Saturday, June 30, 2018 0 comments

Sinopsis "Mahabharata" Bahasa Indonesia


Mahabharata
By: Nyoman S. Pendit

Raja Dushmanta pergi berburu ke hutan dan memutuskan untuk mengunjungi Resi Kanwa, dimana sang Raja bertemu dengan Syakuntala yang cantik jelita, sehingga sang Raja melamar untuk menikahinya secara Gandharwa. Setelah 3 tahun tidak mendapatkan kabar dari Dushmanta, Syakuntala pergi ke Kerajaan bersama anaknya untuk menemui Dushmanta hanya untuk mendapati penolakan. Syakuntala kemudian mengucapkan sumpah serapah yang membuat langit mengeluarkan sabdanya, sehingga Syakuntala diterima di Kerajaan dan  anaknya diberi nama Bharata.

Raja Santanu mengungkapkan hasratnya pada Dewi Gangga untuk menikahinya, dan Dewi Gangga menerima dengan beberapa syarat. Dimana setiap kali hamil, Dewi Gangga menyepi ke Sungai Gangga seorang diri dan menghanyutkan bayinya ke sungai, lalu kembali ke Hastinapura seakan tak terjadi apa-apa. Namun saat kehamilan kedelapan, Raja Santanu mengikuti Dewi Gangga yang menyepi dan mencegahnya untuk membuang sang bayi. Mendapati pelanggaran sumpah Raja Santanu, Dewi Gangga menceritakan bahwa ia tengah menjalankan sumpah Resi Washista, lalu menhilang bersama bayinya. Setelah bebera waktu berlalu, Raja Santanu mendapati Dewi Gangga menyerahkan anak mereka, yang ia namai, Dewabrata.

Dewabrata mendapatkan sambutan hangat dari Raja Santanu dan diangkat sebagai yuwaraja. Suatu hari, Raja Santanu yang tengah berjalan-jalan di Sungai Yamuna, bertemu Satyawati yang cantik jelita, dan meminangnya. Namun ia tak sanggup memenuhi persyaratan yang diajukan Ayah Satyawati, sehingga ia mengurung diri di istana. Mengetahui kegundahan ayahnya, Dewabrata pergi mempersunting Satyawati atas nama ayahnya dengan memenuhi persyaratan yang diajukan, dimana Dewabrata juga bersumpah bahwa ia tidak akan menikah dan turun dari jabatannya, membuatnya mendapatkan gelar Bhisma. 

Dengan tewasnya Chitranggada, Bhisma memegang tampu pemerintahan hingga Wichitrawirya dewasa. Bhisma mengikuti sayembara yang diadakan Raja Kasi atas ketiga putrinya, Amba, Ambika, dan Ambalika, untuk diperuntuhkannya pada Wichitrawirya. Dimana dalam perjalanan kembali ke Hastinapura, Raja Salwa, Raja Kerajaan Saubala menghadangnya disebabkan kecintaannya pada Amba. Atas kekalahannya melawan Bhisma, Raja Salwa menolak permohonan Amba, yang mendapatkan izin dari Bhisma untuk bersama pujaan hatinya. Setelah beberapa tahun dalam kemurungan, Amba bertapa di hutan untuk melampiaskan dendamnya pada Bhisma dan mendapatkan kalung bunga teratai segar dari Dewa Subrahmanya. Amba kemudian bertapa di Gunung Himalaya dan mendapatkan restu Batara Shiwa, membuatnya beringkarnasi sebagai putri Raja Drupada yang kemudian dikenal sebagai Srikandi.

Kaccha, yang merupakan anak dari Wrihaspati, pemimpin para Dewata, dikirim untuk mengabdi pada Resi Sukra, pemimpin para Raksasa, dengan misi mendapatkan ilmu Gaib Sanjiwimi. Kaccha menjadi penghibur bagi Dewayani, anak Resi Sukra satu-satunya. Namun para Raksasa tidak menerima kehadiran Kaccha dan bermaksud membunuhnya secara diam-diam. Tidak mendapati keberadaan Kaccha, Dewayani memohon pertolongan ayahnya, sehingga Kaccha kembali hidup, hingga akhirnya mewarisi Ilmu Gaib Sanjiwini dan kembali ke dunia para Dewata.

Saat tengah mandi bersama Para Raksasa, Dewayani mendapatkan penghinaan dari Sarmishta, putri dari Raja para Raksasa, Wrishaparwa. Mendapatkan penolakan dari Yayati, Dewayani memutuskan menyendiri di hutan. Tidak berhasil membujuk putrinya, Resi Sukra bermaksud meninggalkan Kerajaan Wrishaparwa, namun Wrishaparwa mencegahnya dan mencoba membujuk Dewayani. Setelah syarat yang diajukannya diterima, Dewayani kembali ke Kerajaan Wrishaparwa dan menikah dengan Yayati setelah mendapatkan restu dari Resi Sukra. Namun Resi Sukra mendapati Yayati kemudian juga menikahi Sarmishta, sehingga Resi Sukra mengutuk keduanya menjadi tua renta.

Tidak tahan lagi dengan ketuaannya, Yayati meminta bantuan dari kelima putranya, dan Puru, putra bungsunya, menyanngupi permintaan. Dengan kemudaan yang didapatkannya, Yayati pergi ke Taman Kubera dan melampiaskan seluruh hasrat nafsunya. Namun ia tak juga merasa benar-benar puas, membuatnya menyadari bahwa semua itu sia-sia. Yayati pun pergi menemui Puru untuk mendapatkan kembali kutukannya, dan tetap menyerahkan kekuasan pada Puru, yang kemudian memiliki putra Dushmata.

Pasukan kerajaan mengejar para Penyamun dan mendapati mereka beserta barang rampokan berada di pondok milik Resi Mandawya, yang tengah khusyuk bertapa. Pemimpin pasukan mengirim utusan untuk memberitahukan hal itu pada Raja, yang memerintahkan agar Pemimpin Penyamun yang menyamar sebagai Resi Mandawya dipasung dengan tombak. Karna kesaktiannya, Resi Mandawya yang masih hidup, menghadap Bagawan Dharma hanya untuk mendapati cemoohan, membuat Resi Mandawya mengutuk Bagawan Dharma, yang kemudian beringkarnasi sebagai Widura, pelayan Ratu Ambalika.

Mendapati sepupunya, Kuntibhoja, tidak memiliki anak, Sura menyerahkan Pritha untuk diangkat anak, sehingga Pritha mulai dikenal dengan sebutan Dewi Kunti. Dewi Kunti yang mendapatkan mantra memanggil Dewa dari Resi Durwasa, mencoba mantra tersebut dengan memanggil Batara Surya, membuatnya hamil diluar nikah dan melahirkan Karna. Dimana Dewi Kunti menghanyutkan Karna di sungai, yang kemudian ditemukan oleh seorang sais kereta kuda. Setelah beranjak dewasa, Sayembara diadakan untuk Dewi Kunti, dan Raja Pandu menjadi pemenang sayembara, membuat Dewi Kunti tinggal di Hastinapura. Dan mengikuti saran Bhisma, Pandu menikahi Dewi Madri sebagai istri kedua.
Mendapatkan kutukan dari seorang Resi, Pandu menyerahkan pemerintahan pada Bhisma dan Widura, sementara ia menyepi ke hutan bersama kedua istrinya, yang kemudian dikaruniai 5 orang anak. Dewi Kunti melahirkan Yudhistira, Bhismasena, dan Arjuna, sementara Dewi Madri melahirkan Nakulan dan Sahadewa. Tak mampu lagi menahan hasratnya, membuat Pandu menemui ajalnya, dan Dewi Madri yang merasa bersalah melakukan Satya, sementara Dewi Kunti membawa kelima anaknya kembali ke Hastinapura.

Demi bisa mewarisi tahta Hastinapura, Duryodhana menjalankan rencana jahat pada Bhima di sungai Gangga bersama Kaurawa lainnya, yakni dengan meracuni Bhima. Mendapati Bhima selamat, bahkan bertambah kuat, Kaurawa meminta bantuan Mahaguru Drona, yang menyanggupi permintaan mereka dengan memerintahkan Bhima untuk mencari tirtha prawidhi. Setelah berhadapan dengan Rukmukha dan Rukmakhala, Bhima pergi menuju telaga Gumuling dan berhadapan dengan Anantaboga. Bhima kemudian mengarungi Samudera Selatan dan berhadapan dengan Nawatnawa, hingga akhirnya ia bertemu dengan Dewa Ruci yang memberikannya tirtha prawidhi.

