Saturday, September 29, 2018 0 comments

Sinopsis "Atas Nama Kehormatan" Bahasa Indonesia


Atas Nama Kehormatan
By: Mukhtar Mai

22 Juni 2002, Aku, Mukhtaran Bibi, dari kasta Gujar di Punjab, diharuskan untuk memohon pengampuan atas keputusan Dewan Jirga disebabkan tuduhan terhadap adikku, Shakur. Ditemani Ayah dan Mullah, Aku memohon pengampunan di hadapan Faiz, pemimpin kaum Mastoi, hanya untuk mendapati 4 orang di belakangnya membawaku ke sebuah tempat dan kemudian memerkosaku. Setelah aku dianiaya, Shakur baru bisa dibebaskan dengan uang sebesar upah 3-4 bulan bekerja, dan Aku yang dipenuhi rasa bersalah, memutuskan untuk bunuh diri atau melakukan balas dendam. Pada suatu hari, Aku, Shakur, Ayah, dan juga Paman, dibawa ke Kantor Kepolisian Wilayah Jatoy, dimana beberapa jurnalis berada di sana. Memenuhi panggilan seorang polisi, kujawab pertanyaan-pertanyaannya hanya untuk mendapati polisi tersebut bersikap aneh. Namun dari sinilah aku mulai melakukan pembalasan dendam melalui ranah hukum.

Setelah 3 hari dibawa ke kantor polisi tanpa aktifitas apa pun, akhirnya Aku diinterogasi oleh kepala kepolisian yang mendiktekan padaku apa yang harus kukatakan di pengadilan. Sebagai orang pertama yang memberikan kesaksian, Aku yang gugup mendapati Sang Hakim bersikap begitu sopan. Keesokan harinya, pers silih berganti mengerumuni rumah kami, hingga setelah 4 hari kemudian Aku dihadapkan pada kepala kepolisian wilayah yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Aku, Salma, dan Shakur, terhadap seorang dokter. Selesai dari rumah sakit, Aku mendapat tawaran cek 500,000 rupee dari ibu menteri, Attiya Inayatullah, yang akhirnya kuterima setelah awalnya kutolak, dimana ia juga menjanjikan akan membangunkan sekolah.

Hukum Pakistan memberikan otorisasi untuk mengadili semua yang terlibat dihadapan pengadilan antiteroris. Karna jauhnya jarak Dera Ghazi Khan dari Meerwala, dan Aku diharuskan hadir di setiap persidangan, Aku mengontrak sebuah rumah dan menempatinya selama 3 minggu. Pada 31 Agustus, pengadilan menyampaikan keputusannya, dan aku merasa puas, namun pihakku dan pihak mereka melakukan naik banding, dimana itu membutuhkan satu atau dua tahun. Di akhir 2002, sekolah pertamaku mulai beroperasi, membuatku dikenal sebagai Mukhtar Mai. Aku kemudian berkenalan dengan Naseem, yang mengajarkanku untuk bersikap terbuka, sehingga aku berhasil membebaskan diri dan bangkit dari keterpurukan. Pada tahun 2005, sekolah mengalami kemajuan pesat, dan Aku menghadiri undangan Women Club’s 25 di Spanyol.

Aku terlahir di lingkungan yang mengajarkan ketidakpercayaan, kepatuhan, kepasrahan, perasaan takut, dan penghormatan besar terhadap laki-laki. Tak ada yang tahu pasti usia kami, dan saat masih kecil aku seringkali bermain sandiwara perjodohan boneka bersama saudariku. Aku kembali tertawa ketika kuceritakan pada Naseem kisah pernikahan sepupuku. Sementara Naseem menolak perjodohannya secara halus, Aku tidaklah memberikan penolakan terhadap perjodohan atasku, meskipun aku tidaklah menjawab saat ditanya oleh imam. Dalam acara pernikahan, Aku mengikuti ritual mehndi dan mengenakan burqa, dimana mempelai laki-laki belum boleh melihat wajah mempelai perempuan sebelum ritual-ritual dilaksanakan, yang berakhir dengan ritual ghund kholawi. Mengikuti perjanjian awal, Aku kembali ke rumah orangtuaku, sementara suamiku memutuskan untuk tetap tinggal bersama saudaranya.

Meerwala terletak jauh di daratan Indus, barat daya Punjab, di wilayah Muzaffargarh, dan Mukhtar Mai School yang mendapatkan banyak bantuan, terutama dari Kanada, akhirnya memiliki 160 siswa dan lebih dari 200 siswi di akhir tahun 2005. Para Dewan Jirga biasanya merasa bahwa jalan terbaik meredakan kekacauan ialah dengan memberikan satu atau dua gadis untuk dinikahi. Komisi HAM telah mencatat 226 gadis di Punjab diculik dan dinikahi secara paksa. Pada Januari 2005 di Baluchistan, Dr. Shazaki Khalid yang sedang ditinggal suaminya ke luar negeri, diperkosa berkali-kali sebelum akhirnya berhasil melarikan diri, dimana ia kemudian dikucilkan oleh kerabatnya dan diasingkan ke Inggris. Arts Academy of Lahore telah mementaskan drama “Mera Kya Kasur” yang tampaknya terinspirasi dari kisah kelamku.

Setelah dua hari menghadiri pengadilan, 3 Maret 2005 Pengadilan Tinggi Lahore memutuskan kelima terdakwa tidak bersalah dan satu terdakwa dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup. Membuatku ikutserta dalam demonstrasi besar-besaran memprotes keputusan tersebut, sementara pers, stasiun radio, dan televisi, sibuk mendiskusikan keputusan tersebut tanpa henti. Dalam sela-sela demonstrasi, Aku menerima kunjungan Mrs. Margaret Huber, komisioner tinggi Kanada di Pakistan, di sekolahku. Atas informasi pengacaraku yang mengungkapkan mereka akan meninggalkan penjara pada 14 Maret, Aku pergi ke Islamabad untuk meminta bantuan Presiden Musharraf dengan menemui Menteri Dalam Negeri bersama Naseem, yang mengarakan kami pada Perdana Menteri. Hingga pada 28 Juni, Mahkamah Agung Islamabad membuka kembali kasusku, dimana visaku sempat ditahan, dengan Kaum Mastoi yang menunjukkan kemarahan mereka.

Tak ada satu hari pun yang berlalu tanpa kedatangan para perempuan yang meminta pertolongan dariku dan Naseem, salah satunya adalah Kausar, seorang istri berusia sekitar dua puluh dua tahun asal Muhammadpur yang diculik dan diperkosa selama beberapa bulan setelah sang suami bertengkar dengan seorang tetangga. Sambil menantikan keputusan Mahkamah Agung, negara ini mendapatkan guncangan keras pada Oktober, dan Aku diizinkan pergi ke New York bersama Dr. Amna Buttar, presiden Asia Amerika Network, dimana majalah Amerika menganugerahiku gelar “Perempuan Tahun Ini”.



Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, September 22, 2018 0 comments

Sinopsis "Ayah" Bahasa Indonesia


Ayah
By: Andrea Hirata

Sabari yang hidup dalam kemiskinan tergila-gila pada Lena setelah insiden saputangan saat upacara bendera. Sabari memberikan hadiah hasil kemenangannya dalam lomba menulis puisi pada Lena hanya untuk mendapati penolakan telak. Ukun dan Tamat sering mengingatkannya untuk tau diri.

