakan bagian cerita yang mereka sukai mengenai pertemuan Ferre
dan Rana.
Mereka kemudian
membahas mengenai seperti apakah sosok Sang Bintang Jatuh, dan Dimas
mengusulkan karakter seorang pelacur.
Selepas Show, Diva
mendapati Dahlan datang menjemputnya, menandakan bahwa ia telah membuat janji.
Dan setelah memenuhi kebutuhan Dahlan, Diva mengucapkan sumpah serapah yang
membuat Dahlan bingung sekaligus takjub. Diva kemudian pergi untuk menghadiri kontes
fashion show anak-anak di sebuah pusat perbelanjaan sebagai juri perlombaan.
Dimana ia mengumumkan pemenang kontes diikuti dengan saran pedas yang membuat
atrium senyap seketika. Dalam perjalanan pulang, Diva mendapatkan telepon dari Nanda
yang mengajaknya makan bersama. Beberapa malam berikutnya, Diva menghadiri
janji temu dengan Margono, seorang dosen berusia 50-an.
Setelah
membahas mengenai Diva dengan Reuben, Dimas membaca majalah yang di dalamnya
terdapat foto seorang kenalannya, Ferre.
Ferre begitu
senang melihat Rana yang sibuk sendiri saat membaca komik Karikage Kun, dimana
Rana kemudian menyerahkan pansil pada Ferre dengan tujuan memainkan permainan
kangen. Di hari tanpa jadwal, Ferre berdiam diri di rumah dan teringat saat
dimana ia mendapatkan telpon dari Rana, yang mengungkapkan bahwa tulisannya
telah diterbitkan. Sementara Rana tidak tahu lagi harus memberikan alasan apa
pada Arwin, Dimas menyadari betapa beruntung ia akan hubungannya dengan Reuben.
Sementara itu, Diva menjawab surel-surel yang diterimanya.
Ferre menjemput
Rana hanya untuk bisa bersama dengannya, meskipun hanya sebentar. Sementara
itu, Reuben terlibat perbincangan dengan Dimas mengenai waktu.
Diva sangat
senang mendapati kedatangan Gio setelah setahun tak bertemu. Sementara itu, Reuben
mengungkapkan ketertarikannya pada Si Pecinta Alam, namun Dimas tidak
menanggapinya dengan serius.
Diva
menghabiskan malamnya bersama Gio di sebuah kamar hotel sambil mengingat
kenangan diantara mereka.
Rana harus
menemukan alasan untuk bisa bertemu dengan Ferre, yang memiliki jadwal sibuk.
Dan saat baru saja bersama Ferre, Rana mendapatkan telpon dari suaminya,
sehingga Rana berjanji untuk menemui Ferre malam nanti hanya untuk mendapati Arwin
kembali menelponnya. Sementara itu, Reuben dan Dimas terlibat perbincangan
mengenai cinta.
Ferre tidak
bisa memenuhi undangan Rana di acara ulangtahunnya, meskipun Arwin tak dapat
hadir dalam acara tersebut. Arwin mendapatkan saran dari temannya agar mengecek
aktivitas istrinya. Ferre kembali merasakan kepedihan dalam percakapannya
melalui telepon dengan Rana yang tengah
meliput sebuah ajang anugerah. Arwin terpukul sendiri mendapati wajah Rana
dipenuhi kebahagiaan. Sementara itu, Dimas dan Reuben memperbincangkan perasaan
yang dilanda Arwin.
Diva yang
bermaksud menjalankan ritual hariannya, melihat seorang pria yang disibukkan
oleh pekerjaannya, seketika menampakkan perasaan kasmaran, membuat Diva ikut senang
karenanya. Malam minggu ini, Ferre ikut
menamani Ale dan pacarnya, Lala, pergi menonton bioskop, dimana Ferre menyadari
betapa sesak hatinya mendapati pasangan-pasangan yang berlalu-lalang.
Diva yang
tengah melakukan latihan show, meminta izin pada Adi untuk pulang lebih awal
karna merasa terlalu penat. Menahan kepenatan dalam perjalanan pulang, Diva
menumpahkan tangisannya sambil memeluk bantal kecil. Ferre yang tengah
memikirkan asmaranya, menegok keluar jendela dan mendapati seorang wanita cantik
di seberang apartement, yang kemudian melihat ke arah langit, membuat Ferre
ikut menatap langit. Dan saat itulah, untuk pertama kalinya, ia melihat bintang
jatuh.
Rana mencoba
berbicara dengan ibunya dari hati ke hati setelah sekian lama. Dalam kesepian, Ale merupakan pelampiasan Ferre,
dimana malam itu, Ferre mengetahui identitas wanita cantik di seberang
apartementnya. Sementara itu, Dimas dan Reuben terlibat perbincangan mengenai
Diva yang menjadi sampul majalah. Gita yang mencemaskan keadaan Rana, memberikan
pendapat perspektifnya.