Pertunjukan untuk memperlihatkan kemampuan para pangeran menggunakan senjata diadakan, dan Arjuna berhasil menaklukkan hati rakyat hingga Karna datang menantangnya. Dimana perselisihan terjadi diantara anggota kerajaan, membuat Duryodhana membawa Karna pergi meninggalkan arena. Karna yang mendapatkan senjata dari Batara Indra, pergi berguru pada Parasurama dengan menyamar sebagai seorang brahmana. Namun Parasurama yang kemudian mengetahui kebohongan Karna, mengutuk Karna atas ilmu Brahmastra.

Setelah berguru pada Parasurama, Drona pergi menagih janji pada sahabatnya, Drupada, yang baru saja diangkat menjadi Raja Panchala hanya untuk mendapati penghinaan. Atas kehebatannya yang berhasil memukau Yudhistira, Bhisma meminta Drona untuk menjadi guru Pandawa dan Kaurawa. Sebagai bentuk ujian, Drona mengutus Arjuna menangkap Drupada. Dan mendapati penghinaan tersebut, Drupada memohon pada Dewata agar dianugerahi anak, yang kelak akan membalaskan demdamnya pada Drona.

Mendapati desakan dari Duryodhana yang didukung oleh para penasihat kerajaan, Dritarastra merestui rencana untuk mengirimkan Pandawa ke Waranawata. Bersama Karna dan Sakuni, Duryodhana menyusun rencana untuk membunuh Dewi Kunti dan Pandawa dengan membangunkan istana peristirahatan yang mudah terbakar di Waranawata.

Setelah mendapatkan restu dari Bhisma, Pandawa berangkat menuju Waranata, dimana Widura memberikan peringatan tersirat pada Yudhistira. Mendapati hal itu, Yudhistira segera memeriksa tempat peristirahatannya dan menyadari bahaya yang mengincar, namun ia bersandiwara di hadapan Purochana dan anak buahnya sambil mencari jalan keluar. Sementara Dritarastra dan yang lainnya berbelasungkawa atas kematian Pandawa, para Pandawa mengelana berhari-hari hingga mereka bertemu dengan Bagawan Wyasa, yang memberikan mereka nasihat dan petuah, membuat Pandawa menyamar sebagai brahmana dan menetap di kota Ekacakra.

Keempat Pandawa menyerahkan makanan yang mereka dapatkan pada Dewi Kunti, yang kemudian membagi makanan menjadi dua bagian, satu untuk Bhima dan satunya lagi untuk yang lain. Mendapati kesedihan keluarga brahmana tempatnya tinggal, Dewi Kunti menawarkan pertolongan dengan memerintahkan Bhima menggantikan mereka mengantarkan makanan pada raksasa Bakasura. Dimana Bhima malah menghabiskan seluruh makanan dan kemudian bertarung melawan Bakasura.

Mendapatkan berita sayembara memperebutkan Draupadi, putri mahkota Kerajaan Panchala, Pandawa pergi mengikuti sayembara atas restu Dewi Kunti. Dristadyumna menemani adiknya, Draupadi, duduk di singgasana menyaksikan kebolehan para pangeran. Namun  tak ada satu pangeran pun yang berhasil memanah tepat pada sasaran, bahkan Karna pun gagal. seorang brahmana muda, yakni Arjuna, mewakili Pandawa, maju ke arena, dan berhasil memanah tepat pada sasaran hingga sasaran roboh karenanya. Menyadari bahwa brahmana tersebut adalah Pandawa, Raja Panchala mengundang mereka tinggal di istana.

Mengetahui bahwa Pandawa masih hidup dan memperistri Draupadi, Duryodhana menghadap Dritarastra dengan menyampaikan rencana-rencana yang terlintas dalam pikirannya hanya untuk mendapati Karna menertawakannya, dimana Karna menyarankan agar segera menyerang Pandawa sebelum mereka bertambah kuat. Setelah mendengar pendapat Bhisma, yang menyarankan agar membagi kerajaan menjadi dua, Dritarastra mengirim Widura untuk menjemput Pandawa. Para penduduk menyambut hangat kedatangan Pandawa, dan Yudhistira dinobatkan sebagai raja dengan Kandawaprastha sebagai Ibukota. Ibukota tersebut diubah nama menjadi Indrapratha, sedangkan kerajaannya dinamakan kerajaan Amarta.

Tidak juga dikarunia anak, Brihadratha pergi bertapa di hutan bersama dua istrinya, dan meminta bantuan Resi Kausika. Ia kemudian dikarunia putra bernama Jarasandha. Bermaksud menjalankan upacara rajasuya, Yudhistira meminta pendapat Khrisna, yang mengharuskannya untuk mengalahkan Jarasandha terlebih dahulu, sekaligus menyelamatkan para raja yang ditahan. Bersama dengan Bhima, Yudhistira dan Khrisna pergi menantang Jarasandha untuk melakukan lawan tanding. Jarasandha memilih untuk melawan Bhima, dimana pertarungan berlangsung selama 14 hari.

Mengikuti saran Bhisma, Yudhistira bermaksud menjadikan Khrisna sebagai tamu kehormatan dalam upacara rajasuya, namun hal itu mendapatkan penentangan dari Sisupala. Setelah mengucapkan makian-makian kasar, Sisupala beranjak pergi diikuti raja-raja lainnya. Namun Khrisna menghadangnya, sehingga pertarungan sengit terjadi antara Khrisna melawan Sisupala, berakhir dengan tewasnya Sisupala. Upacara rajasuya pun diadakan dengan meriah, dan Yudhistira diakui sebagai Maharajadiraja.

Mendapati restu dari Bagawan Wyasa setelah upacara, membuat Yudhistira bersumpah untuk berbuat baik pada saudara dan kerabatnya. Mendengarkan ketidakpuasan Duryodhana atas Pandawa, Sakuni menyarankan agar mengundang Yudhistira bermain dadu. Atas desakan anaknya, Dritarastra akhirnya mengirim Widura untuk mengundang Pandawa bermain dadu di Hastinapura.

Yudhistira menghadiri undangan bermain dadu, dengan Sakuni sebagai lawan main, membuatnya kehilangan segalanya, bahkan ia mempertaruhkan sang istri, Draupadi. Mendapati dirinya dilecehkan, Draupadi meminta pertolongan dewata atas kekejian Duhsasana. Mendapatkan firasat buruk, Dritarastra mengembalikan kepemilikan Pandawa dan mempersilakan mereka kembali ke Indraprastha. Namun Duryodhana segera mencaci perbuatan ayahnya, dan kembali mengundang Yudhistira bermain dadu. Disebabkan kekalahan dalam permainan, Pandawa diasingkan selama 12 tahun di hutan rimba.

Dritarastra menjadi gelisah mengetahui keadaan Pandawa dari Widura, ditambah peringatan Bagawan Narada. Menyesal telah mengusir Widura, Dritarastra mengutus Sanjaya untuk meminta Widura kembali ke Hastinapura. Resi Maireya datang berkunjung dan memberikan nasehat pada Duryodhana hanya untuk mendapatkan penghinaan, membuatnya mengucapkan kutuk pastu.

Mendapati Dwaraka diporakporandakan oleh Raja Salwa, Krishna segera merebut kembali Ibukota Kerajaannya dengan kekuatan yang tersisa. Mendengar pengasingan Pandawa, Khrisna segera pergi mengunjungi mereka, dimana Krishna mengucapkan sumpah di hadapan Draupadi untuk membalaskan penderitaannya.

Atas saran Bagawan Wyasa, Arjuna pergi ke Gunung Himalaya untuk bertapa. Ditengah pertapaan, Arjuna terlibat pertarungan dengan seorang pemburu, yang ternyata merupakan Dewa Shiwa yang tengah menyamar. Mendapatkan restu Dewa Shiwa, Arjuna diberikan senjata sakti, Pasupata.

Pandawa menyambut hangat kedatangan Resi Brihadaswa, yang menguatkan hati mereka dengan menceritakan kisah Raja Nala dari  Kerajaan Nishada.

Setelah menceritakan kisah Resi Agastya, dan juga kisah Negeri Angga yang mendapatkan berkah Risyasringga saat mengalami kekeringan, Resi Lomasa memerintahkan Pandawa untuk mandi di kolam pertapaan Risyasringga. Setibanya di pertapaan Resi Raibhya, Resi Lomasa menceritakan kisah Yawakrida yang meninggal di tempat tersebut. Dan di pertapaan Resi Uddalaka, Resi Lomasa juga menceritakan kisah keturuan Resi Uddakala. Dilanjutkan dengan kisah kesetiaan Sawitri pada suaminya.