Keluarga Amirza yang tinggal di Kampung Nira, menjadikan radio sebagai benda paling berharga di rumah mereka, dan Amiru sangat senang melihat ekspresi sang ayah saat mendengarkan radio, apalagi saat Lady Diana dibicarakan, seluruh penduduk kampung akan membicarakannya.

Berbeda dengan Ukun dan Tamat, Sabari memandang rendah Cinta hingga saat ujian Bahasa Indonesia untuk seleksi masuk SMA, dimana seorang gadis dengan tangkas mengambil kertas ujiannya dan mencontek di saat-saat terakhir. Gadis itu kemudian tersenyum dan menyerahkan sebuah pensil pada Sabari, yang menerimanya dengan tertegun.

Amiru senang melihat ayahnya bereksperimen dengan radio. Setelah beberapa kali gagal bereksperimen, akhirnya Amirza meletakkan antena di puncak pohon gayam dibaluti gulungan timah, dimana suatu malam puncak pohon tersebut disambar petir, dan radio pun pingsan.

Ayah Markoni mengharapkan anaknya menjadi seorang Markonis dan bersedia menyekolahkan ke mana pun. Namun Markoni memilih hidup sebagai bedebah, hobi bolos sejak SMP, dan pulang membawa istri sebelum menamatkan D2. Sepeninggal ayahnya, Markoni menyadari kenyataan hidup, dimana berbagai jenis usaha yang ia coba berakhir gulung tikar. Setelah minta maaf di makam ayahnya, Markoni memulai usaha baru: Percetakan Batako.

Amirza segera membawa radionya ke kios Gaya Baru milik Syarif Miskin, yang mengungkapkan bahwa siaran radio lebih mudah ditangkap dengan kumparan logam yang lebar. Menghayati ungkapan Syarif, Amirza menafsirkannya pada kawat ram yang menjadi kandang bebek. Sementara Radio mulai dinyalakan, Amiru menahan tawanya sebab yakin akan kegagalan eksperimen ayahnya, namun Radio kemudian menyiarkan suara yang jernih hingga Ibu Amiru menyangka mereka membeli tape baru.

Dengan usaha percetakan tabako, Markoni memiliki harapan yang besar pada ketiga anaknya. Namun hukum karma berlaku, 2 anak laki-lakinya hidup sebagai bedebah seperti dirinya dulu. Sisa harapan pada si bungsu yang keras-kepalanya tak tertolong hingga beberapa kali tidak naik kelas, membuat Markoni hendak mengawinkannya dengan kawannya yang seorang pengusaha.

Dipenuhi rasa gelisah, Sabari tidak lagi bersemangat untuk bermain dengan teman-temannya, ia terlalu merindukan purnama ke-12. Marlena yang khawatir dikawinkan, melihat papan pengumuman dipenuhi kegundahan hingga akhirnya ia mendapati namanya tertera lulus dan dilihatnya Sabari yang tertegun memperhatikannya.

Sabari mengawali masa SMA-nya dengan senyum terlebar, selalu mencari-cari kesempatan untuk bisa memperhatikan Lena, bahkan menghambabudakkan diri di pasar Belantik agar bisa mengirimkan salam cinta untuk Lena saban petang lewat DYSMJDB. Meski begitu, Sabari mendapatkan nilai rapot lebih baik dari teman-temannya, dimana Bu Norma mengagumi puisi karyanya.

Melalui informasi dari Zuraida, Sabari selalu berusaha untuk mendapatkan perhatian Lena dengan ikutserta kegiatan yang Lena sukai. Mengetahui hal itu, Izmi yang patah semangat, menjadi terinspirasi. Sementara itu, menanggapi sikap Sabari, Lena tak lagi hanya mengacuhkan Sabari, melainkan mencaci-makinya.

Penasaran dengan keterkaitan kandang bebek dan radio, Amiru pergi menemui Syarif Miskin setelah mencari informasi di perpustakaan. Syarif mengungkapkan bahwa hal itu terjadi dikarenakan intervensi sebab berdekatan dengan antena masjid.

Sabari yang patah hati tak patah harapan, hingga 2 tahun kemudian sebuah surat di majalah tembok tampak ditujukan untuknya, sehingga segeralah Sabari memberitahukan hal itu pada Ukun.

Sambil mendengarkan bunyi hujan, Amiru berusaha menguasai seni menyenangi hal-hal yang biasa saja yang ia pelajari dari Sang Ayah. Hari silih berganti, dan Amirza membutuhkan biaya untuk istrinya yang dirawat di rumah sakit, membuatnya menggadaikan radio.

Setelah melakukan rekonsiliasi dengan mentraktir Ukun, Tamat, dan Toharun, minum kopi di warkop Kutunggu Jandamu, Sabari kembali mendapati surat dari Lena yang tampak ditujukan padanya. Menanggapi ketidakpuasan teman-temannya, Sabari mengungkapkan teorinya dan mengambil surat tersebut untuk dibawa.

Izmi mendapatkan pujian dari Bu Guru Matematika dengan hasil nilai 6 yang didapatkan, membuat Izmi semakin semangat untuk belajar.

Di masa kanak-kanak, Sabari yang merupakan anak sulung, terpana dengan puisi-puisi ayahnya, terutama puisi merayu awan. Mendapati tingkah aneh dari putra sulungnya, Insyafi melantunkan puisi, dan mengingatkan akan “mati” saat dibawa jalan-jalan.

Setelah 2 hari tidak masuk sekolah dikarenakan syok, Sabari menunggu kedatangan Lena di bawah pohon akasia hanya untuk mendapati sikap Lena tidaklah berubah. Mendapati saputangan milik Lena berada di tangan Bogel Leboi, remuklah hati Sabari, sehingga ia memutuskan untuk mendrop-outkan diri. Mengetahui hal itu, Ibu Norma segera memanggil Sabari dan teman-temannya ke kantor.

Sabari tak lagi masuk sekolah hingga ia kembali mendapat surat dari Lena “men sana in corpore sano”, yang membuat Sabari menjadi juara marathon dalam pertandingan antarkelas di akhir semester. Mengetahui Lena tengah lengket dengan Bogel, bahkan pindah ke kelas Bogel, Sabari tersenyum pahit. Namun tak surut semangat, malah makin rajin belajar dan tetap berusaha mendapatkan perhatian Lena yang sekarang bersebelahan kelas dengannya.

Izmi meminta Zuraida memberitahu Sabari mengenai sebuah informasi rahasia hanya untuk mendapati Zuraida tak acuh. Mengetahui sikap Sabari terhadap Bogel, Izmi kagum dan meminta Zuraida menanyakan cita-cita Sabari. Di hari pembagian kenaikan kelas, Izmi gugup bukan main.

Sabari menyelinap ke kelas sebelah untuk menemui Lena, meskipun hanya bangkunya, dimana Sabari yang mendapati ada yang salah dengan contekan di sana, segera membetulkannya. Ujian semester 5 dimulai, dan rumus volume kerucut yang Sabari betulkan keluar dalam ujian.