Reuben dan
Dimas mencari ide sosok Avatar, menghadirkan Supernova yang membahas Rectoverso.
Mengagumi buah pikiran Supernova, Rana meminta saran mengenai permasalahan yang
dimilikinya, dimana setelah lelah mengirimkan pesan tak terbalaskan, Rana
akhirnya mendapatkan pesan balasan.
Ferre
terguncang menerima telepon dari Rana, sehingga ia segera pergi ke rumah sakit
dan mendapati Ale berusaha menunjukkan realitas yang ada.
Diva memandangi
Ferre yang tengah dipenuhi perasaan cinta melalui kaca jendela apartement.
Sementara itu, Dimas tersinggung dengan perkataan Reuben, sehingga Reuben
meralat perkataannya sebagai bentuk permintaan maaf.
Mendapati
kedatangan Ferre, Rana memeluknya erat, dimana Ferre meminta kepastiannya. Mendengar
keputusan Rana, Ferre memberitahukan hal itu pada Ale hanya untuk mendapatkan
peringatan. Sementara itu, Supernova terlibat perbincangan dengan seorang suami
yang merasa telah kehilangan istrinya.
Rana
mengirimkan pesan pada Supernova, namun ditengah-tengah perbincangan, Arwin
datang merangkulnya, mengungkapkan kerelaannya. Mendapatkan anugerah yang
diluar dugaannya, Arwin mengirimkan pesan terhadap Supernova.
Reuben dan
Dimas tertegun dengan plot naskah mereka. Sementara itu, Ferre yang sudah
seminggu tidak mendapatkan kabar Rana, mendapatkan sebuah surat.
Mendapati
keadaan Kesatria, membuat Reuben teringat akan Paradoks kucing Schrodinger,
gambar Gestalt, dan Faraday’s Cage.
Sementara itu, denga pistol di tangan, Ferre bermaksud untuk memainkan Rusian
Rolette. Diva heran mendapati keadaan rumah tetangganya yang sunyi.
Sementara Ferre
teringat kembali akan keluarganya sambil mulai menodongkan pistol ke kepalanya,
Dimas dan Reuben mendapati diri mereka kesulitan untuk menentukan. Sementara
itu, Diva menyadari bahwa tetangganya telah terjatuh.
Sementara Diva
menyadari Ferre mulai bangkit, Reuben menjelaskan pada Dimas mengenai
kesadaran, dengan prinsip “Opto, ergo sum. Aku memilih, maka aku ada.”
Mengetahui Ferre
telah 2 hari absen, Ale segera pergi ke rumah Ferre, diikuti Diva yang langsung
nyelonong masuk setelah Ferre membukakan pintu. Sementara itu, Reuben dengan
sigap menjelaskan pada Dimas mengenai cara kerja kesadaran nonlokal.
Ferre kembali
bekerja dengan pikiran tenang, dan setibanya di rumah, Ferre mendapati Diva
tengah mengamatinya. Ferre kemudian mengunjungi Diva, mendapatkan sambutan
hangat darinya, dan mereka berbincang-bincang hingga malam. Sementara itu,
Reuben menjelaskan konsep Koevolusi pada Dimas. Sementara Ferre menghadiri
undangan Diva di malam hari untuk mencicipi kue dan terlibat perbincangan
mengenai uang, Dimas mendengarkan penjelasan Reuben mengenai Bifurkasi.
Ferre terlibat
perbincangan dengan Ale seputar Diva. Supernova membalas beberapa email-email
yang diterimanya. Gio menelpon Diva untuk meminta kepastian. Sementara itu,
Dimas dan Reuben memikirkan akhir dari cerita.
Dilanda
perasaan tak menentu disertai kemunculan Diva, Ferre segera pergi menemui Diva di
rumahnya dan mendapati Diva telah menunggunya. Sementara Reuben membahas konsep
Free Will bersama Dimas, Diva memberikan penjelasan pada Ferre sekaligus
meminta bantuan.
Diva menelpon
Gio, memberitahukan tujuannya. Sementara itu, Dimas dan Reuben mendapatkan email
dari Supernova.
Ferre
memberikan salam perpisahan pada Diva yang hendak memulai sebuah perjalanan.
Sementara itu, Dimas dan Reuben terlibat perbincangan mengenai otopoiesis.
Ferre melepas
kepergian Diva dengan kerelaan. Sementara Dimas dan Reuben mempertanyakan eksistensi
mereka.
Note:
- dikhususkan
bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang
belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab
setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment