Dao
De Jing: The Wisdom of Lao Zi
by: Andri Wang
Dao
yang bisa diungkapkan dengan kata-kata bukanlah subtansi Dao yang sesungguhnya,
“Nama” yang disebut orang bukanlah “nama” yang abadi. “Wu” (tidak ada) disebut
sebagai awal terciptanya bumi dan langit, “You” (ada) dikatakan sebagai ibunda
dari segala yang ada di alam semesta; Maka jika orang bebas dari segala nafsu
keinginan (wu) baru mampu memahami misteri dan keajaibannya Dao, namun jika
pikirannya dipenuhi nafsu keinginan Dao hanya dipahami terbatas pada kulitnya
saja.
Bila
orang sudah mengganggap yang itu baik, berarti orang sudah menilai yang ini
tidak baik. Maka “ada” dan “tidak ada” saling tumbuh bersamaan, “susah” dan
“gampang” saling melengkapi, “panjang” dan “pendek” saling membandingkan, “nada
tinggi” dan “nada rendah” saling berpadu, “depan” dan “belakang” saling
mengikuti. Hanya Seng Ren yang melakukan pekerjaan secara “wu wei”; mendidik
tanpa bicara, memberi kehidupan tanpa ada niat menguasai. Bagi orang yang tidak
pernah menuntut jasa, jasanya takkan meninggalkannya.
Tidak
menjunjung tinggi orang yang pandai membuat rakyat tidak saling bersaing, tidak
memuliakan barang yang sulit didapat membuat rakyat tidak tergoda menjadi
maling, dan tidak memperlihatkan apa yang bisa merangsang keinginan membuat
hati rakyat tidak kacau. Dari itu, Sheng Ren (pemimpin) mengelola rakyatnya
dengan menjernihkan pikirannya, melemahkan ambisinya, dan menguatkan tulangnya.
Dao
ibarat wadah yang hampa kosong, tapi kegunaannya tidak ada batasnya; ia adalah
akar sumber dari semua yang ada di dunia ini. Ia menumpulkan bagian yang tajam,
mencairkan semua perselisihan, membaur dengan debu hina, dan menyatu dengan
sinar cahaya-Nya.
Langit
dan bumi tidak manusiawi, Sheng Ren pun juga tidak manusiawi; rakyatnya
diperlakukan seperti boneka anjing jerami. Banyak bicara banyak salah, lebih
baik berdiam saja tida bicara.
Lembah
dewata tidak pernah mati, ia adalah feminin yang misteri, pintu gerbangnya
adalah akar sumber yang ada di dunia ini. Keberadaannya kekal abadi, tapi untuk
memahaminya tak pelu bersusah payah.
Langit
dan bumi nan kekal, karena kehadirannya bukan untuk dirinya. Sheng Ren selalu
menempatkan diri di belakang rakyat, tanpa ego dan kepentingan pribadi,
sehingga ia dapat berhasil.
Budi
pekerti yang luhur memiliki karakter seperti Air, memberi kehidupan kepada
semua tanpa bersaing, berada di tempat terendah yang tak disukai orang. Orang
yang tidak ingin bersaing, maka tidak ada kebencian dalam hatinya.
Air
yang dikucurkan ke dalam wadah akan meluber jika sudah penuh, pedang yang
diasah terlalu tajam takkan bisa bertahan lama. Membanggakan harta dan
kedudukan akan mengundang bahaya sendiri, bila sudah berjasa dan terkenal;
lebih baik mundur ke belakang saja.
Roh
dan tubuh bergabung menjadi satu, bisakah keduanya tidak terpisahkan?
Membersihkan cermin hati nurani, bisakah tanpa setitik noda? Membuka dan
menutup pintu gerbang hati nurani, bisakah tanpa kelemah-lembutan? Menciptakan
tanpa hasrat untuk menguasai merupakan kebajikan yang amat luhur.
Mendirikan
sebuah rumah ada pintu dan jendelanya, dan ruang kosong di dalam rumah akan
berguna untuk diisi barang. Maka, memiki “you” dianggap beruntung dan memiliki
“wu” dianggap berguna.