Kesepian tanpa adanya Mister Phillip, Amiru bertekad untuk bekerja dan pergi ke pabrik tali hanya untuk mendapati dirinya diceramahi sang mandor. Setelah menawarkan jasanya kesana-kemari, Amiru bermaksud mengikuti lomba balap sepeda yang menjanjikan hadiah besar. Setelah pamit pada ibunya, Amiru mengajak Amirta dan Amirna menuju pusat kota, dimana Amiru mendapati dirinya tidak dizinkan untuk mengikuti perlombaan.

Sabari mengungkapkan pada teman-temannya bahwa ia hendak minta maaf pada Lena dan Bogel. Atas saran dari teman-temannya, Sabari menyampaikan permintaan maaf melalui acara organ tunggal di radio dengan membawakan lagu Truly dan ditutup dengan ucapan terimakasih pada seluruh pihak.

Izmi berhasil mendapatkan nilai baik hingga berani mengumandangkan cita-citanya setelah beberapa tahun pingsan. Sementara itu, Amiru dilanda kegundahan.

Dalam acara perpisahan, Izmi datang lebih awal untuk melihat pahlawannya, Sabari, yang setelah menerima ijazah dari Bu Norma, menyampaikan puisi puitisnya.

Bersama Ukun dan Tamat, Sabari pergi ke Tanjong Pandan untuk mendapatkan pekerjaan. Sabari memilih pekerjaan berat sebagai kuli untuk menghapus kerinduannya akan Marlena. Mengikuti saran Ukun, Sabari berlatih setiap pagi untuk mengikuti lomba Maraton Piala Kemerdekaan dan mendapatkan nomor dada 1231. Atas permintaan Sabari, Ukun dan Tamat menyerahkan hadiah perlombaan pada Lena hanya untuk mendapati penolakan disertai hinaan. Mendapati Sabari menghabiskan waktu di taman kota setiap sabtu sore, Ukun menekankan agar Sabari membulatkan tekad untuk melupakan Marlena.

Meskipun kisah cinta Ukun dan Tamat tidaklah seindah sandiwara radio, mereka tetap prihatin atas tingkah Sabari, sehingga mereka memperkenalkan wanita-wanita lain pada Sabari. Namun mereka mendapati Sabari menunjukkan sikap keras hati, membuat mereka jengkel karenanya. Sabari pun tak lagi punya tempat untuk mengadu.

Dengan semakin dekatnya waktu pegadaian habis, Amiru menerima pekerjaan apa saja, bahkan yang sulit bagi orang dewasa sekalipun. Setelah tak mendapatkan sesuatu pun di pasar, Amiru yang melihat kedatangan para turis, pergi ke toko souvenir dan memulai pekerjaan borongan membuat gantungan kunci. Dan pada hari yang ditentukan, Amiru pergi ke pegadaian untuk menebus radio sang ayah.

Tahun ini, Sabari yang bermaksud pergi ke pantai barat untuk menyaksikan fenomena saat langit menjadi biru, mengajak Ukun dan Tamat hanya untuk mendapatkan cemoohan. Subuh keesokannya, Sabari menyelam ke dalam tong berisi air sambil membawa jeriken kosong lima liter.

Di bulan Februari, bersama para pecinta lainnya, Sabari selalu pergi ke pantai barat sepulang kerja untuk menyaksikan saat langit menjadi biru. Namun tak didapatinya. Sehingga Sabari memutuskan mengambil langkah terakhir, bekerja di pabrik percetakan batako milik Markoni.

Sehari setelah mengundurkan diri, Sabari melamar kerja pada Markoni, yang menerima Sabari setelah memberikan interogasi pedas padanya.

Izmi yang cekatan menjadi tukang jahit, mengetahui sepak terjang Sabari, bahkan ia seringkali mengunjungi Zuraida yang menjadi tukang kue untuk mengetahui kisah Sabari. Sabari riang gembira bekerja di pabrik Markoni, karna membuatnya bisa sesekali melihat Marlena.

Setelah setahun bekerja di pabrik Markoni, Sabari disibukkan dengan memelihara kambing, yang merupakan bentuk bantuan dari pemerintah. Dalam acara tahunan penganugerahan penghargaan bagi karyawan teladan, Markoni memberikan sebuah medali pada Sabari setelah memberikan pidato.
Sabari berusaha memamerkan  medali yang didapatkannya pada Lena, namun tak mendapatkan tanggapan. Mendapatkan informasi dari Buncai bahwa Sabari merupakan seorang leboi yang tengah mengincar anaknya, Markoni segera memanggil Sabari ke kantornya.

Setelah beberapa hari mendapatkan mimpi ganjil, Sabari mendapati perkelahian antara Marlena dan Markoni yang terlalu berlebihan. Menyadari apa yang terjadi, Sabari mengajukan diri.

Ukun dan Tamat tak percaya melihat Sabari yang dengan cepat menyambar akad nikah dari penghulu. Membuat mereka miris menyadari bahwa mereka termasuk bujang lapuk stadium tiga.

Sabari pergi ke warung kopi untuk menghadiri acara Jum’at Puisi, dimana Tamat dan Ukun mengadukan ketidakadilan yang menimpa mereka.

Setelah berrumah tangga Sabari tinggal di rumah orangtuanya, begitu juga Lena, sehingga Sabari membangun rumah sederhana. Namun tinggal seorang diri. Setelah melahirkan, Lena pindah ke rumah Sabari, namun jarang di rumah, sementara Sabari terpesona oleh Zorro. Disibukkan oleh Zorro membuat Sabari mengirimkan surat pengunduran diri pada Markoni.

Sabari yang membuka warung sembako, seringkali dikunjungi Ukun dan Tamat sehingga terjadilah debat kusir diantara mereka. Tersebar gosip bahwa Lena hendak menceraikanya, Sabari menjadi gelisah, dan Zorro mengucapkan kata pertamanya; “Aya, aya”.

Drs. Makmur Manikam dan JonPijaleri memang memiliki profesi dan kepribadian yang berbeda, namun memiliki masalah rumahtangga yang sama, yakni digugat cerai istri masing-masing. Begitu pula Sabari, yang baru saja menerima surat dari pengadilan. Namun tak mengerti isi surat tersebut hingga Ukun dan Tamat menerangkan padanya.

Sementara Manikam mengucapkan “menerima” dengan khidmat, Jon mengucapkan “menerima” dengan berat hati. Sementara itu, di Ruang Sidang III, Sabari yang gugup dan tak sepenuhnya mengerti apa yang terjadi, tak berdaya mendapati buku nikahnya digunting.

Manikam hanya memfokuskan diri pada pekerjaan hingga Zulkifli menunjukkan sebuah foto perempuan asal Toboali padanya. Sementara itu, Jon menjadi pemurung, namun akhirnya bersedia untuk melakukan konser di Bengkulu sebagai konser terakhirnya.

Rabun akan konsekuensi hukum dari perceraian, Sabari dpenuhi kekhawatiran akan kehilangan Zorro. Dimana setiap sore, Sabari membawa Zorro ke taman kota dengan sepedanya, meninabobokan Zorro dengan puisi dan cerita-cerita dari menu makanan. Namun suatu sore, Lena datang mengambil Zorro tanpa sepatah kata dan pergi.

Menyadari hasil analisis tulisan tangannya kontradiktif dengan sebagian dari 37 syarat yang ditetapkan, Manikam amat bahagia mendapati perempuan itu lebih baik daripada fotonya. Ia adalah Marlena, yang telah bercerai dengan dealer motor vespa beberapa bulan setelah menikah dengannya.
Sabari yang dirundung kehilangan, mengalami kesepian dan rindu akan Zorro, membuat hidupnya merosot dan berada dalam situasi partikelir.