Atas saran dari Resi Dhaumnya, Pandawa menelusuri hutan-hutan lain hingga tiba di Narayansrama dan beristirahat di sana. Menyanggupi permintaan Draupadi, Bhima bertemu dengan Hanuman, yang kemudian memberitahukannya lokasi pohon kembang Saugandhika. Sementara itu, Yudhistira mendapatkan kunjungan dari Resi Markandeya, yang menceritakan kisah Resi Kausika.

Setelah mendapatkan izin dari Dritarastra, Kaurawa pergi menuju Dwaitawana, dimana saat hendak mendirikan kemah di tepi telaga, Duryodhana memerintahkan pasukannya untuk mengusir Chitrasena dan pasukannya dari tempat tersebut hanya untuk mendapati dirinya ditawan. Diselamatkan oleh Pandawa, Duryodhana kembali ke Hastinapura dengan perasaan kesal, ia kemudian mengadakan upacara Waishnawa. Mendapati kedatangan Resi Durwasa disertai seribu pengikutnya, Duryodhana berusaha melakukan tipu daya terhadap Pandawa.

Pandawa menerima permintaan seorang brahmana untuk memburu seekor menjangan, namun setelah jauh masuk ke dalam hutan mereka tak lagi mendapati keberadaan menjangan tersebut. Beristirahat di bawah pohon beringin, Yudhistira yang mendapati keempat saudaranya tak kunjung kembali dari mengambil air, pergi menyusul mereka. Setibanya di telaga, Yudhistira menjawab setiap pertanyaan yang diberikan Yatsa, yang kemudian menunjukkan wujud aslinya sebagai Batara Yama.

Setelah berpamitan pada Resi Dhaumnya, Pandawa menyusun rencana 1 tahun masa penyamaran setelah 12 tahun diasingkan, dimana mereka memutuskan untuk pergi ke Matsya, negeri Raja Wirata. Dalam penyamaran, Draupadi yang tak tahan atas pelecehan Kicaka, meminta bantuan Bhima dan menjalankan rencana untuk membunuh Kicaka. Mendapati kabar bahwa Pandawa mungkin berada di Matsya dengan kematian Kicaka, Duryodhana bermaksud untuk menyerang Matsya, didukung oleh Susarma, yang kemudian menyerang daerah selatan Matsya, disusul Kaurawa yang menyerang daerah utara. Sementara Yudhistira menawarkan diri untuk melawan Susarma bersama Wirata, Uttara pergi melawan Kaurawa ditemani oleh Arjuna sebagai sais kereta kuda.

Setelah berhasil meyakinkan Uttara yang hendak melarikan diri dan memerintahkannya untuk mengambil senjata Pandawa, Arjuna mengungkapkan jatidirinya. Mendapati kedatangan Arjuna, para petinggi ribut menentang Karna yang dengan congkak hendak maju seorang diri. Arjuna mencari-cari keberadaan Duryodhana, namun Bhisma dan yang lainnya menghadang. Setelah mengalahkan Karna, Drona, dan Aswatthama, Arjuna berhadapan dengan Bhisma, Kripa, dan juga Duryodhana yang kemudian melarikan diri dari pertempuran. Dengan ajian pembius, Arjuna akhirnya berhasil mengalahkan Bhisma dan Kripa. Setibanya di Istana, Wirata yang mendapat kabar kemenangan Uttara, segera mengadakan perayaan besar dengan mengundang tamu-tamu agung, dimana Pandawa mengungkapkan penyamaran mereka.

Dari Upaplawya, Pandawa mengirim utusan untuk menemui sanak dan kerabat mereka. Selain melangsungkan pernikahan Abhimayu dan Dewi Uttari, pertemuan juga membahas mengenai Kaurawa, diketuai oleh Krishna. Musyawarah menghasilkan keputusan untuk mengutus seorang Brahmana ke Hastinapura.

Mengetahui Arjuna pergi menemui Krishna, Duryodhana juga pergi ke Dwaraka. Mendapati kedatangan dua saudaranya, Krishna memutuskan untuk tidak akan mengangkat senjata. Setelah memberikan restu pada Duryodhana, Balarama menemui Pandawa untuk mengungkapkan ketidak-ikut-sertaannya.

Mengetahui Salya, Raja Madradesa, mengirim pasukannya menuju Upaplawya untuk mendukung Pandawa, Duryodhana memerintahkan para prajuritnya untuk memberikan sambutan amat baik pada mereka, membuat Salya meminta bertemu dengan Duryodhana untuk membalas budi.

Sementara tentara Pandawa mencapai 7 divisi dan Kaurawa 11 divisi, Pendita utusan Drupada tiba di Hastinapura. Menanggapi pesan damai Pandawa, Dritarastra mengirimkan Sanjaya untuk menyampaikan pesan pada Pandawa. Sanjaya kemudian kembali ke Hastinapura untuk menyampaikan pesan balasan pada Dritaratra dan Duryodhana.

Sementara Sanjaya tiba di Hastinapura, Pandawa menghadap Krishna untuk meminta petuah, dan Krishna memutuskan untuk pergi sendiri ke Hastinapura. Mendapatkan sambutan hangat dari rakyat dan juga hormat anggota persidangan, Krishna mengungkapkan maksudnya pada Dritarastra, namun Duryodhana dengan congkak menolak usulan Krishna meskipun mendapat desakan dari Bhisma dan Drona.

Dilanda kegundahan, Dewi Kunti pergi menemui Karna untuk mengungkapkan identitas Karna yang sebenarnya. Sementara itu, Rukmini yang dipaksa Rukma untuk menikah dengan Sisupala, mengirimkan surat pada Krishna, yang segera pergi ke Kundinapura, disusul oleh Balarama disertai tentaranya. Mendapati Krishna membawa pergi Rukmini, Rukma mengejar mereka hanya untuk mendapatkan kekalahan.

Mendapati keterangan Krishna yang baru saja kembali dari Hastinapura, Yudhistira melantik Dristadyumna sebagai Senapati Agung Pandawa. Sementara Duryodhana melantik Bhisma, membuat Karna kecewa karenanya.

Peraturan peperangan telah disepakati sebelum peperangan dimulai di padang Kurukshetra. Saat tengah berhadapan dengan Kaurawa, Yudhistira tanpa senjata pergi seorang diri menuju pasukan Kaurawa untuk meminta restu pada Bhisma, Drona, Kripa, dan Salwa. Dan perang Bharatayudha pun akhirnya dimulai, menampakkan sankula yuddha tanpa batas.

Sementara Duhsasana memimpin pasukan Kaurawa untuk memulai penyerbuan, pasukan Pandawa dipimpin oleh Bhimasena. Menyaksikan kehebatan Bhisma, Abhimanyu memberikan tanggapan. Uttara berusaha menyerang Salya habis-habisan hanya untuk mendapati dirinya terbunuh. Mendapati hal itu, Sweta menerjang pasukan musuh hingga akhirnya berhadapan dengan Bhisma dan terbunuh.

Sementara Arjuna pergi menghampiri Bhisma, Dristadyumna berhadapan dengan Drona membuatnya terluka parah sehingga Arjuna dan Bhima datang menyelamatkannya. Bhima kemudian menyerang pasukan Kalinga hingga berhadapan dengan Bhisma. Dan dibantu oleh Satyaki dan Abhimanyu, Bhima berhasil menumbangkan Bhisma dan memporak-porandakkan pasukan Kaurawa.

Mendapatkan cemoohan Duryodhana, Bhisma memimpin pasukan Kaurawa menggunakan formasi burung garuda, sementara Dristadyumna dan Dhananjaya memimpin pasukan Pandawa menggunakan formasi bulan sabit. Bhima dan putranya, Gatotkaca, menggempur Duryodhana dan berhasil menjatuhkannya, membuat pasukan Kaurawa kocar-kacir. Bhisma dan Drona kemudian mengembalikan semangat tempur pasukan Kaurawa sehingga pasukan Pandawa kocar-kacir, membuat Khrisna menyarankan Arjuna untuk menghentikan Bhisma.

Melihat Abhimanyu dikeroyok, Bhima yang bermaksud menolongnya dihadang oleh Duryodhana. Mendapati ayahnya roboh, Gatotkaca mengamuk, membuat Bhisma menarik mundur pasukan. Hari berikutnya, Drona berhadapan dengan Satyaki, yang kemudian menyaksikan putra-putranya tewas ditangan Bhurisrawa. Sementara itu, Arjuna telah membabat habis ratusan pasukan Kaurawa.