Pacawarna
bisa membutakan mataa, pancanda bisa memnulikan kuping, pancarasa bisa
menghambarkan selera, dan memiliki barang bernilai tinggi bisa membuat takut
dicuri (kehilangan). Maka, Sheng Ren menjauhi hidup mewah berlebihan, mencari
kenikmatan dari dalam hati (tidak dari luar), mempertahankan hidup tenang
dengan kesederhanaan dan rasa berkecukupan.
Pujian
(atas) dan penghinaan (bawah) mampu mengejutkan orang. Orang takut tertimpa
kemalangan besar karena melekat sang “Aku” di dalamnya. Dari itu, jika
seseorang mencintai rakyat melebihi dirinya sendiri, maka negara pantas
diserahkan padanya.
Belum
ada kata yang mampu menyebut siapa Dia karena semuanya sudah membaur menjadi
satu. Memahami awal terciptanya alam semesta merupakan hukum Dao.
Orang
yang berjiwa Dao, sifatnya lemah lembut dan pengetahuannya sangat luas;
kehati-hatiannya seperti melintasi sungai es, mawas diri takut menggangu
tetangga, penampilannya anggun seperti sedang bertamu, tidak tergesa-gesa
seperti es yang tengah mencair, kepolosannya seperti batu giok yang belum
diukir, dan berlapang dada seperti lembah yang luas. Siapa yang dengan
ketenangannya mampu menjernihkan yang keruh, ia mampu mengubah kegagalan
menjadi keberhasilan.
Kosongkan
pikiran sepenuhnya, pertahankan ketenangan sedalamnya, dan kembali ke takdir
adalah hukum kekekalan yang takkan berubah. Bersedia menampung semuanya berarti
bisa berbuat adil, yang berarti bisa menerima semuanya.
Kualitas-kualitas
seorang pemimpin: rakyat hanya tahu keberadaannya, rakyat sangat akrab
dengannya, rakyat takut kepadanya, dan rakyat menghujatnya. Seorang pemimpin
mampu bertahan lama karena kata-katanya yang berharga bisa dipercaya.
Bila
Dao diabaikan; keluarlah cinta kasih dan keadilan, bila kebijaksanaan
diasingkan; timbullah kemunafikan besar, bila keluarga tidak harmonis;
timbullah rasa berbakti pada orangtua, dan bila negara kacau; keluarlah pejabat
heroik membela negaranya.
Bila
kebijakan yang tersirat intrik dan akal bulus dilenyapkan: rakyat diuntungkan
ratusan kali, bila kata-kata tidak cukup; rakyat dikembalikan ke jalan yang
benar---mempertahankan hidup sederhana dan jujur; mengurgangi ego dan
menyedikitkan keinginan.
Tinggalkan
pelajaran dogmatis agar bebas dari kecemasan. Oh! Hidup hidup mereka sangat
tamak dan tidak bermoral. Oh! Aku hidup santai seperti tunawisma. Oh! Seperti
orang yang lugu tidak tahu apa-apa. Oh! Aku bebas seperti angin sejuk
menghembus tanpa henti. Aku sendirilah yang beda dengan mereka; memuliakan
disusui dalam pelukan Ibunda.
Karakter
orang yang tinggi kebajikannya selalu mengikuti jejak Dao. Sejak dulu nama-Nua
tak pernah hilang. Ia adalah Bapak Pencipta Agung, yang kudapati melalui
fenomena hukum alam.
Orang
yang punya toleransi bisa selamat, punya sedikit dulu baru menjadi banyak.
Sheng Ren memeluk yang Satu (Dao) ini sebagai teladan dunia, karena hanya orang
yang tidak mau bersaing yang di dunia ini tak ada yang mau menyainginya.
Sedikit
bicara sesuai dengan karakter hukum Alam, sebagaimama angin topan tidak menderu
sepanjang pagi dan hujan lebat tidak berlanjut sepanjang hari. Bila seorang
pemimpin tidak lagi dipercaya rakyatnya, tentu ada ucapannya yang tidak bisa
dipegang.
Berdiri
dengan kaki berjinjit tidak bisa bertahan lama, berjalan dengan langkah besar
tidak bisa berjalan jauh; suka menonjolkan diri tidak akan terkenal, menganggap
diri paling benar tidak akan meyakinkan orang. Maka, orang yang berjiwa Dao
tidak akan melakukannya.