Setelah setahun berlalu sejak pernikahannya dengan Manikam, Lena yang sering mengirim surat dengan Zuraida memutuskan untuk bercerai dan hidup mandiri. Sementara itu, Zuraida menjadi lebih gembira dan bernyali disebabkan berkirim surat dengan Lena.

Marlena mengajak Zorro ke alun-alun Rajo Malim Paduko untuk menonton festival musik, dimana lagu Besame Mucho membuat Lena terpana pada sang vokalis. Sementara itu, Ukun dan Tamat berada di warung kopi Soliter disertai koran lokal yang memuat kolom jodoh propaganda mereka.

JonPijaleri segera menjadi ceria setelah berkenalan dengan Lena dan akhirnya menikah dengannya. Zorro masuk sekolah dan menjadi anak istimewa, naik ke kelas dua dengan menduduki peringkat pertama. Meskipun mengalah pada Imelda, Zorro diikutkan dalam lomba bercerita, dan Zorro mengisahkan tentang keluarga awan, membuatnya memenangkan perlombaan.

Meskipun tahun demi tahun tak pernah melihat langit menjadi biru, Ukun dan Tamat tetap datang ke pantai barat. Sementara itu, Sabari yang dipenuhi kerinduaan, mencari keberadaan Marleni ditemani Abu Meong, hingga akhirnya ia pergi menemui Bu Woeri untuk minta dibuatkan sketsa.

Mendapati Jon tak setia, Lena dan Zorro menjadi nomaden, mulai dari Batanghari, Siak, Rengat, Bengkalis, Pariaman, Indragiri Hulu, dan Bagansiapiapi, dimana Zorro selalu membuat puisi untuk mengenang tempat-tempat tersebut. Di Padang Pinang, Lena yang bekerja di travel agent, memberikan Zorro hadiah buku “Love in the Time of Cjolera” disertai kamus tebal.

Setelah bertahun-tahun dilanda penderitaan, Sabari hidup menggelandang di platform pasar ikan bersama Abu Meong. Hingga suatu hari ia bertemu dengan Zuraida, yang segera memarahinya. Namun Sabari hanya mengacuhkannya.

Hasil diskusi Ukun dan Tamat, mengantar mereka ke hadapan Zuraida untuk menanyakan keberadaan Lena dan Zorro.

Dalam rangka mempersiapkan keberangkatan, Tamat dan Ukun membuat surat SKKB, kemudian surat KK, hingga surat wasiat. Keduanya kemudian terlibat perseteruan mengenai siapa yang lebih pintar Bahasa Indonesia dan berakhir dengan pergi menemui Bu Norma.

Setelah pamit pada Sabari, Ukun dan Tamat berangkat dengan diantar oleh orang banyak di dermaga.
Dalam keadaan depresi, berupa-rupa skenario tentang toko obat, aspirin, dan motor BSA memenuhi kepala Jon. Sementara itu, Ukun dan Tamat yang tiba di Pelabuhan Kayu Arang, Bangka, melanjutkan perjalanan ke Aceh, kemudian mengirimkan surat pada Zuraida dan Sabari setibanya di Masjid Baiturrahman.

Setelah mengusir tabib dan petugas sensus, Jon yang takjub dengan sikap tamunya, menerima Ukun dan Tamat sebagai tamu, dan kemudian menanyakan maksud kedatangan mereka.

Kedatangan Ukun dan Tamat membuat Jon terinspirasi, sehingga ia menyambut keduanya dengan hangat. Sementara itu, di Darwin, Australia, seorang nelayan Aborigin menemukan penyu yang disertai surat dari Sabari.

Ukun dan Tamat melanjutkan perjalanan ke Bengkulu, dimana mereka menyaksikan Festival Tabot, dan bertemu dengan Manikam, yang mengarahkan mereka pada sahabat-sahabat pena Lena. Meski kusut masai, mereka tetap melanjutkan perjalanan, dan mendapatkan kartu nama dari sahabat pena yang mereka kunjungi di Jambi.

Larissa segera menelpon bibinya di Alice Spring untuk memastikan keberadaan ayahnya, ia kemudian menjemput Ayahnya, Niel, setelah mendapatkan penjelasan dari ibunya. Keesokan harinya, Niel berdandan rapi dan pergi ke Gedung Perwakilan Indonesia, dimana Larissa yang membuntutinya kemudian teringat akan tragedi stolen generation.

Setelah dua bulan mencari, Ukun dan Tamat mengumpulkan modal Singkep, harapan terakhir. Sementara itu, Larissa menemani ayahnya, Niel, mencari keberadaan Lena dan Zorro seantero northern teritory, namun tak mendapatkan hasil, sehingga mereka mengirimkan surat balasan.

Sabari yang menerima surat dari Ukun dan Tamat, merapikan diri dan beranjak pulang dengan berlari, dimana di tengah perjalanan ia bertemu dengan Zuraida, sehingga terjadilah perlombaan kecepatan, dan juru antar surat pengadilan agama ikutserta dengan kecepatan 25 km/jam.

Diiringi dentum musik, Sabari merapikan rumahnya. Dan setelah seminggu bekerja habis-habisan, Sabari pergi ke toko anak-anak untuk memenuhi daftar belanjaan. Dibalik euforia yang tak tertanggungkan, Sabari bertanya kepada pegawai kantor syahbandar setiap dua hari sekali.

Sabari yang bermaksud mengikuti perlombaan maraton dalam rangka perayaan kemerdekaan, bertemu dengan Toharun dan mendapatkan bantuan darinya. Untuk melawan Dinamut, Sabari mendapatkan latihan kejam dari Toharun, dimana ia kemudian mendapati kepulangan Marleni.

Perlombaan maraton akhirnya dimulai, sementara Jon bersama bandnya memulai rekaman lagu andalan mereka “Aku Berlari”. Mengikuti arahan Toharun, Sabari berada di rombongan ketiga pada sepuluh kilometer pertama, bersaing erat dengan Dinamut. Di akhir sepuluh kilometer kedua di rombongan kedua, Sabari mulai kehilangan momentum dan tersuruk ke belakang. Namun ia memutuskan untuk tetap berlari meskipun perlombaan telah berakhir, dimana Sabari akhirnya mencapai finis saat sudah malam, disambut oleh Izmi, juru antar, dan masyarakat banyak.

Dengan semakin dekatnya Hari H, Sabari menjadi tak karuan karna cemas sehingga ia telah bersiap pagi-pagi betul meskipun kapal baru berlabuh sore hari. Disertai piala pemberian juru antar, abu meong, dan balon-balon gas, Sabari tiba di dermaga jam 3 sore, dimana ia berdiri tegak disamping sepedanya. Amiru segera memeluk sang ayah, dan kemudian seluruh langit berubah menjadi biru.

Salah satu hal pertama yang dilakukan Sabari adalah mengajak Amiru ke Restoran Modern, juga membacakan puisi sebelum tidur, dimana Amiru juga berpuisi untuk sang ayah.