Sesuai perintah Yudhistira, Dristadyumna memimpin pasukan Pandawa dengan formasi makara, sementara Kaurawa menggunakan formasi kraucha. Bhima yang dikeroyok oleh Kaurawa mendapatkan bantuan dari Dristadyumna, disusul oleh Abhimanyu disertai pasukannya. Namun Drona turuntangan, memaksa Bhima untuk mundur dan berhadapan dengan Duryodhana. Keesokan harinya, Kaurawa menggunakan formasi lingkaran-lingkaran, sementara Pandawa menggunakan formasi wajrawyuha, dimana pertempuran berlangsung sengit.

Dengan formasi kurmawyuha, Bhisma memimpin pasukan Kaurawa, sementara Yudhistira memerintahkan Dristadyumna menggunakan formasi trisula. Mengetahui putranya, Irawa, terbunuh, Arjuna menyadari bahwa peperangan hanyalah membawa luka, hanya disebabkan warisan sebagai pemicunya. Keesokan harinya, pertarungan sengit terjadi antara Arjuna melawan Bhisma. Hari berikutnya, Bhisma yang kembali terlibat pertempuran sengit melawan Partha, terkena panah Srikandi hingga akhirnya ia tewas, dimana disaat-saat terakhirnya, Karna memohon restu padanya.

Mengikuti saran Karna, Duryodhana mengangkat Drona sebagai mahasenapati, memerintahkannya untuk menangkap Yudhistira. Namun dalam peperangan yang berkecamuk, Drona dihadang oleh Arjuna. Mendapati hal itu, Susarma, Raja Trigarta, mengucapkan sumpah samsaptaka atas Arjuna. Keesokan harinya, sementara Arjuna berhadapan dengan Susarma beserta pasukannya, Drona dengan mudah menerjang pasukan Pandawa menuju Yudhistira hingga Bhima menghadangnya. Mendapati hal itu, Bhagadatta, Raja Pragjotisa, pergi menerjang Bhimasena dengan gajahnya yang bernama Supratika.

Sementara Arjuna ditantang dengan sumpah samsapta, Drona menyerang dengan formasi kembang teratai. Mendapati kedatangan Abhimanyu, Duryodhana pergi menghadangnya, namun ia kalah, dan para senapati Kaurawa mengeroyok Abhimanyu. Namun Abhimanyu tetap maju menerjang hingga berhadapan dengan Laksmana. Mengetahui kematian anaknya, Laksmana, Duryodhana memerintahkan Drona dan yang lainnya mengeroyok Abhimanyu.

Memenuhi sumpahnya, Arjuna menerjang pasukan Kaurawa untuk membunuh Jayadrata yang telah dikawal para panglima Kaurawa. Setelah sempat kesulitan menghadapi Drona, Arjuna berhadapan dengan Duryodhana. Sementara itu, Yudhistira yang sempat digempur oleh pasukan Drona, mengirim Satyaki untuk memastikan keadaan Arjuna, disusul oleh Bhima, yang kemudian terlibat pertarungan dengan Karna. Mendapati Karna yang terpojok, Duryodhana mengirimkan saudara-saudaranya untuk membantu Karna. Sementara itu Satyaki berhadapan dengan Bhurisrawa. Dan akhirnya berkat bantuan Krishna, Arjuna berhasil menghabisi Jayadrata yang tengah lengah.

Sementara Karna menghadang Gatotkaca dan pasukannya, Drona yang tengah mengamuk, pergi menemui Yudhistira untuk memastikan berita kematian anaknya, Aswatthama. Dengan gugurnya Drona, Karna diangkat sebagai Mahasenapati. Setelah mendapati Bhima menghabisi Duhsasana dengan kejam, Karna pergi menyerang Arjuna, namun keretanya terjebak ke dalam lumpur.

Salya yang diangkat sebagai Mahasenapati, menyerang Yudhistira. Sementara Bhima berhadapan dengan putra-putra Dritarastra, Sakuni menggempur pasukan Sahadewa. Mendapati Pandawa di hadapannya, Duryodhana menyerahkan kerajaan sebagai bentuk kekalahannya, namun Yudhistira menolaknya, sehingga Duryodhana memilih Bhimasena sebagai lawan tandingnya. Mendapati kekejaman tindakan Bhima, Balarama mengangkat senjatanya, namun dicegah oleh Khrisna. Dipenuhi amarah, Aswatthama yang diangkat menjadi Mahasenapati oleh Duryodhana, pergi ke perkemahan Pandawa bersama Kripa dan Kritawarma. Setelah membunuh-anak-anak Draupadi yang tengah terlelap, Aswatthama membakar perkemahan.

Menyerahnya Aswatthama pada Bhimasena mengakhiri peperangan, dan Dritarastra yang berziarah ke Kurukshetra, mendapatkan petuah dari Bagawan Wyasa, dimana Pandawa juga datang berziarah. Meskipun telah mendapatkan restu dari Dritarastra dan Dewi Gandhari, Yudhistira tetap merasa tak tenang sehingga ia bermaksud untuk melakukan Sanyasa. Namun ia mengurungkan niatnya atas desakan kerabat-kerabatnya, sehingga ia dinobatkan sebagai Raja Hastinapura.

Yudhistira memerintahkan dengan dharma dan amat menghormati Dritarastra, namun 15 tahun kemudian, Dritarastra yang tak tahan menahan kesedihan, ditambah sikap Bhima, pergi melakukan sanyasa bersama Dewi Gandhari, dimana Dewi Kunti juga ikut serta. 3 tahun kemudian, hutan terbakar, dimana Sanjaya yang selalu menemani Dritarastra melanjutkan pertapaan di Gunung Himalaya.

Dalam perjalanan kembali ke Dwaraka, Krishna bertemu dengan Utanga. Krishna tiba di negerinya dan memerintah selama 36 tahun, dan dalam kemakmuran bangsa Yadawa menjadi lupa diri, hingga suatu hari, Samba, putra Krishna, bersikap tak hormat pada seorang resi, membuat sang resi memberikan kutuk-pastu. Mengetahui Balarama melakukan sanyasa, Krishna mengembara di hutan dan secara tidak sengaja terbunuh oleh panah pemburu bernama Jaras.

Setelah menobatkan Parikeshit sebagai Raja Hastinapura, Pandawa pergi mendaki Gunung Himalaya bersama Draupadi dan seekor anjing. Dalam pendakian, satu persatu mereka terjatuh, mulai dari Draupadi, Sahadewa, Nakula, Arjuna, dan Bhima, menyisakan Yudhistira seorang diri ditemani anjingnya yang diantar oleh Batara Indra menuju surga hanya untuk mendapati Duryodhana berada di sana. Mendapati saudara-kerabatnya berada di Neraka, Yudhistira memutuskan untuk tinggal bersama mereka, hingga 13 hari kemudian Batara Indra dan Batara Yama datang dan membawanya menuju surgaloka.


Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, June 16, 2018 0 comments

Sinopsis "Saman" Bahasa Indonesia


Saman
By: Ayu Utami

Sebagai seorang turis di New York, hari ini saya merasa sangat bahagia menunggu Sihar setelah 402 hari tidak bertemu dan berakhir di sebuah kamar hotel bersama keperawanan saya. Keesokan harinya Sihar menghilang begitu saja hingga akhirnya menelpon saya beberapa bulan setelahnya.

Toni dan Saya, Laila, tiba di sebuah rig dengan menggunakan helikopter dan disambut oleh Seismoclypse bernama Rosano yang kemudian membawa kami menuju lokasi dan memperkenalkan para pekerja, salah satunya adalah Sihar Situmorang, insinyur analis kandungan minyak, yang seringkali terlibat perdebatan dengan Rosano dan berakhir dengan perdebatan keras yang membuat Sihar dipecat, dan si Yunior, Hasyim, yang diserahkan posisi Sihar, dengan patuh menjalankan perintah Rosano, membuat sebuah dentuman terjadi dan menggoncangkan anjungan dengan hebatnya.

Dalam kekesalan, Sihar membuat tangannya terluka sehingga Saya mengobatinya di bandara. Mendapati Sihar bermaksud mencelakakan Rosano, Saya mengarahkan Sihar untuk menuntut Texcoil, membuat Saya harus bertemu kembali dengan Saman.

Bersama Sihar, Saya beberapa kali pergi ke Palembang untuk berdiskusi dengan Saman dan Yasmin, dimana seringkali kami hanya bertemu dan diakhiri dengan kecupan panjang. Namun karna dipenuhi rasa bersalah pada istrinya, ia kemudian memutuskan untuk tidak lagi bertemu, dimana beberapa bulan sebelumnya kami memutuskan untuk bertemu di New York, jauh dari Odessa.