Ada
Tubuh Dao yang sama-samar di alam semesta, Ia sudah ada sebelum Langit Bumi
diciptakan. Ia kuberi nama Dao, lagi kuberi nama Mahabesar, Kebesaran-Nya tanpa
batas. Maka dikatakan bahwa Dao adalah besar, langit adalah besar, bumi adalah
besar, dan umat manusia juga besar.
Kehati-hatian
adalah pangkal pencegah kecerobohan, ketenangan adalah majikan emosi, dan Sheng
Ren seharian tidak pernah meninggalkan muatan berat tersebut.
Berbuat
baik tidak perlu meninggalkan bekas, perhitungan yang jujur tidak memerlukan
siasat, dan perjanjian yang jujur; meskipun tanpa ikatan; tidak akan dilanggar.
Orangnbaik adalah teladan bagi orang yang tidak baik, dan orang tidak baik
adalah cermin bagi orang baik.
Bila
sudah mengenal sifat maskulin (kuat keras), maka pertahankanlah sifay feminim
(lemah lembut). Bila sudah memperoleh sinar teranh putih benderang, rela
berdiam di posisi gelap gulita; baru bisa menjadi teladan dunia. Bila keutuhan
Dao dipecahbelahkan menjadi bermacam penafsiran, Sheng Ren hanya menjiwai Dao
yang sejati; bukan penafsirannya.
Dunia
ini adalah wadah yang sakral, tidak mungkin dikuasai oleh siapa pun. Maka Sheng
Ren selali menghindari sesuatu yang ekstrem, tidak hidup yang berlebihan, dan
tidak membesarkan diri sendiri.
Menteri
yang menasehatkan Dao kepada rajanya, takkan menganjurkan kekerasan menguasai
negara lain, karena setiap tindakan kekerasan akan mendapatkan balasan. Tidak
mengikuti hukum Dao, mengarah pada kematian dini.
Senjata
perang adalah alat yang tidak membawa keberuntungan, juga bukan alat yang
digunakan oleh pria sejati. Dalam keadaan terpaksa, senajata baru boleh
digunakan. Meski begitu, ketenangan dan toleransi harus diutamakan.
Dao
nan kekal tanpa nama, dan tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu
menguasai-Nya. Setelah semua yang ada di dunia ini ada namanya, mulailah timbul
orang yang terkenal, dan mengetahui batasan menghindarkan dari bahaya.
Dapat
mengenal diri orang itu pandai, dan mampu mengenal diri sendiri itu arif bijak.
Dapat mengalahkan orang lain itu kuat, dan mampu mengalahkan diri sendiri itu
perkasa. Adapun orang yang tahu cukup itu orang kaya.
Oh!
Keberadaan Maha Dao seperti air sungai yang mengalir ke mana-mana, semua yang
hidup bergantung kepada-Nya tanpa pernah ditolak. Maka itu, Ia patut disebut
Maha Besar.
Jika
pemimpin berpegang teguh pada prinsip Maha Dao, rakyat akan mengikuti jejaknya,
sehingga mereka tidak saling membahayakan dan hidup dalam damai tenteram.
Kalau
ingin membuat lawan ciut, biarkan dia membual sementara dulu; kalau ingin
membuat lawan lemah, biarkan dia menguat sementara dulu; Kalau menginginkan
sesuatu, berilah sedikit keuntungan terlebih dahulu; ini cara mengalahkan musuh
yang cemerlang. Lemah-lembut mampu mengalahkan yang kuat-keras, dan senjata
negara tidak boleh dipamerkan di hadapan rakyat.
Perilaku
Dao selamanya “wu wei”, dan bila raja dan pendampingnya berpegang teguh
pada-Nya, maka rakyat akan hidup berkembang secara bebas alamiah. Teladan
kesederhanaan Dao akan menenangkan tamak dari nafsu keinginan rakyat, sehingga
dunia bisa menjadi tenang dengan sendirinya.
Orang
yang moralnya tinggi tidak menunjukkan dirinya bermoral, ia berperilaku “wu
wei”, dan orang yanh punya rasa kemanusiaan tinggi, bekerja tanpa tujuan
pribadi. Pria sejati mengutamakan intinya, bukan kulitnya; maka dia tolak
kemunafikan, mempertahankan kejujuran.