Sabari kembali menjadi menjalani aktivitas lamanya, begitu juga Ukun dan Tamat yang mendapatkan jodoh di pantai barat pada Februari. Dan disaat Amiru hampir tamat SMP, datang sepucuk surat aneh untuk Sabari. 3 bulan kemudian, Larissa membacakan surat yang ia terima dihadapan sanak keluarga dan kawan-kawan dekat ayahnya setelah jamuan makan malam.

Amiru tetap tinggal bersama Sabari hingga merantau ke bogor untuk kursus elektronika setamat SMA dan kemudian membuka kios reparasi elektronik di Pasar Belantik. Pada 2011, Larissan dan Niel mengunjungi Mereka setelah berkunjung ke Bali. Sepeninggal Sabari, dalam sakitnya Lena berpesan untuk dimakamkan dekat makam Sabari disertai tulisan “purnama ke-12”.




Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, September 15, 2018 0 comments

Sinopsis "Why Men Dont Listen And Women Can’t Read A Map" Bahasa Indonesia


Why Men Dont Listen And Women Can’t Read A Map
By: Allan and Barbara Pease

Pria dan wanita memang berbeda. Meski telah melewati berjuta-juta tahun, susunan otak pria dan wanita masih tetap berbeda. Aktivitas otak di dalam rahim dan pengaruh hormon akan menentukan cara berpikir dan bersikap sang bayi.

Penelitian menunjukkan bahwa kita korban biologis dari pada korban ciri khas sosial. Pria adalah pencari makan, sedangkan wanita pelindung tempat tinggal mereka. Wanita memiliki intuisi yang merupakan kemampuan halus mereka untuk melihat rinci kecil dan perubahan dari penampilan dan prilaku seseorang. Wanita memiliki jangkauan penglihatan lebih lebar, sedang kan pria memiliki penglihatan seperti terowongan. Wanita mampu mendengar lebih baik.

Sentuhan sangat baik untuk menunjukkan rasa kasih sayang. Wanita lebih peka terhadap sentuhan dibandingkan dengan pria, begitu juga indra penciumannya. Pengujian menunjukkan kecerdasan umum wanita 3% lebih tinggi dari pria. Otak pria tersusun untuk mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu.

Kita adalah kita karena pengaruh hormon. Kita semua adalah hasil reaksi kimiawi diri kita sendiri. Pria lebih mendominasi hormon tertosteron dibandingkan wanita, hal itu membuatnya memiliki keterampilan ruang yang lebih baik, dan juga lebih agresif.  

Wanita lebih cepat berkomunikasi dibandingkan pria. Pria lebih banyak diam jika ada masalah, sedangkan wanita perlu bicara jika ada masalah dan ia perlu bicara 3x lebih banyak dibandingkan pria dalam sehari, dan ia tidak membutuhkan solusi, hanya pendengar. Jika pria tidak menanggapinya, wanita merasa tidak dicintai, sementara sang pria merasa diomeli habis-habisan.

Wanita sering menggunakan kalimat tidak langsung. Keterampilan ruang wanita jauh lebih rendah dibandingkan pria. Maka dari itu ia agak sulit membaca peta, karna berbentuk 2 dimensi. Wanita lebih mudah mengakui kesalahan dibandingkan dengan pria.

Otak anak perempuan bereaksi pada orang dan wajah-wajah, sementara otak anak laki-laki bereaksi pada benda dan bentuknya. Anak perempuan menginginkan hubungan dan kerja sama, sementara anak laki-laki menginginkan kekuasaan dan kedudukan. Wanita menghargai hubungan, sedangkan pria menghargai pekerjaan. Pria akan bersemangat berbelanja jika ada tujuan yang jelas, tidak seperti wanita yang hanya menganggapnya santai.

Saat berkenalan dengan seseorang yang istimewa, jantung terasa berdebar-debar, tangan berkeringat. Saat Anda makan malam bersama, Anda merasa melayang tinggi. Pada akhir malam teman Anda mencium Anda sehingga Anda meleleh. Berhari-hari setelahnya Anda tidak bisa makan, namun Anda tidak pernah merasa sesehat itu, bahkan demam Andapun sembuh. Jatuh cinta biasanya baik untuk kesehatan.

Homoseksual, lesbian, atupun transgender sudah terbentuk sejak lahir, dikarenakan kekurangan hormon / kelebihan hormon pria dalam kandungan. Menurut penelitian, homoseksual terjadi karena faktor keturunan.

Jika menyangkut seks, wanita membutuhkan alasan, sedangkan pria butuh tempat untuk melakukannya. Seks juga terbukti meningkatkan kesehatan. Pria memiliki kecendrungan poligami dalam otaknya. Pria terangsang melalui mata mereka, sedangkan wanita melalui telinga mereka. Kiat-kiat romantis untuk hubungan:

a. Siapkan lingkungan,
b. Beri dia makanan,
c. Nyalakan api,
d. Bawa bunga,
e. Pergi berdansa,
f. Belikan cokelat.

Wanita dan pria memang berbeda. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk tetapi hanya berbeda. Biologis kita memimpin kita untuk mengejar dan bekerja yang sesuai dengan susunan otak kita. 

Pria menginginkan kekuasaan, pencapaian, dan seks. Sedangkan wanita menginginkan hubungan, kestabilan, dan cinta. Tidak ada gunanya kecewa karnanya, karna ini sama dengan mengacaukan langit untuk mendapatkan hujan. Maka dari itu kita diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan dalam hubungan yang dikarekan perbedaan.




Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, September 8, 2018 0 comments

Sinopsis "Shahih Shirah an-Nabawiyah" Bahasa Indonesia


Shahih Sirah An-Nabawiyah
By: Akram Diya Al-Umari

Penulisan sejarah kenabian seharusnya mengikuti metode ahli hadist, yakni dengan mengutamakan al-Qur'an dan Hadist-Hadist Shahih.

Nabi Muhammad memiliki kesempurnaan lahirilah dan suka menjaganya dengan akhlak Al-Qur'an, dimana Beliau memiliki nasab yang baik.

Kakek beliau, Abdul Mutthalib merupakan penemu air zam-zam dan pernah bernadzar akan menyembelih salah seorang anak laki-lakinya jika ia dikaruniai 10 orang anak laki-laki. Dimana undian mengarah pada Abdullah, sehingga ditukar dengan 100 ekor unta, dimana Abdullah kemudian menikah dengan Aminah, yang kemudian melahirkan Nabi Muhammad, dimana Abdullah wafat ketika beliau masih berada dalam kandungan.

Beliau lahir pada hari senin, 12 Rabiul Awwal, tahun gajah. Ketika disusui oleh Halimah As-Sa'diyah, beliau mengalami pembelahan dada, sehingga dikembalikan ke Aminah. Beliau tinggal bersama sang ibu kira-kira 2 tahun sebelum ia wafat ketika beliau berusia 6 tahun. Beliau kemudian berada dalam asuhan Abu Thalib setelah diasuh oleh Abdul Mutthalib yang wafat ketika beliau berusia 8 tahun.

Di masa remajanya, beliau menyaksikan perjanjian Halaful Muthayyibin dan Halaful Fudhul. Beliau menikah dengan Khatijah binti Khuwalid dan dikaruniai 2 putra serta 4 putri.

Adalah Allah menjaga Rasulullah dari perbuatan dosa seperti membuka aurat, memakan sembelihan untuk berhala, dan lain sebagainya.