Dari Perabumulih, Kami pergi menemui keluarga Hasyim Ali di dusun Talangrajung, dimana Saman telah terlebih dahulu berada di sana. Setelah berhasil meyakinkan Keluarga Hasyim untuk mengajukan gugatan, kami membujuk keluarga dua korban lainnya untuk memberikan dukungan, membuat Rosano menjadi tahanan luar. Namun sebuah tragedi yang terjadi di sebuah rig di Talangatas, membuat Rosano masuk penjara sebagai tahanan pengadilan.

Mendapati Sihar tak kunjung datang, saya telpon kantor tempatnya bekerja.

Setelah menjalankan misa, Wisanggeni menyapa Romo Daru untuk meminta pendapat mengenai keinginannya agar ditugaskan di Perabumulih.

Wis kecil mendapatkan peringatan keras mengenai keberbahayaan hutan yang berbatasan dengan kebun belakang rumah. Setelah dua kali sang ibu, raden Ayu, mengalami kehilangan kandungan yang disertai misa arwah, kandungan ketiga melahirkan bayi perempuan yang malam harinya juga menghilang dan kembali disertai dengan misa arwah. Dimana dalam prosesnya, Wis yang mengalami pengalaman mistis menjadi semakin dekat dengan sang ayah, Sudoyo.

Di Perabumulih, Wis mengunjungi rumah lamanya yang sekarang tengah ditempati oleh seorang wanita bernama Asti yang tengah mengandung. Dua bulan sebelum melahirkan, Asti pulang ke Jakarta, dan Wis diizinkan untuk memegang kunci rumah. Di suatu malam, Wis menyadari keberadaan sosok tak dikenal disusul oleh kemunculan seorang gadis yang mengarahkannya menuju sumur mati. Dari bangsal klinik, Wis mengantar gadis itu pada keluarganya di Sei Kumbang yang kemudian memasukkan si gadis ke kandang. Setelah meminta izin pada pastor kepala, Wis membuatkan sangkar yang layak untuk Upi, membuat Upi menunjukkan ketertarikannya pada Wis. Wis yang menerima tawaran Pater Westenberg, meminjam modal pada Ayah dan teman Ayahnya untuk memajukan perkebunan karet di Sei Kumbang, dimana dalam prosesnya Wis kembali menemukan yang dulu hilang.

Wis yang berhasil mendapatkan izin dari Uskup untuk berkarya di perkebunan, harus berhadapan dengan orang-orang PT yang berusaha untuk mengganti kebun karet di Lubukrantau menjadi kebun sawit, dimana desa-desa lain telah menandatangani surat perjanjian. Ditengah-tengah musyawarah di rumah asap dibawah arahan Anson dengan Wis sebagai tetua, seseorang datang dan mengungkapkan bahwa Istri Anson telah dianiaya. Menanggapi hal itu, Anson dan para pria lainnya pergi untuk mengejar pelaku yang lolos, sementara Wis dan beberapa pria lemah menjaga para wanita dan anak-anak di surau. Wis kemudian harus berhadapan dengan orang-orang yang mengepung mereka dan membawanya pergi setelah membakar rumah-rumah penduduk. Disekap dan dianiaya habis-habisan, Wis mengungkapkan cerita kebohongan untuk menertawakan diri. Belasan hari kemudian, terjadi kebakaran di tempat Wis disekap, dimana Wis yang merelakan diri tiba-tiba mendapatkan suara-suara yang dirindukannya, mengarahkannya bebas dari tahanan dan disambut oleh Anson yang terkejut mendapati keberadaannya. Mengetahui apa yang terjadi, Wis minta diantar ke rumah suster-suster Boromeus di Lahat dan akhirnya mendapatkan kunjungan dari Pater Westenberg. Dua tahun kemudian, Wis mengganti identitasnya dengan memilih nama: Saman.

Namaku Shakuntala, Ayah dan Kakak-Perempuanku menyebutku sundal. Mendapati kekhawatiran temanku, Aku membantunya dengan menelpon kediaman Sihar. Pada 1975, ayah membuangku ke kota asing, membuatku menari-nari layaknya peri, dan bertemu dengan Laila. Aku yang mencoba menghibur Laila, menekankan akan kesalahan Sihar. Ketika umurku sembilan tahun, Aku tidak perawan. Laila tertawa mendengarku membahas Vaginismus, dimana Laila kemudian dibawa ke Copa Cabana oleh Sihar, sementara Aku, Cok, dan Yasmin, mengadakan taruhan atas mereka. Aku tak suka Sihar.

Setelah bertemu dengan raksasa, Aku mengalami kesulitan mengurus visa di Kedutaan Besar Nederland. Namun Asian Cultural Centre memberikanku beasiswa untuk mengeksplorasi tari, sehingga Aku akan tinggal di New York lebih kurang dua tahun. Aku tiba di New York yang dirayap musim dingin, dimana pemandangan jalan-jalan di Manhattan sempat membuatku disorientasi. Setelah dari kantor Asian Curtural Courcil, Aku menyewa apartement di kawasan Chelsea, dimana waktu luang kuhabiskan untuk menonton pertunjukan. Mendapati Laila bersikeras untuk pergi ke New York, Aku menyarankannya untuk sekalian mengajak Cok dan Liz.

Kami berteman sejak kelas enam SD dan merumuskan musuh bersama pada masa akil baliq. Sementara Laila jatuh cinta pertama kali pada Frater Wis sehingga mendapatkan penentangan keras dari orangtuanya, Cok dipindahkan ke SMA Ubud hanya untuk membuat orangtuanya mendapati dirinya semakin menjadi. Sementara itu, Yasmin yang masuk Fakultas Hukum UI berpacaran dengan Lukas hingga akhirnya menikah.

Wisanggeni mengirim surat kepada bapaknya untuk mengungkapkan keadaannya di Lubukrantau sekaligus memutuskan untuk menetap di sana, dimana Wisanggeni juga meminta tambahan modal pada bapaknya.

Wisanggeni mengirimkan surat pada Yasmin untuk menceritakan diary yang ditulisnya saat dalam pelarian sekaligus mengungkapkan rasa terimakasihnya. 20 April keluar Medan, 28 April tiba di Singapura, 3 Mei mendarat di J.F. Kennedy, 8 dan 9 Mei mengikuti seminar tentang Indonesia di Columbia University, 10 Mei memenuhi undangan Martin.

Yasmin membalas surat Saman dengan mengungkapkan dosanya, mengingatkannya pada Ruth dan Naomi di tanah Moab. Saman membalas surat dengan mengungkapkan kisah Yehuda dan menantunya, Tamar. Setelah mengungkapkan keinginannya untuk hamil, Yasmin mengungkapkan kisah seorang lelaki di taman Firdaus yang kehilangan tulang rusuknya.



Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, June 9, 2018 0 comments

Sinopsis "Pengantar Ilmu Hukum" Bahasa Indonesia


Pengantar Ilmu Hukum 
By: Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H., M.S.,LL.M.

Ilmu biasa diartikan sebagai ilmu pengetahuan, yang berpusat pada pengetahuan alam dan tingkah laku manusia, sementara asal pengertian ilmu dalam bahasa latin scientia ialah pengetahuan. Ilmu yang bersifat deskriptif adalah kebenaran korespondensi, sementara yang bersifat perspektif mengemukakan kebenaran koherensi. Berbeda dengan ilmu sosial, Ilmu hukum bersifat perspektif, yang berarti sarat nilai, dan juga mempelajari perbuatan yang berkaitan dengan norma. Hukum mulai menjadi prinsip sentral setelah 1.200 SM, yakni sejak Dorian menduduki Mysia. Dimana hukum Romawi karya Iustinianus yang terdiri dari 4 bagian, menjadi tonggak pembelajaran di Universitas Bologna di abad XI. Teori hukum dibutuhkan untuk menjembatani antara Dogmatika hukum yang bersifat deskriptif-analitis, sistematis, hermeneutis, normatif, dan praktis, dengan filsafat hukum. Berbeda dengan hukum Dogmatif, sosiologi-psikologi hukum bersifat empiris. Ilmu hukum bukan bagian dari ilmu sosial maupun humaniora, melainkan ilmu tersendiri yang bersifat sui generis.