Sejak
zaman dahulu kala yang mendapatkan Satu ini (Dao): langit menjadi cerah, bumi
menjadi tenang tenteram, air mengalir lebih deras, semua ciptaan-Nya hidup tumbuh
berkembang, dan Raja mengelola negeri dengan benar.
Siklus
yang berbalik, Dao yang menggerakkan. Lemah lembut adalah perilaku Dao. Semua
yang berada di dunia ini dilahirkan dari yang “you” (ada), dan “you” (ada)
dilahirkan dari “wu” (tidak ada).
Orang
yang memiliki kecerdasan tinggi mendengar Maha Dao dan rajin mempraktikkan
ajaran-Nya, sementara orang yang memiliki kecerdasan rendah mendengar Dao dan
menertawakannya. Hanya orang yang berjiwa Dao yang suka memberi tanpa terdengar
namanya.
Dao
menciptakan “satu”, “satu” melahirkan “dua”, dan seterusnya, dimana semua
makhluk mengandung “yin” (dalam) dan “yang” (luar).
Yang
paling lunak di dunia mampu menembus yang paling keras di dunia ini. Dari
situlah aku baru memahami manfaatnya “wu wei”, dan mendidik tanpa bicara adalah
salah satu manfaat dari perilaku “wu wei”.
Nama
lebih disayang dari harga diri, dan kesehatan lebih berharga dari harta
kekayaan. Kesukaan yang berlebihan akan menguras banyak energi, dan menimbun
banyak harta kekayaan akan mengalami kehilangan yang lebih banyak. Dari itu,
tahu cukup tidak menjadi hina, tahu batas bisa terhindar dari bahaya, dengan
begitu bisa selamat.
Yang
paling sempurna sepertinya masih ada kekurangan, yang paling lurus sepertinya
masih belum lurus benar, dan orang yang paling pintar pun sepertinya masih
bodoh. Dari itu, pikiran jernih dan jiwa yang tenang adalah standar yang palinh
diutamakan bagi seorang pemimpin di dunia ini.
Negara
yang menganut prinsip Dao, kotoran kuda tempur dijadikan pupuk kandang, dan
tidak ada bencana yang lebih besar daripada merasa belum cukup. Maka, orang
yang merasa sudah cukip, selamanya merasa berkecukupan.
Makin
jauh pergi keluar mencari ilmu, makin sedikit yang didapat. Maka Sheng Ren
tidak pergi keluar jauh sudah paham dunia, tidak perlu dilihat sudah jelas
masalahnya, dan tidak dipaksanakan sehingga bisa berhasil.
Makin
banyak belajar ilmu, makin banyak pengetahuannya. Makin banyak belajar falsafah
Dao, makin banyak berkurang, hingga sampai ke ranah perilaku “wu wei”, sehingha
tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Dari itu, mengelola suatu negara, jangan
dikaitkan dengan kepentingan pribadi.
Sheng
Ren tidak punya kepentingan pribadi dan membatasi subjektifitas, hatinya
disatukan dengan hati rakyat, ia melayani dengan kebaikan, melayani rakyat
seperti anaknya sendiri.
Manusia
dilahirkan dan meninggal dunia, dimana tamak mengejar nafsu keinginan membuat
seseorang meninggal dunia sebelum waktunya. Aku pernah dengar ada orang yang
pandai mengolah diri, pergi perang tidak pernah terluka, dan harimau tidak mau
menerkam, baginya tidak ada ranah kematian.
Tidak
ada umat manusia yang tidak menghormati Dao (sang Pencipta) dan memuliakan De
(moral), keduanya tidak pernah memaksakan kehendak, membiarkan semuanya hidup
bebas berkembang biak. Setelah memberi tidak merasa berjasa merupakan kebajikan
yang memiliki arti amat dalam.
Bumi
ini punya awal mulanya, berperan sebagai ibunda dari segala yang ada, sehingga
anak yang kembali ke dalam pelukannya akan bebas dari bahaya. Tutup mulut
jangan banyak bicara, tutup rapat pintu keluar masuknya nafsu keinginan dan
hidup takkan mengalami kesulitan. Inilah yang dinamakan telah menerima
pencerahan Dao yang kekal.