Sesungguhnya kabar kedatangan Rasulullah telah disebutkan di kitab-kitab sebelumnya, seperti dalam Injil Barnabas, hujjah kaum Yahudi sebelum diutusnya beliau, ataupun penyataan Heraclius, pemimpin Romawi.

Wahyu pertama kali turun pada hari Senin di bulan Ramadhan dan Khadijah membawa beliau menemui Waraqah, dimana wahyu tidak lagi turun dalam waktu yang lama. Dan adalah beliau menerima wahyu dalam keadaan sadar selama 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.

Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun, dan yang pertama-tama masuk Islam ialah, Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar. Ada pula dari golongan Jin, diantaranya ialah Jin Nasbain.

Setelah mendapatkan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, Rasulullah mengumpulkan orang-orang untuk memberikan peringatan dan Abu Lahab langsung memberikan penghinaan. Diantara yang masuk Islam ketika itu adalah Abu Dzar, yang berhasil mengislamkan setengah kaumnya. Begitu juga Dhomad, seorang penjampi yang berniat menyembuhkan Rasulullah.

Kaum muslimin mendapatkan siksaan yang berat, terutama mereka yang lemah, diantaranya ialah bilal, yang kemudian dibebaskan oleh Abu Bakar. Setelah hijrah beliau ke Madinah, beliau mendapatkan perintah mendirikan shalat di setengah malam, dan hal ini beliau kerjakan bersama sahabat-sahabatnya. Menanggapi hal itu, 11 pria dan 5 wanita, hijrah ke Habsyah pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian. Disusul oleh 80 orang lebih. Menanggapi hal itu, Quraisy mengirim utusan dengan membawa hadiah pada Najashi.

Kaum muslimin juga mengalami pembaikotan yang ditujukan khususnya pada Bani Hasyim selama 2- 3 tahun. Tak lama setelah itu, Rasulullah mendapati Abu Thalib meninggal dunia, disusul oleh istri beliau, Khadijah. Rasulullah kemudian pergi ke Thaif untuk berdakwah, namun mendapatkan penolakan yang keras dari mereka. Sekembalinya ke Makkah, beliau mengalami Isra’ Mi’raj, dan diturunkanlah perintah shalat 5 waktu.

Selanjutnya beliau seringkali berdakwah pada kerumunan orang, terutama saat musim haji. Dengan datangnya kaum Anshar menemui beliau, terjadilah Baiat Aqabah yang pertama dan kedua. Maka hijrahlah kaum muslimin menuju ke Madinah, sementara Rasulullah hijrah secara sembunyi-sembunyi dengan ditemani oleh Abu Bakar. Beliau tiba di Madinah disambut denga meriah oleh Kaum Anshar, dan beliau tinggal di rumah Abu Ayyub Al-Anshari selama 7 bulan.

Rasulullah segera mensyariatkan undang-undang persaudaraan, yakni antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, agar mereka saling tolong menolong satu sama lain, dimana hukum waris kemudian dihilangkan. Disusul oleh perjanjian dengan kaum Yahudi yang dikenal sebagai Piagam Madinah, dan perjanjian antara Muhajirin dan Anshar yang dikenal dengan Piagam Madinah II. Diantara para Muhajirin ada yang menjadi ahli shuffah, +- 70 orang, dimana mereka mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah.

Bani Qainuqa’ mengingkari Piagam Madinah setelah terjadinya perang Badar, dengan menunjukkan permusuhan pada kaum muslimin, sehingga Rasulullah memerangi mereka dengan melakukan pengepungan selama +- 15 hari, membuat akhirnya Bani Qainuqa’ diusir dari Madinah. Bani Nadhir juga melakukan pengkhianatan, sehingga Rasulullah memerangi mereka dengan pengepungan selama 6 hari 6 malam, membuat Bani Nadhir terusir dari Madinah. Mengetahui pengkhianatan Bani Quraidzah, Rasulullah memerangi mereka sekembalinya dari Perang Khandaq, yakni dengan pengepungan selama 25 hari, hingga akhirnya Bani Quraidzah menyerah dan menerima keputusan Saad bin Mu’adz. Yahudi Khaibar mulai menampakkan permusuhan mereka setelah pengusiran Bani Nadhir, dan dengan adanya Perjanjian Hudaibiyah di tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah memerangi Khaibar dan menaklukkannya, dimana beliau membiarkan penduduknya tetap tinggal dengan ketentuan.

Rasulullah mengirimkan pasukan kecil untuk menghadang kafilah dagang Quraysi. Rasulullah juga mengubah kiblat dari Baitul Maqdis menuju Ka’bah setelah 16/17 bulan hijrah ke Madinah. Setelah mendengar kabar kafilah dagang Quraysi bergerak dari Syam, Rasulullah mengirim Basbas untuk memata-matai mereka, diikuti lebih  dari 300 personil dibawah kepemimpinan Rasulullah sendiri. Sementara itu, mendengar berita dari Dhamdham, sekitar 1000 pasukan Quraysi pergi membantu. Disaat kaum muslimin tidur, Rasulullah shalat dan memanjatkan doa, memohon pertolongan Allah, dan Allah mengabulkannya dengan mengirimkan malaikat-malaikat untuk membantu mereka dalam peperangan, sehingga para pembesar kaum Quraysi banyak yang menjadi tawanan, dimana Rasulullah memperlakukan para tawanan tersebut dengan baik. Peperangan kecil kemudian terjadi, yakni perang Qarqarah Al-Kudr, Sawiq, Dzi Amar, Bahraan, dan Al-Qaradah.

Perang Uhud terjadi pada Syawal 3 H, dengan 3000 pasukan Quraysi dibawah pimpinan Khalid bin Whalid dan Ikrimah bin Abi Jahal, sedangkan pasukan muslimin sekitar 1000 orang, dimana Ibnu Ubay bin Salul menarik diri bersama 300 munafikin. Rasulullah menempatkan 50 pemanah dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair di Gunung ‘Ainain. Pertempuran sengit terjadi, dimana para pemanah yang menyaksikan banyaknya Ghanimah disebabkan mundurnya pasukan Quraysi, meninggalkan pos mereka. Khalid bin Walid mengambil kesempatan itu dan mendesak pasukan muslimin, dimana tersebar kabar bahwa Rasulullah telah meninggal. Peperangan terus berlanjut hingga Rasulullah menarik pasukan menuju celah-celah gunung Uhud, dimana Allah menurunkan rasa kantuk bagi sebagian kaum muslimin. Abu Sufyan menanyakan perihal kaum muslimin, dan Rasulullah memerintahkan untuk tidak memberikan jawaban hingga Umar angkat bicara dan membalas perkataan Abu Sufyan mengikuti perintah Rasulullah. Setelah bersepakat untuk kembali berperang setahun kemudian, Rasulullah mengirim Ali untuk memastikan pergerakan kaum Quraysi. Rasulullah kemudian memakamkan para syuhada’, yakni 70 orang. Setelah kembali ke Madinah, Rasulullah mengirim pasukan ke wilayah Hamraa’ Al-Asad.