Untuk bertahan hidup hukum berlaku di masyarakat, entah itu hukum yang bersifat kooperatif (moshav) atau bersifat kolektif (kvutza). Opinio necessitasis merupakan pembeda antara kebiasaan dan hukum kebiasaan, dimana hukum tidaklah sama dengan kebiasaan. Entah aturan itu dibuat oleh penguasa atau tidak, sepanjang memancarkan prinsip-prinsip moral, maka ia dinamakan hukum. Secara eksplisit maupun implisit norma hukum dilekatkan atas sanksi sebagai bentuk paksaan. Hukum bersifat membatasi kekuasaan, yang berfungsi mencegah disintegrasi sosial. Berbeda dengan norma agama, moral, ataupun etika tingkah laku, Hukum menitikberatkan pada pengaturan aspek sosial dan lahiriah.

Pandangan teologis, optimum manusia merupakan keinginan manusia sebagai tujuannya secara kodrati, begitu juga tujuan hukum. Para pemikir menyampaikan gagasan mereka mengenai tujuan hukum, mulai dari Aristoteles, Aquinas, Hobbes, dan Locke, hingga Bentham yang menggagaskan utilitiarianisme. Sementara itu, menurut Roscoe Pound, gagasan mengenai tujuan hukum tak terlepas dari pengertian hukum itu sendiri. Dalam perspektif ilmu sosial, hukum hanya berfokus pada aspek fisik manusia dan mengabaikan eksistensialnya. Cita hukum adalah keadilan, dan moral merupakan dasar aturan hukum. Dari itu, hukum haruslah menciptakan damai sejahtera, bukan ketertiban. Kepastian hukum dibutuhkan agar tercipta prediktilibitas, dimana antinomi dibutuhkan antara kepastian hukum dan keadilan.

Hak berdasarkan hukum ditentukan oleh aturan hukum, dimana hukum diciptakan karena adanya hak. Penggunaan hak tidaklah merugikan seorang pun. Dari segi eksistensi terdapat hak orisinal dan hak derivatif, dalam kehidupan bernegara terdapat hak dasar dan hak politik, dan dari segi kemasyarakatan terdapat hak privat yang terdiri dari hak absolut dan hak relatif. Dan muncul juga hak privacy.

Dari segi kepentingan, terdapat hukum publik (hukum tatanegara, hukum administrasi, hukum pidana, dan hukum acara pidana) dan hukum privat (hukum perdata dan hukum acara perdata). Untuk mengetahui suatu hukum termasuk hukum publik atau privat, kita bisa melihat pada hakikat kepentingannya. Dari segi sifat, hukum memaksa atau mengatur. Dengan manusia sebagai subjek hukum, terdapatlah fakta biasa atau fakta hukum, yang mengarahkan pada peristiwa biasa atau peristiwa hukum, yang disebabkan oleh tindakan biasa atau tindakan hukum. Hubungan hukum diatur oleh hukum, dilambangkan dengan Dewi Iustitia, dan menghasilkan tanggung gugat.

Sistem negara-negara Eropa Kontinental yang didasarkan atas hukum Romawi disebut civil law, sedangkan sistem di Inggris yang didasarkan atas hukum asli rakyat Inggris disebut common law, yang juga dikenal sebagai sistem Anglo-Amerika. Resepsi Hukum Romawi di berbagai daerah di Eropa Kontinental sempat membuat Inggris bermaksud menggunakan civil law pada abad XVI, sementara Amerika yang merujuk pada common law, mengeluarkan Konstitusi Amerika Serikat setelah lepas dari kolonial Inggris. Karakteristik civil law adalah adanya kodifikasi, hakim berpegang pada undang-undang, dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial. Sementara karakteristik common law  ialah berpegang pada yurisprudensi, menganut doktrin stare decisis, dan adanya adversery system dalam proses peradilan.

Disamping pengertian sumber hukum dari perspektif sejarawan, sosiolog, filsuf, dan yuris, terdapat pula sumber hukum dalam arti formal dan materiel. Civil law bersumber pada peraturan perundang-undangan, kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi yang merupakan penemuan hukum (rechtsvinding) yang terdiri dari pembentukan hukum (rechtsvorming), analogi (rechtsanalogie), dan penghalusan hukum (rechtsverfijning) atau penafsiran (interpretatie). Sementara itu, sumber hukum common law hanya yurisprudensi, dimana Inggris memiliki supremasi parlemen, sementara Amerika berdasar pada sistem presidensial.



Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, June 2, 2018 0 comments

Sinopsis "Dunia Sophie" Bahasa Indonesia


Dunia Shopie
By: Jostein Gaardner

Sophie Amundsend yang baru saja pulang dari sekolahnya, mendapati sebuah surat di kotak surat yang ditujukan padanya, yang bertuliskan dua patah kata “Siapakah kamu?”, itu saja. Surat itu membuat Shopie memikirkan siapa dirinya, membuatnya teringat akan neneknya yang meninggal 6 bulan lalu, yang mengajarkannya betapa berharganya hidup di saat-saat terakhirnya. Shopie kembali mendapatkan surat, yang bertuliskan “Dari mana datangnya dunia?”. Tidak mendapati jawaban apa pun, membuat Shopie merasa tak layak untuk hidup, membuatnya bertanya-tanya akan keberadaan Tuhan. Shopie kemudian membawa kedua surat itu ke sarangnya, yakni di sudut taman rumahnya. Dimana Shopie yang kembali memeriksa kotak surat, menemukan surat yang diperuntukkan untuk Hilde Moller Kneg ditujukan padanya.

Di sekolah, Shopie menjadi tidak tertarik pada pelajaran-pelajaran yang diajarkan guru, baginya ada masalah yang lebih besar. Sehingga setelah bel tanda pelajaran selesai berbunyi, Shopie bergegas pulang dan kembali mendapatkan surat yang berjudul “Apakah Filsafat Itu?”, dilanjutkan dengan penjelasan panjang. Disusul dengan surat lainnya yang berjudul “Makhluk Aneh”, yang mengungkapkan bahwa satu-satunya yang dibutuhkan untuk menjadi filosof yang baik adalah rasa ingin tahu.

Shopie kembali mendapatkan surat dengan judul “Gambaran Mitologi Dunia”, di dalamnya dikisahkan mengenai mitologi Skandinavia mengenai Thor, dan juga mitologi Homer di Yunani. Dimana motologi-mitologi tersebut perwujudan dari proses alam, seperti misalnya pergantian musim. Dan Shopie pun mencoba membuat kisah mitosnya sendiri.

Shopie mendapatkan surat dari ibunya yang berisi 3 pertanyaan, adakah zat dasar untuk segala sesuatu? Dapatkah air berubah menjadi anggur? Bagaimana tanah dan air bisa menghasilkan katak hidup?. Keesokan harinya sebuah surat tebal telah menantinya, berjudul “Proyek Para Filosof”. Dari filosof Yunani, yang dikenal dengan sebutan Filosof Alam, terdapat Tiga Filosof dari Miletus, yakni Thales, Anaximander, dan Anaximenes, dimana pemikiran ketiganya mengungkapkan bahwa Tidak Ada yang Dapat Muncul dari Ketiadaan. Hal ini ditegaskan oleh Parmenides. Sementara Heraclitus mengungkapkan Segala Sesuatu terus Mengalir, dimana sumber segala sesuatu ia namakan Logos. Empedocles menyatukan pemikiran Parmenides dan Heraclitus dengan mengungkapkan Alam Terdiri dari Empat Unsur, yakni tanah, udara, api, dan air. Namun Anaxagoras berpendapat bahwa alam diciptakan dari partikel-partikel sangat kecil yang tak dapat dilihat mata dan jumlahnya tak terhingga. Maka itu, Sesuatu dari Segala Sesuatu dalam Segala Sesuatu.

Setelah mendapatkan surat di hari sebelumnya yang berbunyi “Mengapa Lego merupakan mainan tercerdik di dunia?”, Shopie kembali mendapatkan surat dengan judul “Teori Atom”, menjelaskan mengenai Democritus yang beranggapan bahwa segala sesuatu dibuat dari balok-balok tak terlihat yang sangat kecil, yang masing-masing kekal dan abadi, yang dinamakan Atom. Dimana di zaman sekarang, ilmuan menemukan bahwa Atom terdiri dari Proton, Neutron, dan Elektron.

Shopie kembali menerima surat yang berisi 3 pertanyaan, yakni “Apakah kamu percaya takdir?, Apakah penyakit itu hukuman Dewa?, Kekuatan apa yang mengatur jalannya sejarah?”. Surat tersebut mengarahkan Sophie pada gagasan kehendak bebas, yang mengarahkannya untuk membuat surat balasan pada Si Filosof. Surat  susulan datang dengan judul “Takdir”, menjelaskan bahwa para peramal berusaha meramalkan apa yang tak bisa diramalkan, seperti misalnya Peramal di Delphi, yang di depan kuil mereka terpampang tulisan “Kenalilah Dirimu Sendiri”. Sementara banyak kepercayaan meyakini penyakit sebagai hukuman dari dewa dan dibutuhkan persembahan agar sembuh, Hipocrates yang merupakan pendiri ilmu pengobatan Yunani mengungkapkan bahwa “Jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat”.

