Saturday, July 14, 2018

Sinopsis "Omen" Bahasa Indonesia


Omen
By: Lexie Xu  

Setelah insiden yang terjadi antara Aku, saudara kembarku, Erika, dan juga Kak Ferly, Aku menghadiri undangan pesta Kak Marty yang mengungkapkan telah mengundang Kak Ferly. Setelah terlibat perselisihan dengan Erika di acara pesta, Aku yang menyadari bahwa Kak Ferly tidaklah diundang, segera beranjak pergi, dimana Aku merasa seseorang tengah mengikutiku.

Hari ini aku sial banget, ketahuan bangun telat oleh Mama yang langsung meneriaku, sementara Aku secepat kilat bersiap-siap berangkat sekolah, diantar Ojek yang datang terlambat. Lewat belakang sekolah, kudapati Kak Ferly tengah asyik bercakap-cakap dengan Eliza, terbesit di kepalaku untuk membunuh Eliza dan menjadi Omen, namun kuurungkan. Sadar bahwa Aku masih memakai sandal tidur, kupalak Cewek Cupu yang kutemui di toilet.

Sejak kecil Aku sudah mendapatkan julukan Omen, yang artinya pertanda. Namun Omen untukku lebih ke gadis jahat dalam film The Omen. Diawali saat ulangtahun pertamaku, dimana Aku sudah bisa berbicara, dilanjutkan dengan mengusili anggota keluarga yang memberikan imej jelek padaku, bahkan mengambil dompet teman yang mereka letakkan sembarangan. Namun Aku tetap mempertahankan diriku dari keinginan untuk membunuh Eliza.

Saat keluar dari toilet, Aku dihadang Pak Rufus yang mulai menceramahiku. Melihat si Cewek Cupu keluar, segera kualihkan perhatian Pak Rufus, namun tak sepenuhnya berhasil, sehingga Aku dan Cewek Cupu dibawa ke ruang piket. Mendapati kekhawatiran Si Cupu, Aku mengakui perbuatanku dan kukembalikan sepatunya. Sementara Si Cupu kembali ke kelasnya, Aku mendapatkan tugas esai dari Pak Rufus, namun segera kutinggalkan ke warung bakmi setelah mendapati Pak Rufus tertidur. Sesampainya di sana, kudapati Amir, Welly, dan Daniel telah berada di sana. Namun mendapati keberadaan Matinus, Aku merasa kesal dan segera kuusir dia.

Setelah maen di warnet Om Sugeng, Aku pindah ke warung mie instan Pak Mamat bersama yang lainnya. Dengan mendapatkan pinjaman uang untuk bayar si Ojek, Aku beranjak pulang. Namun ditengah perjalanan Aku merubah haluan menuju halte depan mall setelah menerima pesan dari Kak Ferly. Setibanya di halte, kuusir si Ojek dan kemudian terlibat perkelahian dengan para pengemis hingga Kak Ferly tiba. Menyadari keganjilan yang terjadi, tiba-tiba Aku berada dalam dekapan Kak Ferly, yang berusaha menyelamatkanku dari pengendara sepada motor tak tahu diri.

Keesokan paginya, Aku yang mendapati foto mesum yang diambil semalem, segera kuremas dan kuberikan pada Eliza. Mendapati si Anus mencemoohku, kuberi dia pelajaran, namun bel berbunyi. Di kelas, Daniel sudah duduk di sebelahku, dimana Welly dan Amir mempertanyakan mengenai rumor yang beredar. Pak Rufus kemudian datang dan menyuruhku menemui Bu Rita, dimana Kak Ferly telah terlebih dulu berada di sana dan memberikanku tatapan dingin.

Dibayarkan oleh Daniel, Aku ikutserta dalam acara Karyawisata di Senayan, diantar oleh Si Ojek. Setelah menunjukkan trik-trik awalnya, Sang Ilusionis, Alvin Alfonzo, memanggil 3 penonton untuk ikut berperan di atas panggung, dimana salah satunya adalah Aku.

Setelah Pak Rizal dan Ibu Alexandra, sekarang giliranku untuk menjadi asisten Si Ilusionis, yang mengarahkanku untuk membayangkan orang terdekat di hatiku dan Aku diizinkan melakukan apa pun yang aku inginkan padanya. Setelah menjerit sekeras-kerasnya, Aku yang diarahkan menuruni panggung, segera pergi keluar, disambut si Ojek yang kemudian membawaku ke Planet Hollywood.


Gagal mengajak Daniel, Amir, dan Willy untuk membantuku merusak pesta Si Anus, Aku pun pergi seorang diri. Namun saat hendak melakukan aksi pengerusakan, Daniel dan yang lainnya muncul. Mendapati kaca jendela ruang tamu pecah, Si Anus yang menyadari bahwa akulah pelakunya, segera pergi mencari keberadaanku. Mendapati keberadaan Eliza, Aku memutuskan untuk pergi.

Ibu membangunkanku di tengah malam karna Eliza yang belum pulang dan memaksaku untuk mencarinya. Dengan enggan segera kutelpon Si Ojek dan pergi menemui Si Anus di rumahnya hanya untuk mendapati Si Anus tak tahu apa-apa. Atas saran Si Ojek, Kami menelusuri sekitar komplek dan berhenti di sebuah bangunan yang belum jadi.

Sementara aku tertegun melihat keadaan Eliza, Si Ojek segera mengecek keadaan Eliza dan menelpon bantuan. Tak lama kemudian ambulans dan polisi tiba, dan Si Ojek menyadarkanku untuk menemani Eliza di ambulans. Setelah terlibat perseteruan dengan pihak administrasi, orangtuaku tiba dan segera pergi ke ruangan operasi namun dihadang oleh perawat. Setelah berhasil ditenangkan oleh Si Ojek, Ibu menghampiriku dan menamparku, disusul Lukas yang datang untuk menginterogasiku.