Rasulullah mengirim Abu Salamah bin Abdil Asad bersama 50 orang lainnya untuk menumpas Thulaihah Al-Asadi, mengirim Abdullah bin Unais Al-Juhani menumpas Khalid bin Sufyan Al-Hudzali. Bani Hudzail berusaha melakukan pembalasan, bekerjasama dengan Bani Lahyaan, dan terjadilah Tragedi Al-Rajii’. Rasulullah juga mengirim 70 orang Qari’ dibawah kepemimpinan Al-Mundzir bin Amru Al-Khazraji untuk berdakwah di Najed, namun mereka diperdaya dan dibunuh oleh suku Ri’l dan Dzakwan. Rasulullah kemudian memimpin pasukan untuk menumpas Bani Lahyaan.

Dzulqa’dah tahun ke-4 H, Rasulullah bersama 1500 personil, pergi ke Badar hingga 8 hari berkemah di sana, namun tak mendapati kedatangan kaum Quraysi. Pada tahun itu, Rasulullah menikah dengan Zainab binti Jahsy Al-Asadiyah, diharamkan khamer, dan diwajibkan hijab. Atas informasi dari Buraidah bin Al-Husaib, pada Sya’ban tahun ke-5 H, Rasulullah berangkat bersama pasukannya menyerbu perkampungan Bani Musthaliq, dan berhasil menawan sekitar 100 orang.

Sekembalinya ke Madinah, Rasulullah menerima cercaan dari golongan munafikin seputar Aisyah, yang dipelopori Ibnu Ubay bin Salul, yang berusaha mengobarkan api fanatisme kesukuan. Dimana Rasulullah kemudian menikahi Juwairiyah.

Mengetahui terbentuknya persekongkolan (Al-Ahzab) yang dipelopori oleh Bani Nadhir, Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabat, kemudian menggali parit atas saran dari Salman. Perang berlangsung dengan pengepungan sekitar 24 malam, yakni pada Syawal tahun ke-5 H, dengan 3.000 kaum muslimin melawan 10.000 kaum musyrikin, dimana 8 muslimin syahid. Rasulullah kemudian mengirim 300 pasukan dibawah pimpinan Abu Ubaidah ibnul Jarrah untuk mengintai kafilah dagang Quraysi, dimana mereka mengalami kelaparan sehingga dinamakan sebagai Jaisyul Khabth.

Bersama 1.400 orang, Rasulullah berangkat pada Senin Dzulqa’dah tahun ke-6 H untuk melakukan umrah, dimana beliau melaksanakan Shalat Khauf di ‘Usfan. Mendapati pasukan Quraysi telah terlebih dahulu tiba di Hudaibiyah, Rasulullah mengutus Utsman untuk menyampaikan tujuan kaum Muslimin, sehingga terjadilah Bai’atur Ridlwan. Dengan datangnya Suhail bin ‘Amru sebagai utusan Quraysi, maka terjadilah perjanjian Hudaibiyah. 17/18 bulan kemudian, Bani Khuzaah yang diserang oleh Bani Bakr dengan bantuan Quraysi, pergi meminta bantuan Rasulullah, sehingga berakhirlah perjanjian Hudaibiyah.

Rasulullah mengirimkan utusan-utusan untuk menyampaikan surat beliau kepada para penguasa di luar tanah arab, seperti Romawi, Persia, Habasyah, Mesir, dan Yamamah. Terjadi pula perseteruan dengan kaum Badui hingga terjadi perang Dzatilqara’ dan Dzaturriqa’, juga kisah Akal dan Urainah. Dan pada Dzulqa’dah, 7H, Rasulullah melakukan Umra Qadha’, sesuai dengan Perjanjian Hudaibiyah, beserta 2000 orang selain wanita dan anak-anak. Pada Jumadil Ula, Rasulullah mengutus 3.000 pasukan menuju Syam dibawah kepemimpinan Zaid bin Haritsah – Ja’far bin Abi Thalib – Abdullah bin Rawahah. Setibanya di Ma’an, mereka mendapatkan kabar bahwa di Ma’ab terdapat 100.000 pasukan Romawi dan 100.000 lainnya dari Arab Nasrani. Namun mereka tetap melanjutkan perjalanan hingga terjadilah Perang Mut’ah, dimana Khalid bin Walid diangkat sebagai panglima setelah gugurnya 3 panglima, dan ia berhasil menarik mundur Pasukan Muslimin hingga hanya terdapat 13 Syuhada’. Beberapa hari kemudian , Rasulullah mengirim 300 pasukan dibawah pimpinan ‘Amr bin Ash menuju Dzatus-Salasil untuk memberi pelajaran terhadap Bani Qudha’ah.

Dengan 10.000 pasukan muslim, Rasulullah pergi menaklukkan kota Makkah pada 10 Ramadhan tahun ke-8 H. Rasulullah memasuki Makkah dengan membagi pasukan menjadi 3 kelompok, dimana Quraysi memberikan sedikit perlawanan sehingga memakan 24 korban. Rasulullah menghalalkan 6 darah Quraysi dan mengizinkan Bani Khuza’ah melakukan yang mereka kehendaki terhadapan Bani Bakr hingga waktu ashar tiba. Rasulullah kemudian mengampuni penduduk Makkah, membuat penduduknya berbondong-bondong masuk Islam, dimana Rasulullah kemudian seringkali berpidato untuk menyampaikan hukum-hukum Allah.

Pada Syawal 8 H, Rasulullah mengirim 350 pasukan dibawah pimpinan Khalid bin Walid menuju Bani Judzaimah di Yalamlam untuk mengajak mereka masuk Islam. Sementara itu, dibawah komando Malik bin ‘Auf, kabilah Hawazin dan Tsaqif berjumlah 20.000 pasukan. Setelah mengutus Abdullah bin Abi Hardah, Rasulullah beserta 10.000 + 2.000 (Ath-Thulaqaa’) pasukannya pergi menuju Hunain dan tiba di sana pada 10 Syawal. Hawazin tiba lebih dahulu di lembah Hunain, membuat kaum muslimin terdesak, bahkan banyak yang melarikan diri, namun Rasulullah menguatkan tekad kaum muslimin, membuat mereka kembali dan memaksa musuh melarikan diri, dimana 4 orang muslim syahid. Rasulullah kemudian melakukan pengejaran ke Nakhlah dan Autas hingga tiba Tsaqif pada 20 Syawal, dimana orang-orang Tsaqif bersembunyi. Setelah beberapa malam di Ji’ranah, Rasulullah membagi-bagikan ghanimah, kemudian utusan Hawazin datang menyatakan keislaman mereka dan memohon agar para tawanan dikembalikan. Disusul oleh utusan Tsaqif pada Ramadhan 9 H.

Pada Rajab 9 H, Rasulullah memimpin 30.000 pasukan Al-‘Usrah menuju Tabuk. Dalam persiapannya, Rasulullah menekankan akan shadaqah, dimana orang-orang munafik menampakkan sikap mereka, bahkan mendirikan Masjid Dhirar. Setibanya di Tabuk, Rasulullah mendapati para pemimpin kabilah memilih untuk berdamai dengan membayar jizyah, sehingga Beliau kembali ke Madinah setelah 20 malam berada di sana.