Sophie menerima surat balasan dari Sang Filosof yang mengungkapkan tidak bisa memenuhi undangan. Dimana surat itu juga berisi beberapa kalimat pendek, dan disusul dengan surat yang memberikan penjelasan panjang dengan judul “Filsafat Athena”. Dimana kaum Shopies berpandangan skeptis dengan anggapan bahwa manusia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai teka-teki alam dan jagat raya. Mereka juga mengungkapkan bahwa tak ada norma mutlak yang menentukan benar dan salah. Sementara Socrates yang diungkapkan Plato, merupakan pengguna Seni Diskusi dalam pembicaraan, sebab menurutnya pemahaman sejati timbul dari dalam diri. Socrates berkata “hanya satu yang aku tahu, yaitu aku tidak tahu apa-apa”. Ia juga mengungkapkan bahwa “orang yang mengetahui apa yang baik, akan bertindak baik”, sebab tidak mungkin seseorang bisa bahagia dengan bertindak menentang penilaian terbaiknya.

Shopie mendapatkan kaset video yang menampakkan guru filosofnya, Alberto Knox, berdiri di atas Acropolis, Athena, menunjukkan dan menjelaskan padanya bangunan-bangunan yang ada di sana, seperti kuil terbesar, Pathenon, atau Teater Dyonisos kuno. Setelah menyaksikan Sang Filosof mendaki bukit Aeropagos dan duduk di Agora kuno, Shopie mendapati reruntuhan kembali utuh dan Sang Filosof mengungkapkan bahwa ia tengah berada di Athena pada tahun 402 SM, 3 tahun sebelum Socrates meninggal. Dimana Sophie kemudian diperkenalkan pada Socrates dan muridnya, Plato, yang memberikannya 4 pertanyaan sebagai tugas.

Sophie terbangun dari tidurnya dan memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Plato, dimana ia kemudian mendapatkan surat baru yang berjudul “Akademi Plato”, menjelaskan mengenai Plato yang mendirikan Academus dan menerbitkan Apologi, yang memusatkan perhatiannya pada Norma Abadi, pada apa yang selalu “benar”, selalu “indah”, dan selalu “baik”. Plato mencetuskan Teori Ide Plato, yakni pasti ada realitas dibalik dunia materi, bahwasanya kita dapat memiliki pengetahuan sejati tentang benda-benda yang kita pahami. Plato juga percaya bahwa semua bentuk fenomena alam itu hanyalah bayang-bayang dari bentuk atau ide yang ideal, hal ini Plato gambarkan melalui Mitos Gua, juga Negara Ideal dan Negara Konstitusional.

Berjalan-jalan di hutan mengarahkan Shopie pada sebuah gubuk dan menemukan kertas dengan namanya tertera di sana. Mendapati kedatangan Shopie, ibunya menghujani pertanyaan-pertanyaan, sehingga Shopie menceritakan mengenai gubuk yang ditemukannya, dimana gubuk itu dikenal sebagai Gubuk Sang Mayor. Shopie kemudian memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tertera dalam surat, dengan pertanyaan terakhir “apa yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan yang baik?“.

Shopie kembali menerima surat yang menjelaskan gagasan Aristoteles, murid Akademi Plato yang mengungkapkan bahwa “Tidak Ada Ide Bawaan” dan “Bentuk Suatu Benda merupakan Ciri Khas benda tersebut”. Ia juga mengagaskan bahwa “hanya dengan menjaga keseimbangan dan kesederhanaan sajalah, maka kita dapat mencapai kehidupan yang bahagia dan selaras”.

Setelah menyelesaikan ujian agama dengan soal “Filsafat tentang Kehidupan dan Toleransi”, Shopie kembali menerima surat dengan penjelasan mengenai Helenisme, yang didominasi oleh peradaban Yunani, yang mencoba untuk mempertemukan Socrates, Plato, dan Aristoteles. Antisthenes mendirikan Filsafat Sinis dengan motto pertanyaan “betapa banyak yang tidak kubutuhkan!”. Zeno mendirikan Filsafat Stoik yang beranggapan bahwa hukum alam mengatur seluruh umat manusia. Epicurus menciptakan Kaum Epicurean dengan semboyannya “kebaikan tertinggi adalah kenikmatan”. Plotinus merupakan seorang Neoplatonisme, yang menegaskan Filsafat Mistisme, yakni pengalaman menyatu dengan Tuhan.

Pada 16 Mei, Shopie menerima ajakan Joanna untuk berkemah di Puncak Belibis, dimana Shopie mengajak Joanna mengunjungi Gubuk sang Mayor. Di sana, mereka menemukan kartu pos yang ditujukan untuk Hilde dari ayahnya.

Shopie kembali mendapatkan surat yang menjelaskan mengenai kebudayaan Indo-Eropa yang mempengaruhi filsafat Yunani. Dimana Bangsa Semit merupakan cikal bakal dari agama Yahudi, Nasrani, dan Islam, yang menegaskan gagasan yang sama, yakni adanya satu Tuhan, dengan kota Yerussalem sebagai pusat. Israel berada dalam kemakmuran dibawah kepemimpinan Daud, namun kemudian terpuruk, dan diramalkan akan kembali makmur dengan datangnya Al-Masih. Kemudian datanglah Yesus dari Nazareth menuju Yerussalem, mengkhutbahkan keselamatan dan ampunan Tuhan bagi semua orang. Beberapa tahun kemudian, seorang Farisi, Paulus, masuk ke agama Kristen dan menyebarkannya ke Athena dan kota-kota lainnya.

Shopie menghadiri undangan Alberto Knox untuk datang ke Gereja St. Mary pada jam 8 malam. Di sana, Shopie mendapatkan penjelasan mengenai Abad Pertengahan, dimana sejak 380 M, kekaisaran Romawi menjadikan agama kristen sebagai agama resmi, dimana Romawi kemudian terbagi kedalam tiga kebudayaan, yakni Kristen Latin, Kristen Yunani, dan Islam Arab. Dijelaskan pula filosof-filosofnya, yakni St. Agustin yang mensejajarkan gagasan Plato dengan agama kristen, Thomas Aquinas yang mensejajarkan gagasan Aristoteles dengan agama Kristen, dan seorang biarawati bernama Hildegard.

Setibanya di rumah Joanna, Shopie pulang ke rumahnya dan mendapatkan mimpi aneh dalam tidurnya. Shopie kemudian berjalan-jalan dengan Hermes, yang mengarahkannya menuju rumah Alberto. Alberto menjelaskan mengenai Renaisans, yakni kelahiran kembali kesenian dan kebudayaan Yunani kuno yang dimulai pada akhir abad ke-14 dengan menunjukkan sebuah kompas, senjata api, dan Incunabulum. Dimasa inilah munculnya ilmuan seperti Nicolaus Copernicus, Kepler, dan Galileo Galilei, yang merumuskan Hukum Kelembaman, disusul Isaac Newton, yang merumuskan Hukum Gravitasi Universal. Renaisans juga menimbulkan semangat agama baru, seperti Martin Luther.

Beberapa hari kemudian, Shopie terlibat perbincangan dengan Ibunya mengenai Alberto. Setelah menyelesaikan esai di sekolah, Shopie mendapati Hermes di pekarangan dan mengantarkannya menemui Alberto yang kemudian menjelaskan abad ke-17, yakni periode Barok, dimana terkenal ungkapan “Hidup itu panggung sandiwara”, seperti yang disampaikan William Shakespheare. Di periode tersebut terjadi pertentangan antara sudut pandang idealisme dengan sudut pandang materealisme, yang ditekankan oleh Thomas Hobbes.

Rene Descartes dalam bukunya Discourse on Method menyatakan bahwa kita tidak dapat menerima apa pun sebagai sesuatu yang benar kecuali kita dapat dengan jelas dan tegas memahaminya. Pertama-tama, orang harus meragukan segala sesuatu, sehingga terjadi “cogito, ergo sum” (aku berpikir, karna itu aku ada). Descartes menegaskan bahwa gagasan tentang Tuhan merupakan bawaan, dan dia merupakan seorang dualis yang menerapkan pembagian tegas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas.