Bila
aku sudah yakin betul hakekat Dao, aku tidak ragu lagi berjalan di atas jalan
raya Dao, yang lebar dan luas. Namun, orang awam lebih suka jalan yang sempit
dan berliku, sebagaimana kehidupan di istana yang bobrok dan korup.
Orang
yang teguh pendiriannya tak tergoyahkan, dan orang yang kuat keyakinannya tak
mudah terlepaskan. Dari itu, latihlah keyakinan Dao pada diri sendiri,
keluarga, desa, dan negara, sehingha kebajikan bisa tersebar luas.
Orang
yang tinggi kebajikannya, seperti bayi yang baru lahir. Ini disebabkan
energinya dalam keadaan harmoni, jiwa dan raga.
Orang
yang luas pengetahuannya tidak banyak bicara, menutup rapat pintu keluar masuk
nafsu keinginan, meleraikan perselisihan, meredupkan sinarnya dan menyatu
dengan debu. Sehingga dikatakan ia telah masuk ke ranah Dao, dimuliakan semua
orang.
Mengelola
negara dengan benar dan jujur tanpa siasat, tanpa tujuan kepentingan pribadi,
sehingga rakyat hidup sederhana sejahtera, dan inilah yang dilakukan Sheng Ren.
Bila
negara dikelola dengan jiwa besar, rakyat menjadi tenang dan mau hidup
sederhana. Oh! “nasib buruk” menopang “nasib baik” di belakangnya, dan Sheng
Ren berlapang dada tanpa batas; bermurah hati dengan tulus menyinari tanpa
menyilaukan.
Berbakti
kepada rakyat dan bekerja untuk Tian, tidak ada yang lebih baik daripada hidup
menghemat sederhana. Persiapan sejak dini berarti sudah menghimpun kebajikan,
sehingga tak ada masalah yang tak bisa diatasi, dan kemampuan yang tak terukur
itu patut ditugaskan memimpin negara, juga sudah menganut prinsip Dao.
Mengelola
negara besar ibarat memasak ikan kecil. Bila negara dikelola dengan prinsip
Dao, Sheng Ren takkan melukai hati rakyat, kebajikan menyatu di hati mereka,
dan dunia menjadi damai tenteram.
Negara
besar mau merendah seperti dibawah arus ratusan sungai, baru bisa menjadi pusat
pertemuan negara sedunia. Negara besar mau merendah mengayomi negara kecil dan
negara kecil mau merendah di hadapan negara besar, sehingga keduanya
mendapatkan keuntungan bersama.
Maha
Dao adalah pelindung bagi semua ciptaannya, harta karun bagi orang yang baik,
petunjuk jalan bagi orang yang salah jalan, kata-kata baiknya mendapatkan
penghargaan banyak orang. Maka, daripada dihadiahkan batu giok besar, lebih
baik dihadiahkan Maha Dao; Bukankah Dao tanpa diminta sudah memberi?!
Bekerjalah
dengan perilaku wu wei, berbuat tanpa tujuan kepentingan pribadi, merasakan
godaan dari luar dengan rasa hambar. Besar berasal dari yang kecil dan banyak
berasal dari yang sedikit, maka Sheng Ren tidak merasa dirinya besar sehingga
dia mampu menjadi besar, tidak pernah meremehkan persoalan sehingga tidak
pernah mengalami kesulitan.
Situasi
negara yang aman mudah dikontrol, masalah yang masih kecil segera diatasi
sebelum menjadi besar. Sheng Ren bekerja secara “wu wei”, tidak melekat sesuatu
tidak ada kehilangan, membantu manusia kembali pada kesederhanaan alam, agar
manusia tidak berani berbuat sewenang-wenang.
Pemimpin
zaman dahulu yang berjiwa Dao mendidik rakyat menjadi orang yang polos jujur.
Jika negara dikelola tidak berdasarkan intrik dan akal-akalan, negara akan
menjadi makmur sentosa. Oh! Manusia kembali ke asal mulanya, maka tercapai
kebesaran harmoni alamiah.
Sungai
besar dan lautan samudera menjadi pusat berkumpul ratusan air sungai karena
mereka berada di tempat yang lebih rendah. Dari itu, pemimpin yang ingin berada
di atas rakyat, harus merendah di hadapan rakyat, meletakkan kepentingan
pribadinya di belakang rakyat. Dia yang tidak ingin bersaing, di dunia ini
tak ada yang bisa menyainginya.