Tahun ke-9 H disebut juga sebagai tahun delegasi, dimana lebih dari 60 delegasi datang menyatakan keislaman mereka. Pada bulan Dzulhijjah Abu Bakar memimpin 300 sahabat untuk mengerjakan Haji, yang disusul oleh Ali untuk menyampaikan perintah Rasulullah. Dimana Rasulullah juga mengirimkan juru-juru dakwah ke daerah-daerah terpencil. Setelah mengerjakan Haji Wada’ pada 5 Dzulqa’dah 10 H, Rasulullah menyiapkan pasukan ke Syam dibawah pimpinan Usamah bin Zaid bin Haritsah. Namun 2 hari kemudian Rasulullah jatuh sakit selama 10 hari hingga akhirnya wafat pada Senin, 12 Rabi’ul Awal, dalam usia 63 tahun.

Islam telah menyerahkan ihwal perkara ghaib sebatas ruang lingkup uluhiyah, rububiyah, wahyu, dan nubuwwat. Rasulullah mengarahkan ummatnya untuk memikirkan ciptaan-ciptaan Allah, yang merupakan bukti keberadaan Al-Khaliq. Alqur’an telah menyebukan Nabi-nabi Allah yang harus kita Imani, yakni Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, Idris, Yunus, Hud, Syu’aib, Shalih, Luth, Ilyas, Ilyasa’, Dzulkifli, Isa, dan Muhammad. Sesungguhnya para Nabi itu tidaklah menyampaikan risalah melainkan itu merupakan risalah Allah.

Alqur’an itu mukjizat Allah yang kekal untuk Rasul-Nya, Muhammad, yang mengungkapkan kepada manusia hakekat diri mereka. Mukjizat lainnya ialah peristiwa pembelahan dada Rasulullah ketika masih kecil dan sebelum Isra’ Mi’raj, terbelahnya bulan, peristiwa-peristiwa memperbanyak makanan dan air, penyembuhan, berita hal-hal ghaib, percakapan dengan hewan tumbuhan juga benda mati, serta penjagaan Allah.

Di masa mudanya, Rasulullah menikahi Khadijah. Setelah Khadijah wafat, Rasulullah menikahi Saudah binti Zum’ah, lalu Aisyah, lalu Hafsyah, lalu Zainab binti Khuzaimah, lalu Ummu Salamah binti Abu Umayyah, lalu Juwairiyah binti Al-Harits, lalu Zainab binti Jahsy, lalu Ummu Habibah binti Abu Sufyan, lalu Maimunah binti Al-Harits. Sementara sahabat-sahabat utama Beliau ialah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Az-Zubair, Sa’ad bin Malik, Abdurrahman bin ‘Auf, dan Said bin Zaid, dimana mereka mendapatkan jaminan surga.




Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

Saturday, September 1, 2018 0 comments

Sinopsis "Tjita-Tjita Saudara Akan Berhasil" Bahasa Indonesia


Tjita-Tjita Saudara Akan Berhasil
By: Sumantri Mertodipuro

Sukses sejati berarti memperkembangkan pribadi sebaik-baiknya. Dasar sukses ialah pikiran yang membangun, bisa dengan membaca buku ataupun mengucapkan kata-kata gembira dan bersemangat sebelum tidur.

Badan adalah semacam mesin yang harus dirawat sebaik-baiknya. Ia memerlukan makanan, cahaya, kerja, udara segar, dan tidur.

Orang tanpa tujuan hidup adalah laksana kapal tanpa pedoman, tanpa kemudi. Tujuanlah yang memberi arti dan isi pada kehidupan manusia. Maka dari itu buatlah tujuan hidup Anda disertai rencana yang jelas dan tegas.

Sukses kita dalam hidup ini sebagian besar ditentukan oleh tenaga kemauan yang kita miliki. Yang terpenting dalam disiplin ialah untuk tunduk pada suatu perintah dan mengerjakan-nya tanpa membantah. Orang yang kuat kemauannya gembira hidupnya. “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin” harus menjadi semboyan kerja Anda.

Orang yang pikirannya teratur memilih sendiri pikiran dan perasaan apa yang boleh masuk dalam dunia pikirannya. Cobalah untuk mengistirahatkan tubuh Anda selepas-lepasnya, biarkan pikiran Anda tenang dan pilihlah setiap hari satu hal baru untuk dipikirkan.

Orang yang unggul memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi, dimana ia terus-menerus dalam waktu tertentu memusatkan pikiran pada satu tujuan. Kurangnya pengetahuan, adanya gangguan dari luar, daya penarik soal lain, dan lelah merupakan contoh hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi. Cara mengatasinya ialah dengan menghubungkan apa yang tidak Anda ketahui dengan apa yang Anda ketahui.

Siapa yang tak mengatur & menyusun pikirannya, pekerjaannya, dan waktunya, ia akan tinggal terbelakang. Jika menghadapi masalah yang sulit, pecah-pecahlah masalah tersebut dan selesaikan satu persatu. “Tempat yang pasti bagi setiap barang, dan setiap barang ditempatnya masing-masing”, harus menjadi semboyan Anda.

Siapa cepat, dapat, inilah yang disebut inisiatif. Dimana Anda melihat kesempatan, membuat rencana singkat, laksanakan rencana itu. Janganlah ragu-ragu dan ambilllah pelajaran dari sebuah kegagalan. Biasakanlah bertindak cepat dalam perbuatan-perbuatan Anda sehari-hari. Pusatkanlah perhatian pada apa yang Anda inginkan, jangan menunggu, tapi seranglah.

Salah satu syarat untuk maju adalah kecakapan untuk memimpin orang lain. Dimana ia memberi petunjuk dan bukan perintah. “Lebih baik bertanya dari pada langsung memerintah” merupakan nasehat yang tepat bagi pemimpin yang baik, ia juga jujur, rajin, bertindak cepat, dan percaya pada dirinya sendiri.

“Tak ada orang yang dapat menyakiti hati Anda, kecuali Anda sendiri” (Mahatma Gandhi). Penting sekali untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang di sekitar Anda. Dengan bersikap menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlaku. Memberi teladan adalah lebih cepat kerjanya daripada pidato-pidato yang bagaimanapun bagusnya.

Orang yang percaya pada diri sendirinya akhirnya akan menimbulkan kepercayaan pada orang lain. Maka dari itu bergaullah dengan orang-orang yang mempunyai kepercayaan pada diri-sendiri. Tulislah sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan yang Anda miliki secermat-cermatnya, dan pergunakan dengan sebaik-baiknya. Pikirkanlah juga sifat-sifat baik yang ingin Anda miliki. Jika mengerjakan sesuatu, lakukanlah dengan penuh kesadaran dan dengan sikap yang pasti.

Ketenangan adalah sumber kemenangan. Autosugesti, yakni memberi saran pada diri sendiri adalah salah satu cara untuk menanamkan rasa tenang pada diri-sendiri. Pergilah sehari dua kali ke tempat yang sunyi, jangan bergerak sedikitpun dan katakanlah sebanyak 50x secara perlahan dan jelas “saya tenang.”

Jumlah uang yang dimiliki belum boleh dijadikan ukuran, berhasil tidaknya hidup seseorang. Namun, uang adalah alat yang penting dalam kehidupan modern. Maka dari itu bukankah lebih baik jika Anda mengatur keuangan Anda dengan baik, dengan syarat:
a. membuat anggaran belaja,
b. menabung,
c. dan jangan berhutang, jika tak sangat perlu.

Setiap orang adalah arsitek masa depannya sendiri. Maka dari itu putuskanlah “aku harus belajar berdiri-sendiri.”




Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat]
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.

 
;