Selamat Datang di Rumah Mati (Goosembumps #1)
by: R.L.
Stine
Aku (Amanda) dan adikku, Josh, mengeluhkan keadaan
rumah baru kami yang menyeramkan, dimana rumah tersebut merupakan warisan yang
diterima Dad dari saudara ayahnya. Rumah itu berada di sebuah kota kecil
bernama Dark Falls, dan Mr. Dawes mengajak kami untuk masuk ke dalam, namun
Petey menggonggong dan kemudian menunjukkan sikap permusuhan di hadapan Mr.
Dawes. Kami masuk ke dalam rumah sementara Josh dan Petey berada di luar,
dimana sempat kudapati seorang anak laki-laki tak dikenal berdiri di pintu kamarku.
Tidak mendapati keberadaan Josh atau pun Petey, aku
berteriak-teriak mencari keberadaanya, mencarinya ke belakang rumah sesuai
arahan Dad, namun tak ada. Kami pun mencarinya menggunakan mobil dan
menemukannya berada di pemakaman sedang berlari-lari.
Menyadari kedatangan kami, Josh segera meminta bantuan
untuk menangkap Petey, dimana kami kembali ke rumah setelah menerima kartu nama
Mr. Dawes. Hari hari berlalu dan waktu pindahan pun tiba, dimana aku telah
mengirim surat perpisahan pada Carol dan Amy yang sedang berkemah, juga
berbicara dengan Kathy, sahabat karibku.
Mendapati penampakan anak lelaki di lantai dua, aku
pun segera pergi ke sana setelah memberitahukan apa yang kulihat hanya untuk
mendapati Mom memarahiku.
Terkejut dengan sikap Josh yang tiba-tiba, Aku
mendorongnya dan memeriksa keadaan kamar, diikuti dengan sikap pembalasan pada
Josh.
Mobil barang terlambat satu jam karena hujan, dan kami
pun sibuk merapikan barang-barang. Aku pun berusaha tidur dan menghitung angka
dua-dua hingga akhirnya tertidur tanpa sadar. Namun, suara gemerisik
membangunkanku, dimana kudapati gorden yang berlambai-lambai sementara jendela
tertutup, diikuti dengan sebuah mimpi buruk.
Saat sarapan Dad mengungkapkan akan mengecek
jendelaku, dimana Aku dan Josh diminta untuk berjalan-jalan di sekitar rumah.
Saat menuju ke kamar untuk berganti baju, kudapati seorang anak wanita
tersenyum padaku.
Aku segera memberitahukan yang kulihat pada Dad yang
menanggapinya dengan enggan. Aku pun berganti pakaian dan mendapati Josh juga
gelisah, mengungkapkan bahwa ia mengalami mimpi buruk.
Kami menuju halaman belakang mencari Petey, dimana
kami kemudian berkenalan dengan Ray Thurston, yang menerima sikap permusuhan
dengan Petey. Ray mengungkapkan bahwa ia pernah tinggal di rumah kami dan
kemudian mengajak kami ke lapangan di belakang sekolah, dimana beberapa anak
yang lain datang kemudian.
Dalam kepanikan, Mr. Dawes menyapa kami dan anak-anak
tidak lagi melingkari kami. Setibanya di lapangan, kami bermain softball dengan
baik, dimana mereka segera pulang untuk janji makan siang.
Hari-hari berlalu, dan kami selalu bermain bersama
anak-anak lain, dimana Petey tetap bersikap tidak ramah dan kemudian hilang.
Setelah melakukan pencarian, Aku dan Josh kembali ke rumah dan mendapati Petey
tidak ada. Malam harinya, aku memenuhi ajakan Josh untuk mencari Petey di
kuburan sementara Mom dan Dad menghadiri pesta di rumah tetangga.
Di tengah perjalanan, kami mendapati Ray mengikuti dan
memperingatkan kami untuk tidak pergi. Namun, kami tetap pergi dan mendapati keberadaan
amfiteater di sana, diikuti dengan kemunculan Petey yang bersikap aneh dan
berbau busuk. Aku pun berusaha menangkap Petey dan mendapati batu nisan dengan
nama Karen, teman-teman yang lain, termasuk Ray.
Ray mengiayakan pertanyaanku, mengungkapkan bahwa
dirinya merupakan pengawas, dan aku pun berdiri dalam ketakutan.
Josh datang dengan mengarahkan cahaya lampu halogen
pada Ray, yang kemudian meleleh, dan kami pun berlari menuju rumah hanya untuk
mendapati Mom dan Dad belum pulang. Diikuti dengan kedatangan Karen dan
anak-anak lainnya.
Dalam ketakutan, Mr. Dawes datang untuk menyelamatkan
kami, membawa kami ke tempat Mom dan Dad di pekuburan. Di sana, Josh yang
mendapati keberadaan Petey, berusaha menangkapnya, dan aku pun ikut mengejar
Josh, dimana kemudian kami dapati batu nisan bertuliskan Comoton Dawes.
Mendapati hal itu, Mr. Dawes mengungkapkan apa yang
terjadi dengan Dark Falls, mengarahkan kami ke tempat Mom dan Dad.
Josh berusaha mengarahkan sinar lampu halogen ke arah
Mr. Dawes, namun gagal, sehingga ia pun melemparkan senter tersebut ke wajah
Mr. Dawes, memberikan kami waktu untuk melarikan diri. Sinar matahari mulai
tampak dan para penghuni kuburan bangkit menuju amfiteater, dimana Mom dan Dad
terikat di atas panggung.
Kami berusaha mendorong pohon tua yang membayangi amfiteater agar matahari dapat menyinari tempat tersebut. Namun, dorongan demi dorongan hanya membuat tubuh kami semakin kesakitan, diikuti dengan suara kemarahan.
Terimakasih atas Pembelian Buku Original-nya!!
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.
0 comments:
Post a Comment