Friday, November 1, 2024

Sinopsis "Goosembumps #1 - R.L. Stine" Bahasa Indonesia

 Selamat Datang di Rumah Mati (Goosembumps #1)
by: R.L. Stine

Aku (Amanda) dan adikku, Josh, mengeluhkan keadaan rumah baru kami yang menyeramkan, dimana rumah tersebut merupakan warisan yang diterima Dad dari saudara ayahnya. Rumah itu berada di sebuah kota kecil bernama Dark Falls, dan Mr. Dawes mengajak kami untuk masuk ke dalam, namun Petey menggonggong dan kemudian menunjukkan sikap permusuhan di hadapan Mr. Dawes. Kami masuk ke dalam rumah sementara Josh dan Petey berada di luar, dimana sempat kudapati seorang anak laki-laki tak dikenal berdiri di pintu kamarku.

Tidak mendapati keberadaan Josh atau pun Petey, aku berteriak-teriak mencari keberadaanya, mencarinya ke belakang rumah sesuai arahan Dad, namun tak ada. Kami pun mencarinya menggunakan mobil dan menemukannya berada di pemakaman sedang berlari-lari.

Menyadari kedatangan kami, Josh segera meminta bantuan untuk menangkap Petey, dimana kami kembali ke rumah setelah menerima kartu nama Mr. Dawes. Hari hari berlalu dan waktu pindahan pun tiba, dimana aku telah mengirim surat perpisahan pada Carol dan Amy yang sedang berkemah, juga berbicara dengan Kathy, sahabat karibku.

Mendapati penampakan anak lelaki di lantai dua, aku pun segera pergi ke sana setelah memberitahukan apa yang kulihat hanya untuk mendapati Mom memarahiku.

Terkejut dengan sikap Josh yang tiba-tiba, Aku mendorongnya dan memeriksa keadaan kamar, diikuti dengan sikap pembalasan pada Josh.

Mobil barang terlambat satu jam karena hujan, dan kami pun sibuk merapikan barang-barang. Aku pun berusaha tidur dan menghitung angka dua-dua hingga akhirnya tertidur tanpa sadar. Namun, suara gemerisik membangunkanku, dimana kudapati gorden yang berlambai-lambai sementara jendela tertutup, diikuti dengan sebuah mimpi buruk.

Saat sarapan Dad mengungkapkan akan mengecek jendelaku, dimana Aku dan Josh diminta untuk berjalan-jalan di sekitar rumah. Saat menuju ke kamar untuk berganti baju, kudapati seorang anak wanita tersenyum padaku.

Aku segera memberitahukan yang kulihat pada Dad yang menanggapinya dengan enggan. Aku pun berganti pakaian dan mendapati Josh juga gelisah, mengungkapkan bahwa ia mengalami mimpi buruk.

Kami menuju halaman belakang mencari Petey, dimana kami kemudian berkenalan dengan Ray Thurston, yang menerima sikap permusuhan dengan Petey. Ray mengungkapkan bahwa ia pernah tinggal di rumah kami dan kemudian mengajak kami ke lapangan di belakang sekolah, dimana beberapa anak yang lain datang kemudian.

Dalam kepanikan, Mr. Dawes menyapa kami dan anak-anak tidak lagi melingkari kami. Setibanya di lapangan, kami bermain softball dengan baik, dimana mereka segera pulang untuk janji makan siang.

Hari-hari berlalu, dan kami selalu bermain bersama anak-anak lain, dimana Petey tetap bersikap tidak ramah dan kemudian hilang. Setelah melakukan pencarian, Aku dan Josh kembali ke rumah dan mendapati Petey tidak ada. Malam harinya, aku memenuhi ajakan Josh untuk mencari Petey di kuburan sementara Mom dan Dad menghadiri pesta di rumah tetangga.

Di tengah perjalanan, kami mendapati Ray mengikuti dan memperingatkan kami untuk tidak pergi. Namun, kami tetap pergi dan mendapati keberadaan amfiteater di sana, diikuti dengan kemunculan Petey yang bersikap aneh dan berbau busuk. Aku pun berusaha menangkap Petey dan mendapati batu nisan dengan nama Karen, teman-teman yang lain, termasuk Ray.

Ray mengiayakan pertanyaanku, mengungkapkan bahwa dirinya merupakan pengawas, dan aku pun berdiri dalam ketakutan.

Josh datang dengan mengarahkan cahaya lampu halogen pada Ray, yang kemudian meleleh, dan kami pun berlari menuju rumah hanya untuk mendapati Mom dan Dad belum pulang. Diikuti dengan kedatangan Karen dan anak-anak lainnya.

Dalam ketakutan, Mr. Dawes datang untuk menyelamatkan kami, membawa kami ke tempat Mom dan Dad di pekuburan. Di sana, Josh yang mendapati keberadaan Petey, berusaha menangkapnya, dan aku pun ikut mengejar Josh, dimana kemudian kami dapati batu nisan bertuliskan Comoton Dawes.

Mendapati hal itu, Mr. Dawes mengungkapkan apa yang terjadi dengan Dark Falls, mengarahkan kami ke tempat Mom dan Dad.

Josh berusaha mengarahkan sinar lampu halogen ke arah Mr. Dawes, namun gagal, sehingga ia pun melemparkan senter tersebut ke wajah Mr. Dawes, memberikan kami waktu untuk melarikan diri. Sinar matahari mulai tampak dan para penghuni kuburan bangkit menuju amfiteater, dimana Mom dan Dad terikat di atas panggung.

Kami berusaha mendorong pohon tua yang membayangi amfiteater agar matahari dapat menyinari tempat tersebut. Namun, dorongan demi dorongan hanya membuat tubuh kami semakin kesakitan, diikuti dengan suara kemarahan.

Terimakasih atas Pembelian Buku Original-nya!!

Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.


0 comments:

Post a Comment

 
;