Aku
punya tiga jimat pusaka; welas asih, hidup hemat-sederhana, dan tidak
mendahului yang lain (mengalah). Tian (langit) selalu menolong dan melindunhi
dengan welas asih.
Orang
yang pandai memanfaatkan bakat orang, mau merendah di depannya. Inilah
kebajikan tanpa bersaing, ajaran tertinggi sejak zaman dahulu (hukum Dao dari
langit).
Tak
ada bencana yang lebih besar daripada meremehkan musuh, dan kelompok yanh
memiliki welas asih akan meraih kemenangan.
Kata-kataku
bersumber dari kearifan dan kebijakan pendahulu, dan keterbatasan kearifan
orang awam membuatnya berharga.
Tidak
tahu tapi mengatakan tahu akan menyulitkan diri sendiri, dari itu kalau tidak
tahu katakan tidak tahu agar tidak mengalami kesulitan.
Bila
rakyat tidak ditindas dan diekploitasi, rakyat tidak akan sakit hati dan
melakukan perlawanan. Hanya Sheng Ren yang tahu diri dan tidak merasa dirinya
yang paling benar, tidak mengkultuskan dirinya.
Pemberani
yang suka pamer bisa terbunuh dan pemberani yang merendah bisa selamat. Dao
dari langit tanpa melawan bisa memang, tidak bicara ditanggapi, dan tidak
dipanggil datang sendiri.
Rakyat
jelata tidak lagi takut mati, lalu kenapa ditakuti dengan hukuman mati. Hukuman
mati selayaknya diberlakukan pada kriminal berat. Jika hukuman mati sudah
dijatuhkan, siapa yang berani melakukan kejahatan lagi.
Rakyat
menderita kelaparan karena pajak terlalu tinggi, sehingga rakyay sulit diatur.
Penguasa yang korup, membuat negara sulit dikelola, sehingga rakyat bernai
melawan. Hanya orang yang hidupnya sederhana yang disebut bijak arif.
Orang
hidup, tubuhnya lunak dan lentur; orang mati, tubuhnya kaku dan keras. Dari
itu, sesuatu yang kuat keras adalah tanda kematian, dan lembut lentur adalah
pertanda kehidupan. Besar dan kuat akan terkubur di bawah tanah, lemah dan
lunak akan tumbuh di atas bumi.
Perilaku
Dao dari Tian (langit) seperti orang menarik busur panah, yang lebih dikurangi
dan yang kurang ditambahkan. Siapakah yang bisa memberi kelebihannya kepada
mereka yang kekurangan?!
Di
dunia ini tidak ada yang lebih lembut daripada air, yang lemah dan lembut mampu
mengalahkan yang kuay dan keras. Dari itu, orang yang mau menanggung malu
negara, layak menjadi pemimpin negara.
Meskipun
dendam besar sudah didamaikan, pasti masih ada sisa dendam dibelakangnya. Hanya
Sheng Ren yang memegang tagihan utang dan tidak mengejar menagih utangnya.
Negara
kecil dengan sedikit rakyat, senjata perang tak pernah digunakan, bersuka cita
merayakan upacara adat, sudah tua meninggal dunia tanpa berkunjung ke negara
tetangga.
Kata-kata
yang bisa dipercaya tidak perlu dihias; kata-kata yang dihias tak perlu
dipercaya. Orang yang baik hatinya tidak suka berdebat; orang yang suka
berdebat tidak baik hatinya. Orang yang banyak pengetahuan tidak suka
menonjolkan diri; orang yang menonjolkan diri tidak banyak pengetahuannya. Dari
itu, Sheng Ren tidak menimbun apa-apa untuk dirinya, banyak membantu orang dan
tetap merasa cukup.
Intisari falsafah Dao dari Lao Zi: Wu Wei (tidak melakukan apa-apa), Wu Yu (tanpa nafsu keinginan), Wu Zheng (tanpa bersaing), dan Bersikap lemah lembut tanpa melakukan kekerasan.
Note:
- dikhususkan bagi yang sudah membaca bukunya [sebagai pengingat].
- bagi yang belum membaca bukunya, amat disarankan untuk membacanya [jika tertarik], sebab setiap penulis memiliki cara penyampaiannya sendiri-sendiri.