Setelah bersitegang terjadi antara Si Ojek, Ibu, dan Ajun Inspektur Lukas, Kami pulang untuk istirahat, dimana Aku yang insomnia terkunci dalam kegelapan kamar. Pagi harinya, di sekolah kudapati setiap anak memperhatikanku, dan di kelas terdapat tulisan “Omen terkutuk, keluar dari kelas kami”. Mendapati hal itu, Si Rufus menghukum seluruh murid kelas untuk membersihkan WC, sementara Aku terjebak di perpustakaan. Mengetahui Daniel dan yang lainnya ngacir, Aku pun ikut ngacir dan mendapati mereka menunjukkan kecurigaan padaku disertai sebuah bukti.

Setelah bersitegang dengan sahabat-sahabatku, Aku yang bermaksud ngacir dari sekolah, dihadang oleh siswa-siswi yang bermaksud mengeroyokku. Dengan pakaian kotor, kubersihkan diri di toilet dan kemudian mendapati Valeria, Si Cewek Cupu, menanyakan keadaanku. Kutelpon Si Ojek, yang kemudian membawaku ke sebuah rumah sederhana milik sahabatnya dan meminta penjelasan.

Setelah mendengarkan penjelasanku, Si Ojek membawa jaketku untuk dianalisa sekaligus mencari informasi mengenai Si Ilusionis. Aku terbangun dari mimpi buruk dan mendapati pintu kamar terbuka, kusadari ada seseorang di dapur hanya untuk mendapati si Ojek yang berada di sana, membawakanku gule kambing disertai informasi hasil investigasinya.

Mengikuti saran si Ojek, Aku melakukan penyamaran dalam rangka bertemu dengan Si Ilusionis. Mendapatkan keterangan Si Ilusionis, Aku membuka penyamaranku dan mengungkapkan kekesalanku, disusul pukulan Si Ojek yang melayang ke wajah Si Ilusionis yang hendak menelpon polisi. Tiba-tiba kudapati Ferly kembali menelpon, mengungkapkan bahwa ia mengetahui pelaku yang menyerang Eliza dan memintaku untuk datang ke lapangan dekat sekolah besok pagi.

Sebagai buronan, kuhabiskan waktu di Dunia Fantasi bersama si Ojek. Keesokan harinya, kami pergi menghadiri undangan Ferly hanya untuk mendapati Ferly dalam keadaan sekarat. Mengikuti saran Si Ojek, Kami kembali ke tempat persembunyian dan si Ojek berusaha meyakinkanku bahwa Aku tidak bersalah. Dan tiba-tiba Si Anus nelpon, mengatakan bahwa ia melihatku di tempat Ferly yang sekarat.

Bersama Si Ojek, kutunggu Si Anus di gerbang sekolah, dimana sebuah mobil APV membuntuti kami. Setelah merasa sudah berhasil lolos, Aku mendapati tubuhku terhempas dan tak sadarkan diri hingga akhirnya aku terjaga dalam keadaan memegang pisau bersimbah darah dengan si Anus sebagai korban.

Mendapati keadaan Erika, kupaksa Pak Mul untuk mengejarnya hanya untuk mendapati kami tersesat. Namun sesaat kemudian kami mendapati keberadaan mereka, dimana Si Ojek mengambil alih kemudi mobil dan mengejar APV yang menculik Erika dan Si Anus. Setelah menghubungi polisi, Aku ikutserta bersama Si Ojek menuju tempat persembunyian pelaku, yang ternyata didalangi Si Ilusionis.

Aku keluar dari APV dan mendapati tatapan-tatapan yang menatapku dengan terkejut. Dengan perasaan tak menentu, kudekati Si Ilusionis, lalu Si Ojek. Si Ilusionis berhasil melarikan diri, sementara ketiga anakbuahnya berhasil kami lumpuhkan. Setelah menunjukkan keadaan si Anus, kami masuk ke mobil Benz dan tiba di kantor Si Ilusionis sebelum Si Ilusionis sendiri. Mendapati Si Ilusionis menuju ruang bawahtanah, kami pun mengikutinya.

Setelah mendapati korban-korban yang terinfus tak sadarkan diri, Si Ojek meminta Si Ilusionis untuk menyerahkan diri. Namun Si Ilusionis memberikan perlawanan dengan memerintahkan para korban untuk menyerang kami. Setelah berhasil mengatasi kawanan zombi, Kami mengejar Si Ilusionis ke ruangtamu hanya untuk mendapati Si Ilusionis bersikap aneh.

Setelah mengungkapkan perbuatannya, Eliza kembali berusaha menyerangku, namun dihadang oleh Si Ojek. Mendapati hal itu, Eliza memerintahkan Ferly untuk melawan Si Ojek, sementara Eliza yang kembali berusaha menyerangku, dihadang oleh Varelia. Sementara itu, bunyi mobil polisi mulai terdengar. Mendapati Eliza menjadikanku sebagai sandera, Si Ojek berusaha menyadarkanku.

Aku bangun pagi telat-telat, tidak lagi diantar Si Ojek, melainkan Chuck, salah seorang tukang becak. Setibanya di sekolah, Si Rufus menyambutku dan mengantarkanku pada Bu Rita. Di kelas, setiap murid memandangku dengan aneh, bahkan Daniel, Willy, dan Amir, juga begitu. Di jam istirahat, Aku yang sedang makan bakso tak mendapati teman duduk, hingga Valeria datang menemaniku. Sepulang sekolah, Si Ojek alias Viktor, bertengger di motor Ninja-nya, dengan mengenakan jas dan kemeja.



Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

0 comments:

Post a Comment

 
;