Alberto kemudian menjelaskan mengenai Baruch Spinoza, yang menerapkan penafsiran historis-kritis pada Bibel, seorang panteis berpandangan deterministik, dan berfilsafat “melihat segala sesuatu dari perspektif keabadian”. Dalam bukunya, Ethics Geometrically Demostrated, Spinoza meyakini hanya ada satu Substansi dengan mengungkapkan bahwa Tuhan mewujudkan dirinya sebagai pikiran maupun perluasan.

Setibanya di rumah, Shopie mendapatkan teguran keras dari ibunya. Mendapati keberadaan Hermes, Shopie kembali mengunjungi Alberto yang menjelaskan mengenai pemikir empirisme, seperti Locke, seorang pelopor banyak gagasan liberal dengan karya utamanya, Essay Conserning Human Understanding. David Hume merupakan seorang Agnostik dengan karya utamanya, A Treatise of Human Nature, menggagaskan bahwa “Tidak ada Aku atau Ego yang tak berubah”, seperti yang ditegaskan oleh Buddha. Hume juga menekankan bahwa bukan akal yang menentukan tindakan kita, melainkan perasaan. George Berkeley menegaskan bahwa yang ada hanyalah yang dapat kita lihat.

Di rumah Bjerkely, Hilde membuka hadiah ulangtahunnya yang ke-15 dari sang ayah, sebuah map berjudul Dunia Shopie. Di sela-sela membaca Dunia Shopie, Hilde mendapatkan ucapan selamat ulangtahun dari ibunya disertai sebuah hadiah. Hilde kemudian melanjutkan membaca Dunia Shopie dan memperhatikan cermin milik Nenek-buyutnya yang dibeli dari seorang wanita Gipsi.

Setelah berbincang-bincang dengan ibunya, Hilde melanjutkan membaca Dunia Shopie, dimana Shopoe mendapatkan ucapan ulangtahun dari ibunya, lalu dari Alberto yang kemudian berbincang-bincang dengan Shopie untuk menemukan titik Archimides. Sepulang sekolah, Shopie segera pergi ke gubuk sang mayor untuk memenuhi undangan Alberto, yang menjelaskan filosof Pencerahan Perancis seperti Mostesquieu, Vorteu, dan Rousseau, dengan slogan “Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan”.

Setelah menerima telpon dari ayahnya, Hilde melanjutkan membaca, dimana Alberto menjelaskan mengenai Immanuel Kant, profesor filsafat pertama, yang mengatakan bahwa ada kondisi-kondisi tertentu yang mengatur cara bekerja pikiran dan mempengaruhi cara kita memandang dunia. Disamping bergantung pada hukum kausalitas, setiap orang hendaknya bertindak sesuai hukum moral yang tertanam dalam diri. Dalam perjalanan pulang, Shopie bertemu dengan Winnie-the-Pooh yang menyerahkan sebuah surat padanya, mengungkapkan bahwa Kant menggagaskan didirikannya LBB.

Setelah sarapan, Hilde melanjutkan membaca, dimana Shopie menghadiri undangan Alberto di Gubuk Sang Mayor untuk mendapatkan penjelasan mengenai Romantisisme. Berasaskan pada das Ding an sich, Romantisisme menciptakan kaum Romantik, seperti Beethoven, Byron, dan Goethe. Romantisisme juga menggambarkan reaksi terhadap alam raya mekanistik dalam pandangan Pencerahan, yang melahirkan filosof romantik seperti Schelling dan Johann gottfried von Herder. Para filosof Romantik memandang ‘jiwa dunia’ sebagai ‘ego’, yang dalam keadaan kurang lebih seperti mimpi, menciptakan segala sesuatu di dunia.

Georg Wilhelm Friedrich Hegel menyatukan dan mengembangkan gagasan periode Romantik, mengajarkan kita untuk berpikir secara produktif. Hegel menemukan bahwa proses dialektis tercipta dari tesis, antitesis, dan sintesis.

Mendapati Alice menyerahkan dua botol minuman padanya, Shopie meminum minuman tersebut, membuat Alberto menjelaskan mengenai Kierkegaard yang menegaskan kebenaran subjektif. Kinerkegaard menggagaskan teori tiga tahap kehidupan, yakni estetika, etika, dan religius.

Setelah menerima surat yang berbunyi: “Apa artinya usaha kreatif kita yang tak ada habisnya, jika dalam sekejap kematian mengakhiri segalanya?”, Shopie pergi memenuhi undangan Alberto, dimana ia bertemu dengan Scrooge dan Gadis Korek Api. Alberto memberi penjelasan tentang Karl Marx, seorang materialis historis-dialektis yang menekankan bahwa kekuatan ekonomi dalam masyarakatlah yang menggerakkan sejarah ke depan. Sebelum menjadi Komunis, Marx muda mengungkapkan banwa cara seseorang berpikir berkaitan erat dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Setelah menerima papan gambar dari Nuh, Shopie mendapatkan penjelasan mengenai aliran naturalistik dari Darwin, yang membuktikan bahwa manusia merupakan hasil suatu evolusi biologis yang berlangsung lambat, dan Freud, yang mengungkapkan bahwa tindakan manusia sering merupakan akibat desakan dan insting hewaniah. Di tengah-tengah penjelasan mengenai Darwin yang mengungkapkan bahwa manusia berasal dari evolusi binatang, Shopie melihat penampakan Adam dan Hawa.

Shopie tertawa mendapati seorang pria bermahkota yang telanjang bersikeras untuk dihormati, dimana Alberto kemudian menjelaskan mengenai Sigmund Freud dan teori bawahsadarnya, yakni mengenai hal-hal yang telah kita tekan. Freud mengungkapkan bahwa manusia membawa prinsip kesenangan yang kemudian dikaitkan dengan prinsip realitas disebabkan superego. Freud mengembangkan psikoanalisis dan menciptakan terapi arkeologi jiwa disertai teknik asosiasi bebas, ia juga menafsirkan cara kerja mimpi. Dan Psikoanalisis Freud mempengaruhi kesenian dan kesusastraan abad 20, sehingga terciptalah aliran surealis.

Dalam perjalanan pulang, Shopie yang terjebak di atas pohon, ditolong oleh Morten Angsa yang mengenal Nils Horgersson. Shopie yang diminta ibunya membeli barang-barang di kota, melakukan pertemuan dengan Alberto di Kafe Pierre, yang kemudian menjelaskaan mengenai eksistensialisme abad 20 seperti Jean-Paul Sartre, yang mengungkapkan eksistensi mendahului esensi dan kehidupan pasti memiliki arti. Simone de Beauvoir berusaha menerapkan eksistensialisme pada feminisme dengan mengungkapkan bahwa “Kita menciptakan diri kita sendiri”. Alberto kemudian mengajak Shopie untuk keliling kota sambil menjelaskan mengenai fenomena adialami.

Shopie pulang bersama ibunya dan membaca sekilas buku Dunia Shopie, yang ia dapatkan dari Alberto. Pesta taman filsafat akhirnya tiba, dimana Alberto yang datang belakangan menyampaikan pidato yang mengungkapkan bahwa eksistensi mereka hanya ada dalam pikiran seorang ayah yang menulis sebuah buku untuk dihadiahkan pada putrinya yang baru saja berumur 15 tahun.

Hilde merenungkan akhir cerita Shopie dan Alberto, dimana ayahnya, Albert Knag, datang dari Lebanon hari ini. Sementara itu, Shopie dan Alberto yang kehadirannya tidak disadari orang lain, pergi menuju Bjerkely. Di bandara, Albert Knag mendapatkan pesan-pesan berkelanjutan dari Hilde. Hilde dengan semangat menyambut kedatangan ayahnya, dimana ayahnya mengungkapkan bahwa pelajaran filsafatnya belum berakhir. Sementara itu, Alberto mengungkapkan pada Shopie bahwa orang yang menjalani kehidupan juga menjalani kematian.

Hilde yang tengah bersantai di papan luncur bersama ayahnya, mendapatkan penjelasan mengenai besarnya alam raya hingga pengukuran jaraknya menggunakan waktu kecepatan cahaya, yakni 300.000 km per detik. Matahari kita merupakan salah satu dari 400 miliar bintang di galaksi Bima Sakti, bintang terdekat berjarak 4 tahun-cahaya dan galaksi terdekat berjarak 2 juta tahun-cahaya, dimana luas nebula adalah 90.000 tahun-cahaya. Ahli Astronomi mengungkapkan bahwa ada kira-kira 100 miliar galaksi di alam raya, dimana setiap galaksi memiliki sekitar 100 miliar bintang. Galaksi-galaksi bergerak saling menjauh disebabkan 15 miliar tahun yang lalu terjadi Dentuman Besar, menandakan bahwa alam raya itu mengembang.


Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

 
;